Chapte 17-Haru

117 21 6
                                    

Suasana dikoridor rumah sakit,Jeongyeon masih menangis sembari menunggu Jimin yang saat ini sedang dioperasi.Kai?pria itu masih menunggu lebih tepatnya menunggu Jeongyeon.

Hatinya sangat sakit melihat orang dicintainya menangisi pria lain.Sungguh Kai benar-benar berambisi untuk mendapatkan Jeongyeonnya.Tak peduli siapapun yang menghalanginya dia akan menyingkirkannya.

"Jeje-ya.."panggil Kai lembut disamping Jeongyeon yang masih menangis tersedu-sedu sembari menggigiti kukunya

Jeongyeon tak mengidahkan panggilan Kai,saat ini pikirannya benar-benar kosong"Jeje-ya!"sentak Kai lagi kali ini Jeongyeon kembali tersadar dari lamunan nya yang masih disela-sela menangis.

Jeongyeon menoleh kesamping dengan mata sembab hidung memerah"K-kenapa?"tanyanya serak

"Ayoo obati dulu lukamu Jeje-ya."tukas Kai sabar

Jeongyeon menggelengkan kepalanya menolak"Sirreo..aku tidak mau aku ingin menunggu Jimin disini"

Kai menghela nafas menahan marah"Tapi kau juga terluka Je!"

"A-aku tidak peduli,aku tidak apa-apa Kai..aku tetap menunggu Jimin!"kukuh Jeongyeon menolak

Kesabaran Kai habis terkikis sudah"JEJE-YA!"bentak Kai marah menatap Jeongyeon yang kini terkejut

"Jangan keras kepala kau juga terluka dan itu membuat hatiku sakit Je!"sambung Kai memelan

Jeongyeon hanya menatap Kai sendu"Mianhae..tapi maaf tetap saja aku dengan pendirianku--"

"Je.."pinta Kai memohon

Hendak membalas suara derit pintu operasi terbuka seorang dokter dengan jubah bedah operasi pun keluar,Spontan Jeongyeon beringsut mendekat.

"Dokter bagaimana keadaan kekasih saya?!"tanya Jeongyeon cemas

Sang dokter menatap Jeongyeon tersenyum tipis"Pasien tidak apa-apa sempat kekurangan darah jika kalian terlambat datang kesini,lukanya tidak terlalu dalan syukurnya pasien tidak mengalami kritis dan Kini pasien akan dipindahkan ke rawat inap"

Jeongyeon mendesah lega seraya berucap syukur"Kamsahamnida dokter.Setelahnya apakah aku bisa menemuinya?"ucap Jeongyeon tak sabar

"Anda bisa menemuinya setelah dipindahkan"timpal Dokter tersenyum"Baiklah,jika ada sesuatu kalian bisa memanggil kami.Kalau begitu saya permisi"

Dokter pun membungkuk pamit dibalas oleh gadis itu.Setelahnya dirinya menatap Kai tersenyum lega"Kai,aku yakin Jimin kuat dirinya pasti bisa bertahan untukku"ucapnya lega

Mendengar kalimat Jeongyeon membuat Kai terdiam merasakan hatinya berdenyut nyeri dalam sorot matanya dirinya terlihat marah,sedih,kecewa.Namun itu tidak diketahui oleh Jeongyeon gadis itu terpaku pada kelegaannya pada Jimin.

"Sialan kenapa kau tidak mati saja brengsek!"batin Kai menjerit tak terima kini dendamnya kian menaik.

***

Kai pria itu diam bergeming tanpa sadar tangan nya terkepal dirinya merasa  marah sekarang seharusnya rivalnya itu mati pikirnya.Hatinya memanas melihat adegan dimana Jeongyeon senantiasa menunggu Jimin sadar tak lupa tangan wanitanya itu menggenggam tangan Jimin.

Dilihatnya Jimin terbaring dengan luka diperutnya bekas tusukan Seulgi,tak lupa oksigen dimulutnya.

"Jimin-ah bangunlah jeball.."lirih Jeongyeon menggenggam erat tangannya dengan tangan Jimin guna menguatkan sang pujaan hati agar tersadar dari pasca operasi.

"Jeje-ya,ayoo obati dulu lukamu.Apa kau ingin menunjukan lukamu pada Jimin membuat Jimin sedih?"ucap Kai terpaksa menyebut nama musuhnya itu

Dirinya menelan egonya mau bagaimana lagi luka sekujur tubuh Jeongyeon yang didapatinya akibat kekerasan oleh Seulgi juga Honjae.

PROMISE [On Going] •PARK JIMIN •YOO JEONGYEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang