08. Teman

51 20 0
                                    

Hari kedua Yerin menjadi murid baru. Jujur saja dia jadi lebih gugup dari kemarin, mungkin bukan gugup tapi takut, terlalu banyak yang dipikirannya.

Yerin mencoba tenang, dan mencoba bersikap biasa saja saat berjalan menuju kelasnya tapi...

"Apakah dia murid baru itu?"

"Iya, kamu benar, jika tidak salah namanya ..."

"Jung Yerin, namanya Jung Yerin."

"Ah kamu benar, tapi apa benar yang dikatakan oleh Nayeon?"

Langkah Yerin melambat.

"Aku tidak tau, tapi jika memang benar, bukankah itu sangat menyeramkan?"

"Tentu saja, itu sangat menyeramkan, memangnya siapa orang yang mau berteman dengannya?"

"Kamu benar, dia bisa saja mengganggu privasi orang lain."

"Aku setuju, mungkin dia bisa saja menjadi terkenal di sekolah ini."

"Iya, terkenal karena dia seorang cenayang, atau dukun? Haha."

Yerin berhenti melangkah, walaupun orang-orang yang membicarakannya itu berbisik-bisik tapi Yerin bisa mendengarnya. Mendengar semuanya.

Yerin bukan cenayang apalagi dukun. Yerin hanya diberi kelebihan, dia tidak meminta, tapi Tuhan memberikan kelebihan seperti ini. Apa itu salah?

Yerin menatap sekeliling, banyak orang yang menatapnya seakan Yerin adalah orang yang aneh. Saat Yerin tidak sengaja menatap salah satu murid, murid yang lain langsung berbicara ...

"Jangan melihatnya, dia bisa melihat semua tentangmu."

Ternyata ... yang ditakutkan Yerin selama ini benar-benar terjadi, ditatap aneh oleh orang lain, dan tidak ada yang mau melihatnya.

Rasanya Yerin ingin menangis saat ini juga.

Yerin menatap kembali ke sekeliling, berharap ada yang mau membelanya. Tapi tidak ada, tidak ada sama sekali, malah setiap orang yang di tatap Yerin segera memalingkan wajahnya.

Yang dipikirannya saat ini hanyalah kakaknya, berharap dia datang membelanya dan memarahi setiap orang yang berlaku tidak baik pada Yerin, sama seperti yang dilakukan kakaknya saat dulu.

Tapi ... itu semua tidak akan terjadi. Semua yang dipikirkannya tidak akan terjadi. Apa dia terlalu berharap??

Mata Yerin berkaca-kaca, namun ia coba untuk tidak menangis dan segera pergi ke kelasnya.

Yang dikatakan dirinya itu benar, "kamu lemah."





"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Yerin?"

"Ini jam istirahat, tidak mau ke kantin?"

My Happiness [Back July]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang