16. Aneh

38 18 2
                                    

"Taehyung-ssi, sampai kapan kamu akan terus meneleponku?"

Malam ini, Yerin tengah berada di kamarnya. Hendak pergi tidur tapi Taehyung malah meneleponnya. Sebenarnya Yerin tidak keberatan, tapi ini sudah cukup lama dan Yerin bosan.

Entah kenapa Taehyung bisa meneleponnya malam-malam seperti ini. Yerin kira penting, ternyata tidak.

Pembicaraan yang dibahas  juga kurang berguna menurut Yerin, dari makanan yang dimakannya hari ini bahkan membicarakan anjing peliharaannya yang bernama Yeontan.

Awalnya Yerin selalu menanggapi kalimat-kalimat Taehyung dan menambah pembahasan, hanya saja semakin kesini Yerin hanya menjawab 'iya', 'oh', 'hm', 'haha', 'benarkah?' dan yang lainnya.

Oh ayolah, ini sudah jam 11 malam. Yaaa walaupun sebenarnya Yerin juga tidak mengantuk. Hanya saja malam ini terasa dingin.

"Ngantuk?"

Taehyung bicara diseberang telepon.

Uhuk!

Yerin diam, dia tidak menjawab pertanyaan Taehyung. Kening nya berkerut dan seketika menajamkan pendengarannya.

"Yer?"

"Tae?"

"Hm?"

"Kamu batuk?"

"Engga tuh, cieee khawatir gue sakit ya? Gue gapapa kok, sehat-sehat aja."

Yerin tak menggubris candaan Taehyung, dia sibuk menatap seisi ruangan kamarnya. Sebenarnya tidak mungkin jika Taehyung yang batuk, dari suaranya juga beda, ini suara perempuan.

UHUK!

Terdengar lagi.

"Yer? Lo batuk?"

Suara Taehyung mengalihkan fokus Yerin.

"Engga."

"Terus? Yang tadi batuk siapa? Ada yang nginep di apart lo?"

Yerin diam, Taehyung juga mendengarnya?

"Jung?"

Handphone yang berada tepat disamping telinga Yerin membuat suara Taehyung terdengar jelas olehnya. Namun Yerin tak menjawab, lidahnya terasa kelu dan tubuhnya kaku. Keringat dingin mulai mengucur membasahi pelipisnya.

"Jung Yerin? Lo kenapa sih? Jawab lah."

Terlalu sulit untuk bicara dan tanpa menjawab pertanyaan Taehyung, Yerin langsung memutuskan panggilannya. Menyimpan handphone disampingnya dan langsung menyelimuti tubuhnya untuk bergegas tidur.

Detak jantungnya berpacu cepat membuatnya sedikit sulit untuk bernafas.

Udara semakin dingin walaupun Yerin sudah memakai selimut. Karena takut, Yerin tidur mengahadap samping yang berlawanan dari arah pintu, memeluk guling yang ada kemudian menyembunyikan wajahnya.

Sulit untuk tidur bagi Yerin, terlebih pikirannya saat ini masih dipenuhi dengan bayang-bayang sesosok wanita kurus yang tadi ia lihat di samping pintu kamarnya.

Yerin diam membeku saat pendengarannya menangkap suara seseorang yang berjalan kearahnya dibarengi dengan suara patahan tulang.

Mencoba untuk tidak menangis, Yerin memejamkan matanya kuat dan menggigit bibirnya, berharap ia bisa cepat tertidur.

"Lain kali ... jangan tidur terlalu larut, ok?"

Dan Yerin hampir saja berteriak saat mendengar suara yang terdengar tepat disamping telinganya.




My Happiness [Back July]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang