33. Snape Lessons

158 21 0
                                    

2902 words

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2902 words

Selama beberapa hari berikutnya tak ada hal lain yang dibicarakan seluruh sekolah kecuali Sirius Black. Dugaan-dugaan tentang bagaimana dia memasuki kastil semakin lama semakin liar. Kanvas lukisan si Nyonya Gemuk yang compang-camping sudah diturunkan dari dinding dan digantikan oleh lukisan Sir Cadogan dan kuda poninya yang gemuk abu-abu.

Tak ada yang senang dengan perubahan ini. Sir Cadogan melewatkan separuh waktunya menantang duel anak-anak, dan separuhnya lagi memikirkan kata-kata kunci yang konyol dan rumit. Dia mengganti kata kunci paling sedikit dua kali sehari.

"Dia gila," kata Seamus Finnigan jengkel kepada Percy, "Tak bisakah diganti orang lain saja?"

"Tak ada lukisan lain yang mau," kata Percy, "Semua ketakutan oleh kejadian yang dialami si Nyonya Gemuk. Sir Cadogan satu-satunya yang cukup berani untuk menjadi sukarelawan."

Pertandingan Quidditch juga semakin dekat. Nahasnya, cuaca semakin buruk. Tanpa gentar, tim Gryffindor berlatih lebih keras dari sebelumnya di bawah pengawasan Madam Hooch.

"Kita tidak akan bermain melawan Slytherin," kata Harry, saat mereka tengah menikmati makan siang di Aula Besar, "Flint tadi menemui Wood. Sebagai gantinya, kita melawan Hufflepuff."

"Kenapa?" tanya Emily, Ron, dan Hermione bersamaan.

"Alasan Flint adalah karena lengan Seeker mereka belum sembuh." Harry menatap sinis pada Malfoy yang berada di meja Slytherin.

"Yeah, jelas sekali kenapa mereka mundur. Mereka terlalu takut untuk bermain dalam cuaca buruk begini." Emily berkomentar.

"Tangan Malfoy tidak apa-apa!" kata Ron berang. "Dia cuma pura-pura!"

"Aku tahu Ron, tapi kami tidak dapat membuktikannya," kata Harry getir, "Dan selama ini kami melatih langkah-langkah itu untuk menghadapi Slytherin. Sekarang ternyata kami melawan Hufflepuff, dan Wood bilang gaya mereka sangat berbeda. Mereka juga punya kapten baru merangkap Seeker, Cedric Diggory..."

Hermione tiba-tiba terkikik.

"Apa?" Harry mengernyit.

"Cowok jangkung yang cakep itu, kan? Gagah dan pendiam," Hermione tersenyum-senyum dan mengangkat alisnya pada Emily, mengisyaratkan sesuatu.

Emily berhenti mengunyah, "Kenapa kau senyum-senyum padaku?"

"Really?!" jengkel Hermione. "We just talked about him last night, with Parvati and Lavender," Emily hanya mengangkat bahu.

Setelah makan siang, mereka bergegas ke kelas Pertahanan terhadap Ilmu Hitam. Angin menderu-deru dan hujan turun semakin lebat. Koridor dan ruang-ruang kelas gelap sekali, sehingga obor-obor dan lentera-lentera tambahan dinyalakan.

𝐃𝐄𝐋𝐈𝐂𝐀𝐓𝐄 ☽︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang