are we ok?

173 15 4
                                        

Haii semuaaa, Rey disini haha. I'm sorry for slow update. Emang nulis butuh push sih, jadi kalopun sibuk nugas bisa tetep update harusnya.

Thank you for anyone who reach me out, on ig especially (aku baca DM kamu kokk, hehe maaf lama banget ya :"). Thank you for loving manajer-nim. Semoga hingga bab akhir nanti kalian tetep cinta ama manajer-nim (re-read nya juga ya wkkk)

Also welcome for new readers <3

Anywayy, enjoyy!

***

"NO ONE WILL DIE TODAY" Fred berlari menyusul Taeyong dan ibu lansia. Fred dengan gesit mengganti posisi Taeyong dan melakukan pertolongan pertama. Fred dibantu dengan rekannya mengeluarkan semua peralatan yang dibutuhkan.

Fred terus memerintahkan rekannya dengan sebutan-sebutan pertolongan pertama yang sama sekali Taeyong tidak mengerti. Fred menutupi luka pendaharan sang ibu dengan plester luka ukuran besar setelah memastikan kondisinya. Kemudian ibu lansia itu diangkut dengan tandu.

***

Di lantai enam, Fred dan rekannya sibuk dengan HT untuk berkomunikasi dengan petugas lainnya yang menanti mereka. Rencana Fred adalah menurunkan ibu lansia bersama rekannya melalui balkon yang akan disusul oleh petugas lainnya menggunakan tangga damkar.

"Then, you and me will use emergency stairs" Fred mengatakan rencana nya pada Taeyong

Taeyong masih shock dengan apa yang terjadi. Penyelamatan Fred dengan temannya memang berhasil, tetapi perasaan akan kehilangan ibu lansia itu masih menghantui dirinya. Sepanjang berjalan menuruni tangga, Taeyong hanya terdiam sambil menatapi ibu lansia itu.

"Son" ibu lansia itu memegangi lengan Taeyong

Taeyong mentapnya tanpa berkata

"I'm okay. Thanks to you"

Fred memberikan ekspresi tenang karena kedua tangannya sibuk mengangkut tandu. Setidaknya hanya ekspresi Fred yang dapat menenangkan Taeyong saat ini.

***

Hyora terdiam, ia meremas selimut aluminium foil yang ia gunakan. Menatapi gedung hotel yang longsor setengah. Pikirannya amburadul. Dia tau, sebagai petugas pemadam kebakaran, Fred tidak bisa menjanjikan menyelamatkan korban dalam keadaan hidup. Janji seperti itu berat, baik untuk petugas ataupun relasi korban. Tindakan Fred benar

"Tak bisakah dia berjanji untuk sekedar menghiburku?" gumam Hyora

Johnny menatap punggung Hyora. Ia bisa mendengar gumaman Hyora. Johnny terus menatap punggung itu sambil menunggu petugas menyelesaikan pengobatan pada dirinya.

Sejak Fred masuk lagi kedalam gedung, Hyora terus berdiri menatap gedung di posisi yang sama. Siapapun yang melihat keadaan Hyora bisa merasakan aura kekhawatirannya.

"Mau bagaimanapun" Johnny mendatangi Hyora setelah selesai diobati "Fred, hanya melakukan pekerjaannya" bohong. Johnny juga sama khawatirnya dengan Hyora. Pikirannya tidak karuan dan menyalahkan dirinya sendiri yang memilih untuk meninggalkan Taeyong

"Kita harus percaya dan berdoa" tapi Johnny malah memilih untuk menghibur Hyora

Tidak lama salju turun. Membuat suasana menjadi lebih dingin.

Manajer-nimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang