Bab 13. Guru baru meresahkan

113 77 313
                                    

"Ken, berjuang aja belom udah takut kalah. Cemen banget lo, percuma ganteng. Mending sumbangin aja tu muka lo sama orang-orang yang nyalinya gede, atau lo oplas jadi jelek."
-kata Renza.

🌻🌻🌻

Bruk

Micell menjatuhkan bokongnya di kursi.

Pagi ini Ken tidak menjemputnya karena Ken kesiangan. Alhasil Micell naik ojol.

"Semalem lo kencan sama siapa. Ha!?" Tanya Janne tiba-tiba datang.

"Temen gue," cuek Micell tak menghiraukan Janne dan masih berkutat dengan ponselnya.

"Cell, Lo tau ga sih kalo Ken itu liat kalian."

"Emang ada yang salah?"

"Lo bukannya lagi deket sama tu cowok?"

"Cuma deket kan? Selagi gue bukan pacarnya ya terserah gue dong mo jalan sama siapa. Belom ada kepastian gausah sok keras."

"Gila emang ni orang!" kesal Janne.

"Lagian Ken juga tau kok sama Bryan."

"Bryan?"

"Cowok yang semalem ngajak gue nongkrong di Caffenya." jelas Micell.

"Kok tau?" Bingung Janne.

"Kan gue ceritain." enteng Micell.

"Tapi Danu bilang semalem mereka liat lo jalan sama cowok tapi Ken gatau katanya soalnya ga terlalu jelas muka cowoknya."

"Ngeblur?"

"Maybe yes,"

"Kurang fokus kali kameranya." kata Micell lalu beranjak dari tempatnya.

"Heh! Lo mau kemana?" teriak Janne.

"Kantin." kata Micell yang berhenti diambang pintu.

"Ikuuutt."

*****

Hari ini SMA Kebangsaan kedatangan guru baru alias guru pengganti yang akan mengajar olahraga kelas dua belas IPA dan sebelas IPS.

"Assalamualaikum anak-anak, perkenalkan saya Jeffen, saya akan menjadi guru olahraga kalian di sekolah ini, saya juga mengajar kelas sebelas IPS dan dua belas IPA." kata seorang lelaki berpostur tubuh tinggi dengan roti sobek yang terbentuk dari baju ketatnya.

"Ngajar Micell juga tuh Ken, tiati nanti kalah saing." bisik Renza.

"Heh. Pacar lo juga si Sasha diajar dia goblok, jagain." kata Ken.

"Kalau Sasha tergoda ya gua cari pacar lagi lah." Renza dengan sok kegantengannya. Sementara Danu hanya sok polos menatap guru baru itu.

Mereka melaksanakan KBM sebagaimana mestinya, Pak Jeffen memberikan materi yang cukup baik dan mudah dicerna muridnya. Tapi tidak dengan tiga dakjal yang dari awal tidak respect dengan guru baru tersebut. Permasalahannya adalah, guru itu memakai pakaian yang membuat para siswa insecure dan siswi-siswi genit terpesona.

Pak Jeffen hanya menerangkan teori dan tidak melaksanakan praktek seperti guru olahraga sebelumnya karena ia baru pertama memasuki kelas mereka. Setelah pelajaran selesai dan bel istirahat berbunyi, murid-murid bertaburan ke kantin. Tapi tidak dengan Ken dan kedua rekannya, mereka memilih untuk Mabar di kelas.

"Lo kenapa Ken?" Tanya Danu disela-sela permainan.

"Gapapah," singkat Ken masih fokus dengan layar ponsel yang dimiringkan.

"Lo bukan cewek, Ken." singut Renza.

"Tau tuh, kayak cewek aja kalo ditanya jawabnya GAPAPAH." kata Danu menekankan kata Gapapah.

Hi! Micella.. [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang