𝐖 𝐀 𝐍 𝐃 , 𝐅 𝐄 𝐋 𝐈 𝐗

1.1K 131 2
                                    

"Emily

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Emily... Emily wake up!" kata Alex, sambil menggoyang-goyangkan tubuh Emily.

"Cepat mandi, sarapan sudah siap."

Yang di bangunkan hanya bergumam tidak jelas, masih setia bergelut dengan tempat tidurnya.

"Well sepertinya seseorang akan ketinggalan kereta."

Hogwarts. Kata itu tiba-tiba terlintas di benak Emily, otomatis mengingat kalau hari ini dia akan pergi ke Hogwarts. Emily langsung terbangun, melihat jam sudah menunjukkan pukul delapan, membuatnya membelalakkan mata. Seperti kilat, Emily langsung melesat ke kamar mandi sambil berteriak. "Kenapa tidak membangunkanku daritadi sih?!"

Melihat itu, Alex hanya tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

...

"Baiklah semua sudah siap?" tanya Joe.

"Kita akan berangkat sekarang Dad?" Joe mengangguk, Emily melihat jam tangannya. "Tapi sekarang masih jam setengah sepuluh Dad."

"Lebih baik berangkat sekarang, Emily, kita harus ke Diagon Alley dan membeli semua keperluan sekolahmu."

Emily berjalan mengikuti ayahnya keluar, menuju teras rumah. Langit cukup cerah, walaupun matahari sudah menampakkan diri dengan sempurna, udara tetap dingin, membuat Emily harus merapatkan cardigannya.

Alex yang datang dari belakang sambil membawa kopernya sendiri dan kopernya Emily, mengendap-ngendap di belakang, berusaha mengagetkan Emily, dengan cara meniup belakang telinganya. Emily yang merasa ketenangannya diganggu pun berbalik, menatap tajam Alex, dan satu bogeman mendarat di bahu Alex.

Taylor menghampiri mereka berdua, sambil berkata, "Bermainnya nanti saja Em, Alex, masuk ke dalam mobil, kalian tidak ingin ketinggalan kereta bukan."

...

"Ini dia," kata Joe berhenti, "The Leaky Cauldron. Ini tempat terkenal."

Untuk tempat terkenal, tempat ini sangat gelap dan kumuh. Beberapa wanita tua duduk di sudut, minum sherry dalam gelas-gelas kecil. Dengung obrolan pelan berhenti ketika mereka melangkah masuk.

Siapa yang tidak tahu Dawson Family, tidak hanya berdarah murni, mereka sangat terhormat dan terkenal di dunia sihir karena bakat-bakat sihirnya, meskipun begitu mereka tidak pernah sombong. Pelayan bar langsung menghampiri mereka, sambil tersenyum seraya berkata, "Mr Dawson, Mrs Dawson, ada yang bisa saya bantu?"

"Tidak, Tom. Aku hanya mengantarkan anak-anakku saja." kata Joe, sambil menepukkan tangannya ke bahu Alex dan Emily, Taylor dan Emily tersenyum, sedangkan Alex hanya menatap datar.

"Kalau begitu, aku duluan Tom, banyak yang harus dibeli."

"Ya, silahkan, Mr Dawson."

Joe menarik Emily keluar melewati bar, diikuti dengan Taylor dan Alex yang berjalan dibelakang mereka, menuju halaman kecil yang dikelilingi tembok. Tak ada apa-apa di halaman itu kecuali sebuah tempat sampah dan ilalang.

𝐃𝐄𝐋𝐈𝐂𝐀𝐓𝐄 ☽︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang