17. The Writing on the Wall

161 22 1
                                    

4183 words

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4183 words

"Ada apa di sini? Ada apa?"

Tertarik oleh, tak diragukan lagi, teriakan-teriakan Malfoy, Argus Filch datang menerobos kerumunan anak-anak. Kemudian dia melihat Nyonya Norris dan jatuh terjengkang, mencengkeram wajahnya dengan ngeri.

"Kucingku! Kucingku! Apa yang terjadi pada Nyonya Norris?" jeritnya, dan matanya yang menonjol memandang Harry.

"Kau!" jeritnya. 

"Kau! Kau membunuh kucingku! Kau membunuhnya! Kubunuh kau! Kub..."

"Argus!"

Dumbledore telah tiba di tempat kejadian, diikuti oleh beberapa guru lainnya. Dalam sekejap dia telah melewati Emily, Harry, Ron, dan Hermione, dan melepaskan Nyonya Norris dari siku-siku tancapan obor.

"Ikut aku, Argus," katanya kepada Filch. 

"Kalian juga, Tuan Potter, Tuan Weasley, Miss Dawson, Miss Granger."

Lockhart maju dengan tak sabar.

"Kantorku yang paling dekat, Sir- persis di atas sini- silakan saja..."

"Terima kasih, Gilderoy," kata Dumbledore.

Kerumunan yang diam menyisih memberi jalan pada mereka. Lockhart, tampak bersemangat dan penting, bergegas mengikuti Dumbledore, begitu juga Profesor McGonagall dan Snape. Ketika mereka memasuki kantor Lockhart yang gelap, ada gerakan-gerakan sibuk di sepanjang dinding. Emily melihat beberapa Lockhart dalam foto menyingkir dari pandangan, masih memakai gulungan rambut. 

Lockhart yang asli menyalakan lilin-lilin di atas mejanya lalu mundur. Dumbledore meletakkan Nyonya Norris di atas permukaan meja yang berkilat dan mulai memeriksanya. Emily, Harry, Ron, dan Hermione bertukar pandang tegang lalu duduk di kursi-kursi di luar lingkaran cahaya lilin, mengawasi.

Ujung hidung Dumbledore yang panjang dan bengkok cuma sesenti dari bulu Nyonya Norris. Dia memeriksanya dengan teliti lewat kacamata bulan separonya. Jari-jarinya yang panjang dengan lembut menyentuh dan menekan. Profesor McGonagall membungkuk sama dekatnya, matanya menyipit. Snape di belakang mereka, separo tubuhnya dalam bayang-bayang.

Ekspresi wajahnya aneh sekali: seakan dia berusaha keras untuk tidak tersenyum. Dan Lockhart berkeliaran di sekeliling mereka, memberi saran-saran.

"Jelas kutukan yang membunuhnya- mungkin Siksaan Transmogrifian. Aku sudah berkali-kali melihat kutukan ini digunakan, sayang sekali tadi aku tidak di sana, aku tahu kontra-kutukan paling tepat yang pasti bisa menyelamatkannya..."

Komentar Lockhart disela oleh isakan kering merana Filch. Dia terenyak di kursi di sebelah meja, tak sanggup memandang Nyonya Norris, wajahnya ditutupi tangannya. Kendati sangat tidak suka pada Filch, Emily mau tak mau agak kasihan juga kepadanya, walaupun tidak sebesar rasa kasihannya kepada diri sendiri. Kalau Dumbledore mempercayai Filch, Harry jelas akan dikeluarkan.

𝐃𝐄𝐋𝐈𝐂𝐀𝐓𝐄 ☽︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang