Safir birunya tak pernah lepas ke arah dapur Hinata yang berada di sebelah Timur restoran ini. Wajar saja, Naruto bisa melihatnya, karena dapur Hinata juga berdinding kaca. Jadi pengunjung bisa melihat dengan leluasa aksi Hinata dan Hanabi yang sedang membuat takoyaki. Tangan tannednya fokus memasak dan menyajikan makanan tapi tidak dengan sorot matanya. Pesanan di dapur utama tidak terlalu banyak, tapi di dapur Hinata, lumayan banyak.
Naruto bisa melihat jelas bagaimana cekatannya dua Hyuuga itu bekerja di dapur untuk membuat takoyaki pesanan pengunjung restoran milik orang tuanya. Ia ikut tersentak kaget, ketika melihat sosok Hanabi yang tiba-tiba terjatuh. Ia pun bergegas menuju ke sana, tapi sebelumnya,"Konohamaru, gantikan posisiku. Itu adalah sirloin steak pesanan meja nomor 23, tingkat kematangannya medium rare !" titah Naruto cepat kepada sosok dewasa berambut coklat yang sedang memipil jagung manis untuk dijadikan pendamping dari hidangan steak pesanan Naruto. Ia adalah pemuda berumur 20 tahun, Sarutobi Konohamaru. Ia adalah seorang asisten chef di dapur utama Nazu Family Resto. Kepiawaiannya jangan diragukan lagi, ia dilatih langsung oleh Naruto dan Kakashi. Mereka berdua adalah senior sekaligus mentor yang jadi panutan Konohamaru untuk berjibaku dengan segala hidangan dan alat masak di dapur.
Naruto setengah berlari untuk menuju ke dapur Hinata. Dan setibanya di sana, ia sedikit terkejut melihat Hanabi yang sudah terduduk lemas di kursi sudut dekat pintu. Ia juga ikut terenyuh saat melihat Hinata yang menitikkan air mata karena sedih melihat sosok adiknya yang sedang tidak sehat.
Padahal tadi siang, sehat-sehat saja 'kan ? Safir biru Naruto diedarkan ke seluruh penjuru dapur, ia melihat beberapa kertas yang tertera di papan busa di meja pesanan dapur Hinata. Safir biru nya juga menangkap banyak takoyaki yang belum disajikan di nampan. Maka dari itu, Naruto pun berinisiatif untuk membantu Hinata menyelesaikan beberapa pesanan terakhirnya. Naruto akan memberi interupsi kepada pelayan bahwa takoyakinya sudah habis. Naruto dan Hinata benar-benar tidak akan menambahkan takaran adonan dan pesanannya lagi.
"Biar aku yang membantumu, Hinata.."
Hinata menoleh ke arah suara sekilas, dan menunduk sedih. Pandangannya digulirkan kembali ke arah Hanabi yang tampak lelah. Hinata sedang putus asa dan bingung dengan situasi ini."Maaf, sepertinya aku..."
Naruto melangkah cepat ke tempat Hinata duduk,"Jangan menyerah, Hinata. Aku akan membantumu. Ya ?" Naruto menyemangati dan menggenggam bahu Hinata. Pria tampan itu juga menatap dalam ke netra seindah rembulan Hinata yang penuh dengan air mata. Ia sedikit membungkuk agar bisa menatap mata Hinata secara langsung dan menghapus jejak air mata dikedua mata indahnya mengenakan ibu jari.
Hinata diam, ia masih menimbang-nimbang apa yang akan ia ucap. Netra keperakannya melirik iba ke arah Hanabi yang sudah mengeluarkan dengkuran halusnya, ia tertidur.
"Tenanglah, Hinata. Kami akan membawa Hanabi ke mansion untuk diobati dan beristirahat yang cukup di sana. Bekerjalah dengan tenang, Naruto yang akan membantumu di sini," Suara yang lain juga menginterupsi, membuat Naruto dan Hinata menoleh serempak ke sumber suara. Naruto bernapas lega tapi Hinata masih merunduk sedih. Sumber suara yang sedang berjalan menuju ke arah mereka bertiga adalah Minato dan Kushina. Naruto yang tadinya menbungkuk. Kembali menegakkan tubuhnya.
Kushina memandang prihatin pada sosok Hanabi yang tampak pucat dan tertidur di atas meja. Ia menyugar helaian kelam sang adik tercinta dan menempelkan punggung tangannya di dahi gadis manis itu,"Astaga. Dia demam," batin Kushina. Wanita paruh baya itu berusaha menekan rasa cemas dan terkejutnya agar tak terlihat di depan Hinata jika ternyata adiknya sedang sakit. Kalau Hinata tahu, ia pasti akan benar-benar keluar dari restoran ini.
"Kami akan membawanya, jangan cemas ya,nak.." tutur Kushina lancar dan berusaha untuk setenang mungkin. Karena Kushina sadar, secara tak langsung, ia jugalah yang menyebabkan Hanabi menjadi seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takoyaki Girl (End) ✔️
FanficJika kau disuruh memilih, kau memilih cita-cita atau cinta ? Hyuuga Hinata berusaha mati-matian untuk menekan perasaan cintanya terhadap seorang pria bernama Uzumaki Naruto. Karena ia takut efek dari mencintai seseorang terlalu dalam. Yaitu buyarnya...