Bag. 16

1K 137 12
                                    

Pria yang berprofesi sebagai chef itu sedang mengangkat T shirt yang ia kenakan tinggi-tinggi hingga benar-benar terlepas dari tubuhnya. Pahatan di garis tubuhnya bak Dewa Yunani terekspos sempurna di sana. Kushina menutup seluruh wajahnya dengan jemarinya dan meringis, rasanya sangat memalukan seorang juru masak ternama harus mengangkat beberapa bahan baku kering ke gudang yang berada di belakang kedai Hyuuga.

Terlebih mengangkutnya tidak menggunakan alat seperti gerobak kayu, melainkan dipanggul. Dan bahan baku itu bukan sedikit jumlahnya. Setidaknya ada 50 sak beras pilihan dengan berat 1 karung goni = 20 kg. Ada juga yang lainnya seperti, gula pasir, tepung terigu dan beras ketan. Semua bahan tersebut masing-masing berada dalam hitungan sak yang sama.

Hari ini, Kou kedatangan kontainer yang menyuplai bahan baku kering untuk keperluan di Kedai Hyuuga. Pria yang dulunya berprofesi sebagai polisi itu memang membelinya di toko grosiran yang sudah menjadi langganan kedainya sejak lama.

Kedai Hyuuga memang didesain memiliki jendela geser yang menghadap depan (halaman kedai) dan sebelah barat (samping kedai) . Panjangnya sebatas pinggang orang dewasa. Jadi para pengunjung bisa leluasa melihat apa yang sedang terjadi di halaman parkir depan dan sebelah barat kedai ini yang berbatasan langsung dengan taman hijau mini milik keluarga Hyuuga. Ada beberapa jenis tanaman bonsai, pohon Sakura serta kolam jernih yang berisi ikan koi di tengahnya. Nuansa alamnya memang sangat terasa di kedai yang sudah berdiri sejak beberapa generasi itu.

Satu per satu sak karung goni seberat 20 kg itu telah berpindah ke punggung kokoh Naruto, sesekali ke bahu kanan atau kirinya. Jika biasanya Kou menyuruh si sopir truk atau anak buah dari toko itu yang mengangkut ke gudang tapi sekarang seorang Uzumaki Narutolah yang diuji langsung kekuatannya. Semua yang akan Kou uji tentu mempunyai maksud bukan sekedar asal-asalan. Ia bersedekap dengan angkuh dari dalam genkan, netra rembulannya menatap lurus ke seorang Uzumaki Naruto yang sedang memanggul 3 sak karung bahan panganan untuk sekali angkut. Hinata menatap iba pada sosok yang terlihat santai saat membawa 3 buntalan karung goni yang dipanggul di punggungnya.

Gadis bersurai indigo itu juga meringis dan menggeleng sedih saat melihat prianya dikerjai oleh Sang Paman."Kumohon hentikan semua ini, Paman.." pinta Hinata memelas, ia menatap Kou dengan mata berkaca-kaca. Pria itu masih dengan posisi sama, bersedekap dengan gaya congkak dengan sudut bibir yang terangkat sebelah. Setidaknya, pria itu ingin membalas rasa sakit Hinata selama ia bekerja di Restoran Nazu, milik pasangan Minato dan Kushina.

Kou tak bergeming. Ia hanya melirik Hinata dengan ekor matanya."Sudahlah, Hinata..dia laki-laki, jika hanya segitu saja dia pasti mampu melaluinya. Ini belum seberapa. Masih ada ujian lagi setelah ini. Ini hanya pemanasan," ucap Kou enteng. Ia mengembus napas. Kedua tangannya berpindah ke posisi belakang, layaknya seorang Polisi dalam mode istirahat.

"A-apa ? Masih ada lagi ?"Hinata menutup mulut dengan jemarinya, netra rembulannya mengembun. Ia memandang tak percaya pada sang Paman yang sudah sangat tega menyiksa pujaan hatinya, itu pikiran Hinata.

Kou mengangguk dan berujar dengan tenang." Kau tidak usah khawatir, Hinata. Dari ujian ini kita bisa tahu pria itu seperti apa. Jika dia mencintaimu, pasti dia akan berjuang untukmu hingga titik darah penghabisan, kau adalah salah satu gadis Hyuuga yang sangat berharga. Karena kaulah orang yang tepat nantinya akan kami jadikan sebagai penerus kedai ini bersama ibumu,"

Hinata meneguk ludah, ia kembali menatap lurus ke arah Naruto yang masih dengan wajah yang sama. Wajah tenang tanpa beban, padahal entah sudah ke berapa kali ia bolak-balik dalam jarak 200meter mengantar berkarung-karung bahan baku kering ke gudang dengan berjalan kaki. Terlebih, Naruto menyempatkan diri untuk menyunggingkan senyum menawannya ke arah Hinata yang berada tak jauh dari tempat ia sedang kembali membawa beberapa sak karung goni yang berisi. Sayangnya, senyum untuk sang gadis tercinta malah ditanggapi berbeda oleh para gadis-gadis yang berada di sana dan menatap Naruto dengan penuh kekaguman.

Takoyaki Girl (End) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang