Ten (spesial chap) - wisuda Jaemin

1.4K 140 4
                                    

Hari ini merupakan hari kelulusan Jaemin. Acaranya dilangsungkan sejak pagi, sehingga membuat Jaemin sudah sibuk sejak dini hari. Tidak perlu mencari mua dan menyewa gaun wisuda, Jaemin bisa melakukannya sendiri. Jangan remehkan dia, meski sehari-hari hanya memakai moisturizer dan lip balm saja, Jaemin cukup handal untuk itu. Lalu kenapa harus bangun dini hari? Jawabannya adalah Renjun dan Haechan yang memintanya untuk menjadi mua mereka. Parahnya lagi kedua ibu mereka, juga ibunya memintanya juga. Jadi Jaemin punya tanggungan 5 orang selain dirinya. Hal ini yang membuat rumahnya ramai di lagi buta. Jeno juga terbangun untuk membantu Jaemin menyiapkan perlengkapannya.

"Apa yang bisa aku bantu?" Tanya Jeno pada Jaemin yang mulai menyiapkan pakaian untuk sahabatnya.

Jaemin sedang menyiapkan segala gaun dan memadupadankan aksesoris nya. Sedangkan Renjun dan Haechan sedang membantu menyiapkan sarapan mereka.

"Ambilkan sabuk warna lilac di lemariku paling pojok, yang isinya aksesoris tolong! Hanya buka lemari itu jangan yang lain. Kita belum resmi menikah kalau kau lupa" pinta Jaemin dengan sedikit peringatan.

"Ah, yang hitam juga. Yang seperti tali. Bahannya dari kain" ucap Jaemin menambahi

"Siap boss!" Ucap Jeno semangat membuat Jaemin tak dapat menahan senyumnya

Jaemin memulai cosplay sebagai mua mulai jam 4 pagi dimana semuanya sudah sarapan dan mandi. Orang yang pertama Jaemin dandani adalah eommanya Haechan. Sama seperti anaknya, Eomma Haechan sama ribetnya dan Jaemin memilih mendandani para ibu-ibu lebih dulu baru sahabatnya. Jeno duduk di kasur Jaemin dan memperhatikan tunangannya yang mulai merias.

"Bagaimana eommonim?" Tanya Jaemin setelah memberikan polesan terakhir

"Bagus sekali. Mau sangat pintar. Gumawo Jaemin-ah. Aku suka gaya riasmu" ucap eomma Haechan puas

"Wah, eomma cantik sekali" ucap Haechan saat baru masuk ke kamar Jaemin.

"Syukurlah kalau imo suka. Next. Silahkan imo" panggil Jaemin pada ibunya Renjun

"Wah, sekarang giliranku di dandani cantik seperti Haechan eommonim" ucap eommanya Renjun

***

"Wah, apa ini? Kenapa istri kita jadi nampak muda semua" ucap appa Jaemin. Baru saja nyonya Na, Lee, dan Huang turun dari lantai dua. Dandanan mereka sangat cantik dan anggun. Tak hanya ketiganya saja yang puas, ketiga suaminya juga sama puasnya.

"Aku juga merasa begitu. Jaemin sangat berbakat" puji eommanya Renjun

Dilantai dua, Jaemin sedang merias Haechan. Haechan sudah duduk menghadap kaca di tempat rias Jaemin dan Jaemin sendiri berdiri di belakangnya.

"Tidak bisakah kau merias sambil duduk? Tidak lelah berdiri terus?" Celetuk Jeno yang duduk di sofa disana sambil bermain ponsel.

"Benar. Aku tidak keberatan kalau harus duduk menghadapmu. Kau bisa duduk di depanku dan aku mundur sedikit. Jadi aku masih bisa melihat kaca" ucap Haechan

"Tapi aku menghalangi nanti" ucap Jaemin

"Kwencana. Tidak sepenuhnya menghalangi juga" ucap Haechan

"Baiklah. Jeno?" Jaemin menurut dan menarik kursi lain dan duduk di depan Haechan. Lalu memanggil Jeno yang masih adik di sofa.

"Wae? Ada yang kau perlukan?" Tanya Jeno mengubah duduknya menjadi tegap

"Air putih hangat tolong! Hehe" Jaemin mengatakannya dengan cengiran

"Nado!" sahut Renjun dan Haechan bersamaan

"Oke. Ngomong-ngomong Mark tidak kesini?" Tanyanya sebelum pergi

"Masih di jalan katanya. Dia tidak bisa bangun terlalu dini" ucap Haechan

"Yo! Ada apa mencariku?" Tanya Mark yang baru tiba dan masih berdiri di depan kamar Jaemin

"Hanya tanya" ucap Jeno acuh lalu mengambilkan air untuk Jaemin

Setelah kembali, Jeno menyusul Mark duduk di sofa. Sepertinya keduanya asik memainkan game bersama. Terlihat dari 'hp miring' yang keduanya pegang.

"Selesai" ucap Jaemin

Jeno yang mendengarnya langsung menatap Jaemin. Seingatnya tadi Jaemin baru mendandani Haechan tapi sekarang sudah selesai sampai Renjun.

"Kalau begitu, sekarang giliranku. Tuan-tuan yang terhormat. Alangkah lebih baiknya kalau kalian juga ikut bersiap. Lihat sudah jam berapa sekarang" ucap Jaemin menegur kedua namja yang asik bermain game di sofa.

Jeno menurut. Dia berdiri dan keluar menuju kamarnya untuk bersiap. Mark juga ikut turun ke bawah. Haechan dan Renjun turun bergabung dengan para orangtua, meninggalkan Jaemin sendiri yang tengah merias diri.

"Selesai" ucap Jaemin puas dengan hasilnya. Dia lalu mengambil flat shoes dan tas slempang yang sudah dia siapkan. Lalu turun kebawah. Dressnya sangat pas di tubuhnya. Menonjolkan tubuh langsing dan tinggi itu.

"Wah, putri eomma cantik sekali!" Puji nyonya Na

"Wah Jaemin-ah. Kenapa tidak setiap hari kau begini saja? Cantik sekali" puji Haechan heboh

"Aku iri body langsingmu" ucap Renjun

"Gumawo hehe... Kau juga langsing renjun, tidak perlu iri" ucap Jaemin

"Tapi tidak setinggi dirimu. Dia kan pendek" ucap Haechan mengejek.

"Jeno belum selesai?" Tanya Jaemin cepat sebelum Renjun membalas Haechan dan akan jadi keributan nantinya.

"Belum. Mark duluan tadi yang mandi. Eomma sudah memintanya mandi di kamar lain tapi tak mau" jawab nyonya Na

"Arraseo. Aku menyusul"

Jaemin berjalan cepat ke kamar Jeno. Mengetuk pelan lalu membukanya.

"Belum selesai?" Tanya Jaemin pada Mark yang duduk di kasur.

"Aku hanya kurang menata rambut. Aku baru mau meminta tolong Haechan. Jeno baru ganti baju. Aku keluar dulu kalau begitu. Jangan berbuat macam-macam. Kalian belum resmi menikah" ucap Mark menggoda

"Ish! Keluar sana" usir Jaemin kesal

"Ada apa?" Tanya Jeno yang baru keluar dari ruang ganti

"Aniya. Sini kurapikan rambutmu" ucap Jaemin

Jaemin mengambil hair spray dan sisir lalu berdiri di depan Jeno yang duduk di sofa. Tangannya dengan lihai menata rambut Jeno. Jeno dengan ragu memegang pinggang Jaemin.

"Kau terlihat kecil memakai baju ini" ucap Jeno

"Bukankah bagus? Apa tidak cocok" Tanya Jaemin

"Cocok kok. Sangat cantik. Boleh aku memelukmu?" Tanya Jeno

Jaemin menaikkan alisnya bingung. Tumben sekali. Meski ragu, tapi Jaemin bergerak maju sedikit. Jeno lalu menempelkan dagunya ke perut Jaemin dan mendongak menatapnya.

"Rencana tuhan sangat indah. Tak kusangka aku bisa punya istri sepertimu" ucap Jeno

"Masih calon. Sudah selesai. Ayo keluar dan segera berangkat. Aku tak mau terlambat" ucap Jaemin

***

"Selamat sayang! Akhirnya kau bisa fokus mengurus perusahaan sekarang" ucap nyonya Na

Jaemin hanya tersenyum menanggapinya. Lalu memeluk kedua orangtuanya. Tak hanya orang tua Jaemin, orang tua Haechan dan Renjun juga memberinya selamat. Tak main-main, Jaemin mendapat gelar terbaik wisuda kali ini. Membuatnya di banjiri pujian. Haechan dan Renjun turut bangga dengan hasil Jaemin.

"Eomma, appa. Aku dan Jaemin tidak ikut kalian ne? Kami mau jalan-jalan sebentar. Boleh kan?" ucap Jeno

"Eeiii.... Tentu saja. Aduh, yang mau menikah semakin manis saja" ucap nyonya Na di selingi godaan

"Kemana?" Tanya Jaemin bingung

"Nanti juga tau. Ikut saja" ucap Jeno












TBC
Mian typo bertebaran
Votement juseyo....

Sweet and sour ~ nomin [[END]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang