Dddrrtt ddrrt
Seseorang yang tengah tidur terusik oleh suara getar dari handphone yang disimpan di atas meja. Dengan setengah sadar dia memaksa untuk membuka matanya yang masih terasa berat. Dia berusaha mengubah posisinya menjadi duduk. Uh bahkan untuk bangun dari tidur pun membutuhkan perjuangan.
Tangannya meraih handphone kemudian mematikan alarm yang sedari tadi terus menyala.Gadis manis itu atau bisa kita sebut Yerin, berjalan sedikit lunglai karena nyawanya belum terkumpul penuh. Agar tidak terjatuh tangannya berpegang pada tembok dan menuju ke arah kamar mandi.
Yerin membasuh wajahnya, matanya melihat ke depan menatap pantulan dirinya di cermin. Dia sedikit mengusap poni nya yang sedikit basah.
Kruuuk
Yerin baru sadar dia belum makan sejak siang tadi, bahkan dia lupa tidak mandi. Saking lelahnya dia langsung tertidur di sofa.
Yerin berjalan ke arah dapur, tapi dia baru ingat. Dia kan belum belanja!
"Hhh". Yerin menghela nafas. Dia duduk di kursi dan menaruh kepalanya di atas meja makan.
Apa dia harus menahan lapar sampai besok?
"Mie instan?" Ah, sekarang Yerin ingat, dia kan punya mie instan. Dengan segera ia pergi mengambil mie instan di kopernya, walaupun hanya satu bungkus itu bisa membuatnya kenyang.
Selesai makan, ia pergi ke kamar. Sedikit asing melihatnya karena belum terbiasa.
Yerin merebahkan dirinya di atas kasur. Dia jadi ingin tidur lagi, padahal dia sudah tidur hampir 4 jam.
"Apa aku harus mengabari seseorang?" Yerin bertanya pada dirinya sendiri. Setelah lama berfikir yerin mengambil handphone nya yang masih ada di atas meja.
Yerin menscrool kontak di handphone nya, mencari nama seseorang yang akan diteleponnya. Jarinya berhenti bergerak kala melihat nomor yang dinamai 'Irene Eonnie' olehnya.
Sempat berfikir apa Yerin harus meneleponnya, takutnya dia menganggu. Ditambah ini sudah malam, bagaimana jika sudah tidur? Atau dia sedang belajar?
Karena ragu, Yerin mencari nomor lain untuk dihubunginya. Hingga tertera satu nama. Hwang Eunbi.
Yerin menekan tombol telepon dan mendekatkan handphone nya ketelinga.
Tapi ... sepertinya Yerin lupa sesuatu.
Pukul 6 pagi, Yerin tengah mengeluarkan isi kopernya. Iya, dia sedang membereskan barang-barangnya karena kemarin tidak sempat.
Biasanya jika Yerin tidak sekolah atau ada kepentingan yang lain, dia akan bangun jam 7 pagi atau paling siang jam setengah 8. Tapi dia tiba-tiba terbangun jam 5 pagi, itupun karena kepalanya mendadak sakit.
Sepertinya Yerin harus membeli obat.
Dia sempat mengompres kepalanya, dan sakitnya juga lumayan hilang. Karena mulai membaik dia langsung membereskan barang-barangnya.
Yerin berhenti membereskan barang-barangnya, dia lelah. "Padahal baru setengahnya," batinnya.
Dan itu masih lumayan banyak, termasuk barang-barang yang ada dalam kardus, ditambah kardusnya bukan hanya 1 atau 2, mungkin sekitar 8 atau 10. Dan hampir dari setengah jumlah kardus-kardus itu isinya buku.
Yerin sangat suka baca buku, dia pengoleksi novel, mungkin bukan hanya novel. Ya seperti buku tentang manajemen bisnis. Yerin punya? Tentu saja, walaupun dia kurang tertarik dengan buku itu tapi ya dengan sedikit paksaan dia terpaksa harus mempelajari isi buku itu.
Tapi ... apa saat ini Yerin masih membutuhkan buku itu? Buku yang tidak ia butuhkan sejak dulu? Euuu ... entahlah
"Dimana handphone ku?" Yerin bertanya pada dirinya. Dia lupa dimana menyimpan handphone nya.
Yerin beranjak dari duduknya, mencari benda yang dicarinya.
Di meja, di tempat tidur, di atas meja belajarnya, di nakas samping tempat tidurnya, bahkan sampai dapur ia mencari handphone nya, tapi dia tidak menemukannya. Ditambah dia terus mencari ditempat yang sudah ia periksa. Hhh.
Dan Yerin mulai kesal, dimana?? Seharusnya handphone nya izin dulu kalo mau hilang, jadi Yerin ga akan pusing kaya gini. Lupakan lah.
Yerin mencari sekali lagi handphone nya itu. Kan tidak lucu kalo tiba-tiba hilang. Kalo di rumah Yerin pasti sudah minta Irene untuk menelepon ke nomornya, tapi disini dia mau minta bantuan sama siapa? Sama orang yang dikamar sebelah? Ditambah Yerin tidak tau berapa nomor teleponnya, sudah lah.
Ok, Yerin tidak peduli lagi dengan handphone nya, untuk saat ini!
Tapi dia masih berfikir dimana handphone nya. Dasar memang.
Otaknya bekerja keras, terdapat kerutan di dahinya. Yerin mencoba mengingat kronologis hilangnya benda yang ia butuhkan saat ini.
Dimulai dari dia yang merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil menscrool layar handphone nya ke kanan dan kiri karena saking gabutnya, kemudian Yerin memutuskan untuk tidur dan menaruh handphone nya di...
"Di bawah bantal!!"
Yerin ingat, dia menyimpan handphone nya dibawah bantal. Dengan segera Yerin pergi ke kamar kemudian mengangkat bantal tidurnya.
Dan ternyata memang benar, terlihat handphone nya yang baru saja ia temukan tergelatak tak bernyawa/abaikan/, dan sudah di pastikan benda yang awalnya ada di bawah bantal itu sudah dalam keadaan mati daya.
Bae Irene / Jung Irene
Disini aku ubah marga nya Irene
KAMU SEDANG MEMBACA
My Happiness [Back July]
Fanfiction"Aku selalu berharap jika Eonnie ada di sisiku. Aku membutuhkanmu, Eonnie." ••• »Cerita ini murni dari pemikiran sendiri »Jangan membawa cerita ini ke rl, karena tidak ada sangkut pautnya dengan rl So... Happy Reading~~ Eh! 🗣️Vote nya jangan lupa (...