Sinar mentari menyapa hangat sosok berambut indigo yang masih terlelap. Ia tampak letih, dengkuran halusnya merayap ke setiap jengkal ruangan bernuansa oranye ini. Tiba-tiba..
Kriinnngg
Dering jam weker berbunyi nyaring memekakkan telinga, waktu sudah menunjukkan pukul 7 tepat. Terlebih letaknya berdekatan dengan telinga sebelah kiri Hinata. Hingga membuat gadis berponi rata itu terperanjat kaget. Ia mengerjapkan netra seindah rembulan miliknya dan sesekali menguap. Ia semakin menajamkan indra penglihatannya, menoleh ke kanan dan ke kiri. Sebenarnya ia masih ingin tidur tapi beberapa detik kemudian ia tersadar,"Dimana aku ?" monolog Hinata, ia menduduk paksa dirinya di tepi ranjang. Hinata meraba-raba tubuhnya dan syok karena ia telah berganti pakaian dengan dress rumahan. "Siapa yang menggantikan pakaianku?"
Hinata terserang gelisah dan tak nyaman, entah apa sebabnya ia tak tahu. Ia masih diliputi penasaran, ini di mana ? Siapa yang mengganti pakaiannya ? Beragam pertanyaan bersarang di kepalanya. Berharap nanti akan mendapat jawabannya.
Netra keperakannya memindai setiap sudut ruangan ini. Belum lagi aroma maskulin yang keluar dari tempat ia tiduri. Ini benar benar menandakan bahwa ia tidak sedang berada di apartemennya. Matanya terfokus pada pigura foto raksasa yang terpampang tepat di depan kedua netranya. Sejenak, ia kembali menajamkan indra penglihatannya.
Di pigura foto tersebut terdapat 3 orang dewasa. Itu adalah gambar Naruto yang mengenakan seragam chef berwarna oranye-hitam dan diapit oleh Kushina dan Minato. Mereka berfoto dengan mengeluarkan senyum lebar. Terlebih disitu terdapat tulisan Congrats to Mr. Kitsune runner up of Australian The great Chef. Tanpa disadari, Hinata ikut mengulas senyum tipis.
Tak disangka, sesosok makhluk tampan dengan tubuh atletisnya masuk ke dalam ruangan yang Hinata tempati sekarang. Mata gadis itu kian melebar ketika sosok berambut pirang itu menyapanya hangat dan duduk di tepi ranjang tak jauh dari sisinya. Rasa malu kian menjalar di hatinya berikut sipuan merah muda terpampang jelas di kedua pipi pualamnya.
"Selamat pagi, Hinata.." sapa Naruto ramah, ia tersenyum tipis. Senyum yang mampu meluluhlantakkan hati Hinata.
"A-a ya, se-selamat pagi," balas Hinata terbata, ia tertunduk dan meremas dress rumahan yang ia pakai.
Lagi, Naruto melengkungan senyum manis di bibir merah kecoklatan miliknya,"Maaf, semalam kau tertidur di kamar Hanabi dengan posisi yang tak nyaman, terlebih kulihat kau tampak lelah. Makanya, aku menggendongmu ke sini. Di saat kau tidur, aku tidur di kamar bawah. Dan yang mengganti bajumu adalah...maid di rumah ini, Hinata. Kau tidak usah khawatir ya," paparnya panjang lebar. Ia sangat mengerti kondisi Hinata yang tampak canggung sekaligus cemas. Terlihat dari gelagat dan sorot keperakannya. Berharap, penjelasan yang pria itu berikan mampu menghapus keraguan di benaknya.
Hinata menghela napas lega, setidaknya apa yang ia pikirkan tidak terjadi pada dirinya. Terlebih, ia tak merasa sakit di sekujur tubuhnya kecuali hanya pegal akibat bekerja terlalu berat selama di restoran.
"Kalau begitu, terima kasih ya, Naruto.." ungkapnya tulus, ia perlahan mendongak dan menatap lurus ke safir biru yang juga kini menatapnya balik, sorot matanya memancarkan kehangatan dan mampu menembus relung hati terdalam Hinata.
Naruto mengangguk sebagai jawaban dan, "Ayo, kita sarapan. Umm..tapi sebelumnya kau mandi dulu ya. Semua perlengkapannya ada di dalam kamar mandi dan aku juga membawa dress milik ibuku, pakailah, Hinata. Tak usah sungkan," Naruto berujar lagi. Kemudian ia beranjak pergi keluar. Namun, sebelum ia benar-benar keluar, pria jangkung itu membalikkan tubuhnya dan berkata,"Kami tunggu di bawah, Hanabi juga akan ikut sarapan bersama," Naruto kembali berjalan keluar dan menutup pintu kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takoyaki Girl (End) ✔️
FanficJika kau disuruh memilih, kau memilih cita-cita atau cinta ? Hyuuga Hinata berusaha mati-matian untuk menekan perasaan cintanya terhadap seorang pria bernama Uzumaki Naruto. Karena ia takut efek dari mencintai seseorang terlalu dalam. Yaitu buyarnya...