Kontrak

569 34 14
                                    

"Jadi bagaimana? Hyora? Hyora-shi?"

Jiwa Hyora meninggalkan tubuhnya. Apa yang baru saja ia dengar seakan mantra agar Hyora pingsan di tempat. Kerongkongannya lupa kalau Hyora baru saja meminum Americano yang pahit. Hyora memang pecinta kopi, tapi  baru kali ini ia meminta barista untuk memberikannya three-shots. Kesibukannya di agensi tidak mengizinkan Hyora untuk istirahat.

"Un-unnie, apa aku tidak salah dengar?" walaupun Hyora berbicara pandangannya masih kosong.

"My dear Hyora, apakah aku perlu mengulang ketiga kalinya?!?" Choonhee mengetuk meja dengan jarinya.

"Unnie, bagaimana aku tidak bengong. Aku hanya manajer girl group agensi kecil, dan sekarang kau memintaku menjadi manajer NCT??!?"

"Hanya sementara Hyora-ah, sampai kami menemukan manajer tetap. Lagipula kau sudah menikah, kau tidak mungkin selingkuh dengan para member-kan?? Aku tidak berusaha keras ketika mengajukanmu, CEO kami bahkan tau kalau kau pekerja keras"

"Aku baru akrab beberapa waktu ini dengan girl group agensi kami. Lalu unnie tiba-tiba memintaku untuk menjadi manajer NCT, tidak mungkin unnie~"

"Girl group agensimu sedang hiatus, dan hanya ada solo member beberapa bulan kedepan. CEO agensimu juga sudah mempekerjakan manajer baru untuk member yang melakukan solo. Jangan berlebihan, kau akan menganggur hingga girl group-mu itu comeback. CEO mu juga sudah setuju agar kau bekerja sementara dengan kami"

"Itu karena unnie mengatakan kepada CEO-nim sebelum aku. Keterlaluan"

"So? take it or leave it?"

"Leave it"

"What the- ayolah Hyora"

"Unnie. Selain karena agensi kalian besar, aku handle boy group? bukankah menjadi skandal?!? dari sekian banyak calon manajer pria kenapa harus aku??" Hyora memegang kepalanya yang mulai pusing.

"Tentu saja perbincanganku dengan CEO Lee tidak segampang itu"

"Lalu?"

"Tandatangani kontraknya, akan kuceritakan detailnya"

Hyora menyatukan kedua alisnya dengan tangan. Sesekali juga mengacak rambutnya. Mengusap wajahnya dengan keras. Ia seakan lupa kalau ada Choonhee dihadapannya. Mata Hyora tidak berhenti mengecek kontrak yang ada di tangan kanannya. Selesai membaca ia stress lagi. Lalu membaca lagi. Stress lagi.

"Hentikan" Choonhee sudah tak tahan dengan Hyora. Ia menghentikan tangan Hyora yang mau mengacak rambutnya lagi. Lalu melakukan eye contact dengan seseorang yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri. 

"Kau akan berubah menjadi harimau" tangan Choonhee dengan lembut merapikan rambut Hyora. Dan Hyora hanya menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Ada apa?" tanya Choonhee setelah merapikan penampilan Hyora.

"Aku gila" Hyora menyandarkan punggungnya di kursi. Kemudian Hyora melemaskan lehernya. Posisi ini membuat Hyora terlihat seperti tokoh hantu di film horror. Untung saja cafe sedang sepi, tidak banyak yang memperhatikan sikap Hyora. 

"Bukan" jawaban Choonhee membuat Hyora sedikit mendangak tanpa mengganti posisinya.

"He?"

"Aku tau kamu manajer yang hebat. Kalau kau tidak suka kontrak ini, kau bisa menegaskan ke aku kalau tak mau. Kau bahkan pernah tidak bicara denganku beberapa hari ketika kita tidak setuju akan sesuatu. Hanya saja sikapmu ini out of the blue"

"Heol~ seakan kau tau segalanya tentangku, unnie"

"Kenapa?"

Hyora kembali melemaskan lehernya. "No comment" 

Manajer-nimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang