Takoyaki Girl (End) ✔️

Bag. 1

Gadis manis berwajah oriental ini masih terus membalik adonan tepung cair yang sudah memadat. Ia menggunakan sebuah sendok khusus agar bulatan bola-bola kecil berukuran 4 cm itu terlihat sempurna. Adonan basah itu sebelumnya sudah diisi tako (gurita), crab stick, konyaku dan cumi. Ada juga beberapa yang diberi potongan keju.

Tangannya sangat terampil memainkan sendok yang ia pegang, seraya bersenandung riang. Itulah yang membuat pelanggan terutama pemuda berusia 17 hingga 20an tahun betah berlama-lama mengantri di mobil van yang sudah disulap menjadi food truck berwarna ungu ini. Mereka tak segan memandangi atau melirik si empunya usaha yang sedang fokus memanggang takoyaki buatannya.

Semua takoyaki yang ada di tako-pan ini sudah matang. Dengan gesit, tangan mungilnya mulai memindahkan bola-bola kecil ungu nan kecoklatan itu ke dalam paper box mini atau paper cup berwarna ungu sebagai icon produknya.

Nama usaha gadis cantik ini adalah Takotaro Lavender. Lah, kenapa takotaro ? Kenapa bukan takoyaki lavender ? Ya, itu adalah takoyaki yang sudah diberi bubuk taro jadi namanya takotaro. Takoyaki rasa taro dan berwarna ungu. Kreatif sekali, bukan ? Tahu 'kan taro itu apa ?

Taro atau talas ungu merupakan salah satu tanaman umbi akar. Rasa dan tekstur taro atau talas ungu hampir sama dengan kentang, berpati namun lebih manis. Talas ungu berbeda dengan jenis lainnya karena memiliki rasa seperti kacang (nutty) dan vanilla secara bersamaan.
Tekstur talas ungu tidak terlalu pulen seperti talas lainnya, tapi beraroma khas dan wangi. Maka dari itu mengapa taro sering dijadikan bahan pemberi citarasa.

Itulah, kenapa cemilan khas Jepang buatan gadis bernama Hyuuga Hinata sangat diminati. Walaupun sama-sama berbentuk bulat tapi citarasa yang ditawarkan berbeda. Ia menambahkan bubuk taro yang ia buat sendiri ke dalam adonan basah takoyakinya. Campuran antara rasa gurih dan manis plus wangi khas taro jadi satu di takotaro lavender ini. Hinata menjual 1 setnya terdiri dari 6 bola takoyaki dengan harga 300 yen. Tentu sudah dihiasi saus racikannya sendiri, disertai taburan aonori dan katsuoboshi.

Dan yang spesial lainnya dari kedai kecil berbasis foodtruck ini adalah sausnya. Biasanya, kalau takoyaki menggunakan saus yang sama dengan saus okonomiyaki, tapi kali ini berbeda. Gadis cantik bermarga Hyuuga ini tak henti-hentinya bereksperimen di dapur sederhana miliknya. Setelah ia mencicipi beberapa kali resep yang berbeda. Akhirnya ia menjatuhkan pilihan terakhir pada saus yang ia beri nama saus lavender. Saus racikan Hinata, terdapat unsur fusion di dalamnya. Ada rasa gurih, manis dan asin yang pas, serta ada samar-samar terasa blackpapper di dalamnya, untuk menambah aroma sekaligus sedikit rasa pedas. Uhhh, benar benar memanjakan lidah.

Tak salah, jika banyak juga para pelanggan yang hanya ingin membeli sausnya saja. Sayangnya, duo Hyuuga yang berjualan ini tidak menjualnya secara terpisah. Karena stok saus ini sangat terbatas. Yang paling the best seller dari kedai foodtruck ini adalah takotaronya sendiri. Takoyaki berwarna lavender yang sudah dicampur dengan bubuk taro, tapi tentu dengan isian yang berbeda. Tergantung selera pelanggan. Tapi kebanyakan dari mereka tetap mempertahankan si kaki gurita yang menjadi andalan di sini sebagai isiannya.

Hinata sudah lama berjualan takoyaki di Osaka untuk membantu ibunya. Tapi ini adalah tahun pertamanya menapaki Tokyo untuk mengadu nasib bersama adiknya, Hanabi. Bermodalkan mobil minivan, mereka menyulapnya menjadi kedai berjalan alias foodtruck. Hyuuga bersaudara itu menjual barang dagangannya dari pukul 3 sore dan akan pulang jam 8 malam. Habis atau tidak, mereka akan pulang ke apartemen sederhananya di Haneda tepat jam 9 malam. Tetapi, biasanya sebelum jam 8 malam, dagangan mereka sudah habis terjual. Setiap hari mereka menghabiskan 10kg tepung untuk membuat adonan takoyaki dan 5 liter saus khas racikan tangan Hinata, yang merupakan resep warisan sang ibu yang sukses dikreasikan oleh Hinata.