Pagi hari.
Kamar VIP di RS SEOUL tidak kalah saing dengan hotel bintang lima di seoul. Sesuai dengan harga tinggi yang perlu dibayar Hyora tiap bulannya.
Hyora terbangun oleh cahaya matahari menyinari matanya. Ia tertidur di sofa sebelah ranjang suaminya. Ia menyipitkan matanya beberapa kali untuk beradaptasi dengan cahaya yang masuk. Hyora duduk dan menyadari kalau ada yang menyelimutinya.
"Ahh benar" Hyora mengusap kulit wajah diantara alisnya. Ia ingat kalau tadi malam ia membocorkan rahasia (lagi) pada Johnny dan Doyoung. Hyora bingung harus bagaimana sekarang.
"Tidak apa-apa, tinggal beberapa bulan lagi kontrak selesai. Aku akan mencari pekerjaan lain selagi kembali ke agensi lama" Hyora bergumam sambil membicarakan rencananya sendiri. Ia berdiri mendekati ranjang suaminya. Mengusap tangannya sebagai ucapan selamat pagi, lengkap dengan senyum Hyora.
"Kalau kau mau membayar tagihan RS tiap bulan. Kau seharusnya melanjutkan kontrak"
Johnny yang menanggapi kalimat Hyora membuat Hyora malu untuk beberapa detik. Ia baru menyadari kalau tadi malam setelah kelelahan menangis menceritakan segala hal kepada dua membernya, Hyora tertidur. Dan Johnny lah yang menyelimutinya. Hyora kira mereka pulang setelah memastikan dirinya tidur.
"Kukira kalian akan kembali" Hyora menghampiri Johnny yang sedang menyiapkan bubur. Ia sambil lalu mengintip salah satu kamar yang ditempati Doyoung. Doyoung masih tertidur disana.
"Setelah mendengarkan kisahmu? tidak mungkin kami kembali" tidak ada senyuman setiap kata yang dilontarkan Johnny. Matanya terlihat sedih sekaligus kasihan pada Hyora. Hyora tersenyum sedikit lalu megenggam tangan Johnny untuk berhenti menyiapkan sarapan.
"Kau tidak perlu sedih seperti itu" senyum Hyora. "Sudah berjalan satu tahun, dan aku mampu. Kau hanya perlu meyakinkan aku kalau suamiku akan bangun, eum?" kini Hyora memaksa agar Johnny menatap kedua matanya.
Johnny terdiam. Ia bingung harus menanggapi apa. Ia menemui pasangan wanita yang ia sukai dalam keadaan koma, mendengarkan kisah tragis Hyora, kemudian mendengarkan kontrak sementara disaat ia membawakan sarapan karena khawatir dengan Hyora. Ekspresi seperti apa yang diharapkan Hyora dari Johnny?
"Hanya jangan sedih. Cukup itu saja" Hyora tidak tau apa yang dipikirkan Johnny, tetapi Hyora dapat merasakan kalimatnya terdengar seperti menjawab pertanyaan di kepala Johnny.
Johnny membiarkan lengannya digenggam Hyora lebih lama. Memang seharusnya Hyora-lah yang menerima dukungan darinya, tetapi mengapa Johnny merasa lebih membutuhkannya?
"Hyung" suara Doyoung menyadarkan Hyora dan melepas genggamannya.
"Apakah dia sudah kembali?" Doyoung bergumam tanpa berdiri dari kasur
"Maafkan aku soal tadi malam" Hyora mendatangi Doyoung
"Ahh, noona" Doyoung bergeser untuk memberikan ruang agar Hyora duduk di sampingnya
"Bagaimana syuting kemarin? apakah bahumu masih sakit?"
"Sedikit. Tidak apa-apa" Doyoung tersenyum agar Hyora tidak terlalu khawatir.
"Baiklah, ayo kita sarapan" ajak Hyora.
***
Johnny dan Hyora berada di salah satu butik ternama. Setelah berdebat dengan rumah produksi soal Doyoung, akhirnya Hyora mendapatkan libur untuk Doyoung. Walaupun setelah drama mengirimkan informasi terlukanya Doyoung dengan salah satu perusahaan berita, rumah produksi akhirnya deal untuk memberikan Doyoung hari libur.
"Bukankah Doyoung bilang tersisa beberapa scene saja?" bukannya Johnny menginginkan Doyoung untuk kembali syuting dalam keadaan terluka. Ia hanya penasaran dengan alasan Hyora.

KAMU SEDANG MEMBACA
Manajer-nim
FanfictieChoonhee memberikan Hyora pekerjaan. Sama seperti pekerjaan sebelumnya, menjadi manajer. Namun kali ini Hyora dikontrak untuk menjadi manajer dari agensi besar, S Entertainment. Lebih hebohnya lagi, ia akan menjadi manajer dari salah satu artis S En...