Quirrell, ternyata, lebih berani daripada dugaan mereka. Dalam minggu-minggu berikutnya memang dia tampak lebih pucat dan kurus, tetapi kelihatannya dia belum menyerah. Setiap kali melewati koridor lantai tiga, Emily, Harry, Ron, dan Hermione menempelkan telinga
mereka ke pintu untuk mengecek apakah Fluffy masih menggeram di dalam.Snape berkeliaran ke sana kemari, marah marah seperti biasa, yang berarti Batu Bertuah itu masih aman— menurut Harry, Ron, dan Hermione. Setiap kali berpapasan dengan Quirrell, Emily dan Harry tersenyum untuk menyemangatinya, dan Ron mulai menegur anak-anak yang menertawakan Quirrell yang gagap.
Tetapi Hermione banyak memikirkan hal lain selain Batu Bertuah. Dia telah mulai merevisi jadwal belajarnya dan memberi kode-kode warna pada catatan-catatannya. Emily, Harry, dan Ron sebenarnya tidak keberatan, tetapi Hermione tak henti-hentinya mendesak mereka untuk melakukan hal yang sama.
"Hermione, ujiannya masih lama sekali."
"Dua setengah bulan lagi," tukas Hermione. "Itu tidak lama, buat Nicolas Flamel itu cuma sekejap."
"Tapi kita kan belum enam ratus tahun," Ron mengingatkan.
"Lagi pula, untuk apa kau belajar lagi, kau kan sudah hafal semuanya."
"Untuk apa aku belajar lagi? Kalian gila? Kalian sadar kan kita harus lulus supaya bisa naik ke kelas dua? Belajar penting sekali, aku seharusnya sudah mulai sebulan yang lalu. Aku tak tahu apa yang terjadi padaku...."
Celakanya, para guru berpikiran sama dengan Hermione. Mereka membebani anak-anak dengan begitu banyak PR, sehingga liburan Paskah tidak seasyik liburan Natal.
Sulit bersantai bila Hermione ada di sebelah mereka, sibuk mengulang-ulang dua belas kegunaan darah naga atau berlatih gerakan-gerakan tongkat sihir. Mengeluh dan menguap, Emily, Harry, dan Ron melewatkan sebagian besar waktu luang mereka di perpustakaan bersama Hermione, berusaha menyelesaikan tugas-tugas tambahan
mereka."Aku tak akan pernah ingat ini, akan sangat mudah jika aku memiliki ingatan seperti Emily." celetuk Ron sambil menatap Emily yang sedang sibuk membaca buku ramuannya.
Emily memiliki ingatan fotografis. Dengan ingatan tersebut dia mampu mengingat peristiwa, gambar, angka, suara, bau, dan hal-hal lainnya dengan sangat rinci dalam jangka waktu yang cukup lama hanya dengan sekali melihat saja.
Hari itu hari pertama yang benar-benar cerah setelah berbulan-bulan diliputi salju. Langit biru terang, dan suasana menyiratkan musim panas akan segera datang. Harry, yang sedang membaca "Dittany" di buku Seribu Satu Tanaman dan Jamur Gaib, tidak mendongak sampai Ron berseru,
"Hagrid, ngapain kau di sini?"
Hagrid muncul, menyembunyikan sesuatu di belakang punggungnya. Dia kelihatan janggal berada di perpustakaan memakai jubah kulit tikus mondoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐄𝐋𝐈𝐂𝐀𝐓𝐄 ☽︎
Fantasy𝐈𝐍 𝐖𝐇𝐈𝐂𝐇 , 𝖺 𝗀𝗎𝗒 𝗐𝖺𝗌𝗍𝖾𝗌 𝖺 𝗅𝗈𝗍 𝗈𝖿 𝗌𝗍𝗎𝖿𝖿 𝗈𝗇𝗅𝗒 𝖻𝖾𝖼𝖺𝗎𝗌𝖾 𝗁𝖾'𝗌 𝖺 𝗋𝗂𝖼𝗁 𝖽𝗈𝗎𝖼𝗁𝖾 𝖺𝗇𝖽 𝖿𝗂𝗇𝖽 𝖺 𝗀𝗂𝗋𝗅 𝗐𝗁𝗈 𝗁𝖺𝗍𝖾𝗌 𝖻𝗎𝗍 𝖼𝗁𝖺𝗇𝗀𝖾𝗌 𝗁𝗂𝗆 𝖺𝗍 𝗍𝗁𝖾 𝖾𝗇𝖽.