Sixteen

1.3K 117 1
                                    

Layaknya rutinitas sebelumnya, Jaemin datang ke kantor pagi hari. Bedanya dia tidak sendiri. Ada Jeno yang menemani. Sepertinya kata 'bodyguard' kemarin diartikan secara nyata. Jeno benar-benar hampir 24 jam ada di samping Jaemin. Rapat pun Jeno juga ikut dan duduk disampingnya.

"Rapat dimulai 10 menit lagi" ucap Sohyun pada Jaemin yang baru tiba. Rapat internal seringkali dibuat pagi agar siangnya mereka bisa bekerja dengan tenang.

"Jen-" ucapan Jaemin terpotong

"Aniya. Aku akan tetap bersamamu" sahut Jeno cepat

"Hah?" Jaemin mengerjap dan memandang Jeno bingung. Apa maksudnya?

"Kau mau melarangku ikut kan?" Ucap Jeno menjelaskan dengan pertanyaan

"Ani. Ini, tolong bawakan laptopku" ucap Jaemin pelan. Sepertinya masih loading dengan maksud Jeno

"Ah, arraseo. Mana aku bawakan" ucap Jeno cepat-cepat mengambil laptop itu

"Ah... Hahahahaha"

Jaemin baru connect dengan jawaban Jeno. Apa-apaan itu, jadi Jeno tadi terlalu PD?

"Tuan dan nyonya. Mohon untuk segera ke ruang rapat. Semua sudah menunggu disana" ucap Sohyun menginterupsi

"Malah asik sendiri. Rasanya seperti aku tidak digunakan lagi disini" gerutu Sohyun

"Aku mendengarmu eonni" teriak Jaemin

"Ne. Palli!" Sahut Sohyun berteriak

***

Beberapa hari setelahnya berjalan baik-baik saja. Jaemin juga beberapa kali meminta bantuan Jeno. Jeno dengan senang hati membantunya meski kerap kali Jaemin sedikit membatasi Jeno agar tidak terlalu ikut campur. Tapi hari ini berbeda. Jeno tidak tau apa masalahnya sebenarnya. Yang dia tau tamu Jaemin kali ini bukan tamu yang diundang dan sepertinya Jaemin juga tak menyukainya. Jeno ikut di ruang rapat yang mereka jadikan tempat pertemuan. Jaemin tadi sudah memperingatkan untuk tidak terlalu mendekat. Mereka hanya ingin bicara berdua. Bahkan sekertaris Jaemin dan sekertaris tamunya tak ikut duduk. Keduanya berbicara lumayan pelan membuat mereka yang berdiri meski masih dalam satu ruang yabg sama tidak dapat mendengarnya.

"Sekali lagi aku katakan, aku tidak akan mau berinvestasi di perusahaan kalian selagi tujuan utama kalian masih sama"

Jeno mendengar nada suara Jaemin yang kurang mengenakkan. Jeno hendak mendekat tapi dicegah oleh Sohyun.

"Memangnya kenapa? Perusahaan ku sudah punya nama besar. Aku sudah menolak banyak perusahaan demi mengejar perusahaan ini. Kenapa kau masih menolak?" Ucap orang itu tak terima. Dia mengatakan sambil berdiri dan menatap Jaemin nyalang.

"Aku sudah mengatakannya berkali-kali. Setiap kali kita bertemu aku selalu mengatakannya. Baiklah kalau kau masih ingin tau. Sekalian saja aku katakan dengan jelas. Juga katakan pada ayah mu. Tidak perlu berusaha lebih keras lagi. Aku tidak akan mau bekerjasama apalagi berinvestasi untuk perusahaan kalian sebelum kalian mengubah tujuan utama kalian. Jangan pikir aku bodoh. Aku tau kalian hanya mencari keuntungan lebih dengan dalih kerjasama. Menindas rakyat kecil demi mencari keuntungan. Kalian pikir itu bagus? Huh! Tentu saja tidak. Sudah berapa perusahaan yang bangkrut karena kelicikan kalian. Aku tau semuanya. Aku punya daftarnya jadi tidak perlu menemuiku lagi. Dan ku harap kau tidak mengikuti jejak ayahmu itu. Sudah tau bukan jalan yang baik, masih saja dituruti. Ayah dan anak sama saja" ucap Jaemin kesal. Dirinya ikut berdiri dan berbalik bersiap pergi

"Huh, apa ini ajaran appamu. Kau benar ayah dan anak sama saja. Bagaimana denganmu? Berapa korban yang kau perlakukan tidak baik secara fisik demi melancarkan keinginanmu. Kau mungkin bisa membohongi publik dengan menutupinya. Tapi tidak denganku. Kata yang tepat. Ayah dan anak sama saja. Ayahnya kasar berarti anaknya juga kasar bukan?"

"Kumohon untuk keluar dari sini. Kita sudah tidak ada urusan lagi" ucap Jaemin. Baru selangkah maju, namja tamunya tadi kembali bersuara.

"Kau terlalu penurut nona. Kejadiannya sudah bertahun-tahun dan baru terungkap sekarang. Aku jadi penasaran, selain dilukai punggungmu, apa lagi yang dilakukan ayahmu? Menjadikanmu budak seks-nya?" Ucapnya sambil menyentuh bahu dan leher belakang Jaemin sensual

Oke. Jaemin sudah tidak dapat menahan kesabarannya sekarang. Dia berbalik dan menendang orang itu begitu saja.

Brak~

Orang tadi langsung dibantu sekertarisnya. Jaemin masih berdiri dengan nafas memburu.

"Meski aku tidak membenarkan perlakuan ayahku, tapi jangan pernah samakan ayahku dengan ayahmu. Setidaknya ayahku hanya berlaku keras padaku"

"Kenapa? Harusnya kau senang karena aku menyamakannya dengan ayahku. Ayahku tidak licik. Dia terlalu cerdas dan mereka saja yang terlalu mudah di bodohi. Kau berkata seperti itu seperti kau tau ayahku saja"

"Tuan Ahn Hyun Jin. Aku tau betul seluk beluk ayahmu. Dan aku tidak akan pernah mau bekerjasama dengan orang busuk seperti ayahmu"

Plak~

Jaemin mendapatkan tamparan yang cukup keras. Beruntung dia bisa memegang kursi di sebelahnya, membuatnya tidak sampai jatuh. Jaemin mengisyaratkan agar Jeno tidak mendekat ketika merasakan sedikit pergerakan darinya.

"Apa kau pikir ayahmu baik?" Tanya Jaemin

"Tentu saja. Dia melakukannya agar perusahaan dapat berkembang"

"Apa kau pikir aku menolakmu hanya karena kelakuannya dalam berbisnis?"

"Memangnya apa lagi. Kau tidak tau apa-apa tentang ayahku bodoh!" Ucap  namja tadi. Kali ini suaranya sudah meninggi

"Ayahku memaksa agar perusahaan bisa berjalan dengan lancar. Lagipula ayah juga memberi kompensasi. Itu hal wajar dalam bisnis. Kau saja yang tidak tau adik kecil. Kau tau apa? Aku hanya tau untuk menuruti semua perkataan ayahmu agar tidak mendapat hukuman. Itu benar kan? Itu sudah bukan rahasia lagi. Semua orang tau seberapa kejinya ayahmu. Sejahat-jahatnya ayahku, setidaknya dia tidak melukaiku dan memperlakukanku seperti binatang seperti apa yang ayahmu lakukan padamu. Dia seperti binatang yang tega melukai anaknya atau bahkan lebih buruk dari hewan" lanjutnya

Kepalan tangan Jaemin semakin erat. Jaemin mengambil dokumen di mejanya tadi. Beberapa lembar dia ambil dari map itu. Memberikannya pada namja tadi.

"Jika kau menyebut ayahku binatang, lalu kau sebut apa ayahmu setelah kau tau seperti apa kelakuannya selama ini. Jangan berpikir ayahmu lebih baik dari ayahku. Kau salah mencari lawan tuan. Meski aku jauh lebih muda darimu, tapi aku lebih dulu mengenal bisnis daripadamu" ucap Jaemin tegas.

Namja tadi menerima kertas yang diulurkan Jaemin. Membukanya karena penasaran. Terkejut dengan isinya membuatnya sampai jatuh terduduk.

"Tidak mungkin"

"Kau harusnya tidak mengatai orang lain ketika ayahmu berperilaku lebih buruk darinya"

Kali ini Jaemin benar-benar pergi. Berjalan dengan cepat. Mukanya datar dan tangannya terkepal erat. Sohyun dan Jeno mengikuti. Sebelum keluar, mereka melewati namja tadi dan membaca kertas yang sudah berceceran di depannya.

Ada banyak judul dan berbagai foto. Yang membuat keduanya paling terkejut adalah. Beberapa foto dengan sebuah judul yang tercetak besar.

"Predator anak dan seks. Jumlah korban: 30 orang. Ditutupi dengan memberi suap pada polisi"

Foto adegan tak senonoh ada dibawahnya. Satu kata yang keduanya sama-sama pikirkan.

"Pria gila"

Jeno berlari mengejar Jaemin yang masuk ke lift. Harusnya dia naik jika mau kembali ke ruangannya karena jam kerja belum usai, tapi Jaemin malah memilih turun. Satu tujuan yang Jeno pikirkan, parkiran.

"Kau tangani Jaemin. Aku yang akan menghandle disini. Pastikan kau yang menyetir bukan dia. Jangan mengajaknya bicara kecuali kalau dia yang memulainya. Jaemin sedang marah besar dan kemarahannya sangat mengerikan" ucap Sohyun. Jeno lari menuruni tangga, berharap dia bisa lebih cepat dari Jaemin

Aura Jaemin menakutkan. Para pegawai yang tidak sengaja bertemu dengannya langsung menunduk dalam. Merasa ada aura yang kurang mengenakkan membuat mereka sedikit menghindari.











TBC
Mian typo bertebaran
Votement juseyo...

Double up today. Bonus aja hihi :))
====>>>>>

Sweet and sour ~ nomin [[END]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang