Hyora meninggalkan Taeyong dan Johnny agar mereka lebih tenang. Tidak, sebaliknya, Hyora kabur untuk menenangkan diri. Pikirannya kacau mengingat berantakannya Johnny mengetahui hal sebenarnya. Ia juga tidak berhenti mengutuk Aera yang enggan mengaku kepada Johnny. Berbohong pada publik adalah hal yang biasa dalam industri hiburan, tetapi berbohong secara personal akan lebih berdampak.
Hyora membungkus badannya agar tetap hangat. Berjalan menyusuri jalanan chicago tanpa tujuan pasti.
***
"Kau sudah bangun?" sapa Taeyong yang melihat Johnny membuka mata
"Eum" Johnny memegangi kepalanya yang sakit
"Minumlah" Taeyong menawarkan segelas air putih
"Apa yang terjadi?" tanya Johnny
"Minumlah dulu" mengingat bagaimana Johnny mabuk kemudian ditonjok Hyora, membuat Taeyong merasa kasian sebenarnya
Johnny menyerahkan gelas yang kosong. Taeyong menerimanya dan menaruh gelas diatas meja dapur.
Johnny masih terduduk di sofa mencoba mengembalikan kesadarannya. Taeyong duduk disebelahnya siap ditanya apapun oleh Johnny.
"Dimana Hyora?"
Taeyong menarik nafas panjang menatap temannya.
***
"Aku memintamu untuk berkata jujur" Hyora marah tetapi ia berusaha membuat nada bicaranya sedatar mungkin
"Dan aku bilang aku bisa mengurusnya sendiri" balas Aeri ralat Aera dari ponsel Hyora
"Aku sudah memberimu banyak waktu, tetapi kau membuat semuanya sia-sia" Hyora meremas ponselnya sebagai pelampiasan karena tidak dapat menemui Aera secara langsung
"Aku sibuk" ketus Aera
"Ha, sibuk. Terimakasih atas kesibukanmu. Membuat Johnny tau segalanya"
"APA?!" teriakan Aera membuat Hyora menjauhkan ponsel dari telinganya "APA YANG KAU LAKUKAN?"
"Benarkah? kini salahku?" Hyora kembali mendekatkan ponselnya
"Tidakkah kau bisa mempercayaiku sedikit? aku punya rencanaku sendiri. Sekarang bagaimana aku akan menghadapi Johnny, kau tidak punya pera-"
"-sungguh?" potong Hyora "Bagaimana kau akan menghadapi Johnny?" Hyora menarik nafas sebelum melanjutkan kalimatnya "Aku lelah mengatakan hal seperti memberikanmu waktu atau segera mengaku. Aku tau kau cukup dewasa untuk mengerti semua hal yang telah kukatakan. Jadi sekarang aku minta kau untuk tidak mendatangi Johnny"
"Ap- a! Mak- sud- mu" suara Aera terputus-putus hingga pada akhirnya panggilan berhenti.
Hyora menatap ponselnya. Aera tidak seperti akan memutus panggilan secara sepihak, berarti ada yang salah dengan jaringan.
Bukannya menemukan jaringan, Hyora malah menemukan notifikasi peringatan bencana alam dari pemerintah Chicago.
EARTHQUAKE ALERTS
MAGNITUDE UNKNOWN. EXPECT SHAKING.
Beberapa detik setelah membaca peringatan gempa melalui notifikasi, sekitar Hyora mulai berlarian. Hyora langsung berpikiran kedua artisnya di dalam hotel. Ia berlari sekencang mungkin. Beberapa kali ia terpeleset karena licinnya jalan. Hingga kakinya terbiasa berlari di jalan yang licin, ia juga beruntung berhasil menghindari mobil yang menabraknya.
Hyora mengatur nafasnya. Berlari di cuaca dingin membuat energinya lebih mudah terkuras. Badannya tidak panas karena keringatnya malah membeku.
Pikirannya hanya satu. Ia harus segera ke hotel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manajer-nim
FanfictionChoonhee memberikan Hyora pekerjaan. Sama seperti pekerjaan sebelumnya, menjadi manajer. Namun kali ini Hyora dikontrak untuk menjadi manajer dari agensi besar, S Entertainment. Lebih hebohnya lagi, ia akan menjadi manajer dari salah satu artis S En...