12. Cinderella

393 44 0
                                    

Selama musim liburan, Emily selalu bertukar surat dengan teman-temannya- hanya saja Harry tak pernah membalas surat-suratnya, membuat Emily sedikit khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selama musim liburan, Emily selalu bertukar surat dengan teman-temannya- hanya saja Harry tak pernah membalas surat-suratnya, membuat Emily sedikit khawatir. Sekarang Emily sedang berbaring di rumput halaman belakang rumahnya sambil membaca buku berjudul Cinderella- cerita fiksi karya muggle- pemberian Hermione. Tak lama seorang anak lelaki menghampirinya.

"Kau tak bosan? Sejak kau pulang kurasa kau tak pernah melepas perhatianmu dari buku itu, ayolah apa kau tidak rindu bermain dengan sahabat tertampanmu ini?" ucap lelaki tersebut sangat percaya diri. Si perempuan hanya diam.

"Oh bagus, kurasa buku itu sudah membuatmu tuli."

Emily masih tak menghiraukan, tetap fokus pada bacaannya. Geram, lelaki itu merampas buku Emily dan berlari menjauh, yang menyebabkan si anak perempuan kesal.

"David! Kembalikan! Aku sedang tidak ingin bermain sekarang!"

"Buku apasih yang kau baca ini hah," lelaki itu membuka halaman buku itu secara acak dan membacanya sambil berjalan, "Pangeran merasakan lompatan di dalam hatinya. Dia dan Cinderella menari. Saat lagu selesai, mereka menari lagi. Oh ini cerita romansa, ku kira kau sedang membaca buku ramuan atau semacamnya. Gadis kecilku ini mulai nakal yah."

"Aku bukan gadismu dan aku sudah besar! Sekarang kembalikan buku itu! " kata Emily sambil mengejar David.

David tetap berjalan dan melanjutkan bacaannya, "Dan kemudian mereka menari lagi, dan lagi. Segera gadis-gadis lain di pesta itu menjadi cemburu."

Emily yang sedang berjalan tidak memperhatikan batu di depannya, "DAVID! Jangan akh-," alhasil membuatnya tersandung.

David yang menyadari itu langsung menghentikan bacaannya dan menghampiri Emily, "You okay?" Emily melihat David lalu merampas bukunya dari tangan David.

"This is all your fault!" kesal Emily lalu memukul David dengan bukunya, dia pun bangkit lalu membersihkan gaunnya yang sama sekali tidak kotor.

"Apa salahku, aku kan hanya ingin bermain."

"Sudah salah tidak tau diri lagi dasar bodoh." Gumam Emily.

"Aku bisa mendengar itu dan hei, tidak sopan mengatai orang yang lebih tua darimu Emily Dawson."

"Terserah kau saja." balas Emily sambil berjalan meninggalkan David sendirian menuju rumahnya.

Emily menyimpan bukunya di kamar lalu turun ke dapur untuk mengisi perutnya. Di sana sudah ada ibunya yang sedang memasak, dan juga David yang sedang memakan pisang sambil bercanda ria dengan Alex.

*Emily POV

"Tidak usah menekuk wajah mu seperti itu, kau tambah jelek tau." kata Alex saat melihatku duduk.

Sempurna sekali, tadinya aku ingin memperbaiki suasana hatiku dengan memakan sesuatu tapi sekarang malah di hidangkan dua orang jelek menyebalkan ini. Aku pun mengambil apel yang ada di atas meja lalu memakannya dengan mataku yang sinis pada David.

"Aku tau aku tampan, tapi, matamu bisa copot kalau melihatku seperti itu tuan putri."

"Tampan? Hahaha- menurut ku kau lebih mirip Flint." balasku.

"Flint? Siapa dia?"

"Tenang saja dia tampan kok." kata Alex sambil menahan tawanya.

"I don't believe that." gumam David.

*Normal POV

Saat mereka sibuk berdebat, Joe yang baru selesai mandi menghampiri mereka, "Good morning everyone!"

"Morning Dad." "Morning Mr. Dawson."

"David, kulihat kau baru berkunjung sekarang." kata Joe sambil mengolesi rotinya dengan selai.

"Aku sering datang Mr. Dawson, tapi sayangnya saat saya datang selalu bertepatan dengan anda yang sedang pergi."

"Oh begitu. Ngomong-ngomong bagaimana kabar ayahmu?"

"Dia baik, kami sering bertukar surat. Sudah 2 tahun dan dia belum juga pulang, kurasa ayahku lebih mencintai naganya di banding istri dan anak-anaknya. " Kami tertawa pelan.

"Oke everyone, ceritanya sudah selesai sekarang waktunya kalian makan!" kata Taylor.

...

Setelah sarapan, Emily menuju kamarnya untuk melanjutkan bacaannya yang tertunda tadi. Dia membaca dalam keadaan telungkup di atas kasur sambil mengunyah permennya. Tak lama seseorang membuka pintu kamar Emily dan masuk begitu saja. Emily tak sempat melihat siapa karena terlalu fokus membaca- yang bisa dia dengar hanyalah seseorang menarik kursi meja belajarnya.

Tak lama dia berbicara, "Kau mengenal Oliver?" ternyata itu adalah Alex- yang sedang membaca surat dari Oliver yang di kirim untuk Emily.

"Hm."

"Sejak kapan kau mengenalnya?" tanyanya lagi.

"Sejak masuk Hogwarts, tunggu, kau mengenalnya?"

"Tentu saja, dia adalah Kapten Quidditch Gryffindor, begitu juga aku- Kapten Quidditch Ravenclaw, jelas bahwa kami berteman."

"Lebih tepatnya jelas dia adalah musuhmu," gumam Emily yang tidak terdengar oleh Alex.

"Sedekat apa kalian sampai saling bertukar surat?"

"Hanya teman biasa- bisakah kau berhenti berbicara, aku sedang berusaha fokus disini." kata Emily sambil menunjukkan buku yang dia baca pada kakaknya itu.

Rupanya Alex tidak menghiraukan, "Sangat aneh untuk seorang teman sementara dia setahun lebih tua dariku."

"Jadi aku harus apa, menjadikan dia sebagai kakak angkatku atau bagaimana?" jengah Emily.

"Apa?! Bukan itu yang kumaksud."

𝐃𝐄𝐋𝐈𝐂𝐀𝐓𝐄 ☽︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang