04. Sekolah Baru

68 23 0
                                    

Pagi ini, Yerin tengah menyiapkan alat tulis dalam tasnya.

"Buku... sudah, euu... pensil, bolpoin, penghapus, tipe-x, penggaris sudah."

Yaa seperti itulah Yerin, selalu memeriksa peralatan tulisnya setiap pagi, takut ada yang ketinggalan, ditambah sekarang hari pertamanya di sekolah barunya. Malu dong hari pertama di sekolah baru udah minjem alat tulis, mungkin itu yang dipikirkan Yerin.

Selesai dengan tasnya, Yerin mengambil blazer dan mengenakannya. Yerin sudah punya seragam barunya? Tentu saja, kan karena ayahnya.

Ayahnya ... baik sekali ya?

Yerin berjalan ke arah cermin, memandangi dirinya. Entah apa manfaatnya.

Dia merapikan rambutnya yang sedikit berantakan, dan sedikit memoleskan bedak ke wajahnya.

Setelah itu, matanya beralih ke arah name tag yang belum ia pasang. Menatap nama yang tertulis di sana. Jung Yerin. Kemudian memasangnya.

"Bagaimana aku berkenalan?" Pikirnya.

Yerin pikir akan mudah jika berkenalan, tinggal ucap 'Halo' lalu sebutkan nama. Tapi jika dipikir-pikir itu agak sulit. Menurut Yerin.

"Apa yang harus ku lakukan??"

Oh ayolah Yerin...




Oh ayolah Yerin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Disinilah Yerin, berjalan mengikuti langkah sang guru yang akan menjadi wali kelasnya, menuju satu kelas yang akan ditempatinya.

Yerin gugup, beberapa siswa lain memerhatikannya karena merasa asing. Satu-satunya cara yang dilakukan Yerin adalah menundukkan kepalanya.

Guru tersebut berhenti, membuat langkah Yerin juga terhenti. Guru itu membalikkan badannya menghadap Yerin.

"Tunggulah disini, masuklah jika aku menyuruhmu masuk." Ucapnya ramah.

Yerin mengangguk sebagai jawaban.

Kelas yang awalnya gaduh dan berisik langsung sunyi ketika sang guru masuk, terdengar jelas kursi yang digeser menandakan para siswa yang ada di kelas berpindah ketempat masing-masing.

"Kelas kita akan kedatangan murid baru, bersikaplah yang sopan dan baik padanya, buat dia nyaman dengan kelas ini."

Setelah gurunya berucap, kelas yang tadinya hening menjadi sedikit lebih berisik, mungkin bertanya-tanya siapa murid baru yang akan masuk kelas mereka. Yerin kan tambah gugup.

"Yerin, silahkan masuk."

Mendengar suruhan masuk, Yerin segera melangkahkan kakinya ke dalam kelas 2-1. Dia bersikap senormal mungkin walaupun dia mati-matian menahan gugup.

Tepat di samping gurunya Yerin berdiri. Memerhatikan isi kelas, ada yang menunggu Yerin mengatakan sesuatu, ada yang kayanya bodo amat, ada yang langsung senyum pas Yerin ga sengaja ngelirik dia, ada yang kayanya pengen ke toilet.

My Happiness [Back July]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang