"Ahh," Desahan Hinata lolos begitu saja tatkala Naruto menyandarkan tubuh kekasihnya di dinding kamar mandi dengan posisi berada dalam gendongannya.
Naruto terus menghujam miliknya ke dalam diri Hinata. Bibir merah kecoklatannya sesekali mengulum bibir Hinata dan menjelajah ke sisi leher putihnya secara bergantian. Berat tubuh Hinata yang ia gendong tak seberapa dibanding beratnya menahan hasrat yang kian memuncak di bawah sana.
Naruto menggeram tertahan tatkala milik Hinata menjepit erat benda berurat miliknya. Sungguh inilah nikmat tiada tara yang ia rasakan saat bercinta dengan Hinata. Wajah tannednya memerah dan menengadah ke langit kamar mandi, jakunnya naik turun, ia juga menggigit bibir bawahnya. Napasnya berat. Ia sudah berada di titik klimaksnya. Hinata pun sama, ia bersandar lemas pada tubuh besar Naruto yang sedang menggendongnya. Napas mereka berdua tersengal dengan pelepasan yang sempurna.
"Ini..luar biasa, Hinata," Napas Naruto masih putus-putus. Hawa lembab di kamar mandi membuat panas di tubuh mereka tak seberapa.
Hinata jangan ditanya, wajahnya memerah pekat. Ia makin menenggalamkan wajah cantiknya di dalam dada prianya. Posisi mereka masih menyatu, Naruto tampak enggan untuk menurunkan Hinata dari gendongannya.
"Naru.." cicit Hinata,
"Hmm ?"
"Bagaimana kalau nanti aku hamil ?" dengan wajah malu, Hinata memberanikan diri untuk mendongak, menatap dalam safir biru kekasihnya itu.
Naruto menarik napasnya perlahan. Ia melirik ke belakang, berjalan mundur 7 langkah dan mendudukkan bokong telanjangnya di pinggiran furo. Air yang berada di dalamnya belum tersentuh sama sekali sejak tadi, karena permainan mereka yang sudah berjalan selama 2 jam tepat di bawah shower, di luar furo.
Naruto menatap sayang pada Hinata yang masih setia menunggu jawabannya, ia juga mengecup kening Hinata. Dan menjawab," aku akan bertanggungjawab. Toh, dia adalah benihku. Selama aku di sini, kau hanya melakukannya denganku, bahkan aku yang pertama kali menjebol keperawananmu. Ya 'kan ?" tuturnya jujur dan justru membuat wajah Hinata semakin memerah bak kepiting yang direbus, gadis penjual takoyaki itu menundukkan pandangannya. Ia sangat malu.
"Aku mencintaimu, Hinata. Kau tak usah meragukanku, ya ?" ia mengusap punggung telanjang sang kekasih yang masih berada di atas pangkuannya. Pria berambut kuning itu juga mendaratkan kecupan cintanya di kening yang tertutupi poni rata milik kekasihnya.
"Aku tidak meragukanmu, tapi..terkadang aku tidak suka saat melihat atau mendengar dirimu dipuji oleh gadis lain. Mereka sangat memujamu, kau tahu ?" gerutu Hinata pelan. Ia mengucapkannya bercampur kesal. Naruto terkekeh geli mendengar gerutuan Hinata, ia semakin mengeratkan pelukannya agar Hinata masuk lebih dalam lagi ke dalam tubuhnya.
"Aku senang jika kau cemburu seperti ini," kikik Naruto, ia membelai surai kelam Hinata yang lembab. Dan kembali mendaratkan kecupan di sana.
Hinata mendengus. Ia menepuk pelan dada bidang Naruto. Ia semakin malu sekarang karena sudah tertangkap basah sedang mencemburui kekasih pirangnya. "Tenang saja, sayang. Aku hanya mencintaimu dan aku hanya milikmu seorang," Naruto berujar dengan tenang, berusaha meyakinkan kekasih hatinya.
"Biar saja mereka memujaku, tapi aku tidak terpengaruh dengan mereka. Aku hanya menginginkan dirimu saja, sayang. Percayalah padaku, okay ?" imbuh Naruto lagi, tangan tannednya terulur untuk mengambil wajah Hinata. Mencengkram lembut kedua rahangnya dan mengarahkan kedua bola mata indahnya tepat menghadap ke safir birunya.
"Aku hanya mencintaimu, Hyuuga Hinata, sangat mencintaimu," ungkapnya tulus dibarengi dengan senyum yang mengembang sempurna di bibir merah kecoklatan miliknya. Dengan cepat, ia menempelkan bibirnya dan melumat pelan kedua bibir kekasihnya selama 3 detik. Setelahnya, Safir biru Naruto kembali menatap dalam ke kedua bola mata keperakan Hinata. Kedua netra gadis yang sekarang menjadi wanita itu berkaca-kaca mendengar perkataan Naruto barusan. Hatinya semakin yakin bahwa pria itu hanya untuknya seorang, begitu pula sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takoyaki Girl (End) ✔️
FanfictionJika kau disuruh memilih, kau memilih cita-cita atau cinta ? Hyuuga Hinata berusaha mati-matian untuk menekan perasaan cintanya terhadap seorang pria bernama Uzumaki Naruto. Karena ia takut efek dari mencintai seseorang terlalu dalam. Yaitu buyarnya...