Chapter 19-Kilat Permusuhan

137 18 5
                                    

Hari ini hari yang membuat Jeongyeon harus extra bersabar setelah dimana dirinya PMS,Jeongyeon ingat dimana Jiminlah menjadi sasaran amukan Jeongyeon disaat gadis itu datang bulan.Jimin pria itu mendadak menjadi Manja semakin manja dan terus terus menempel pada Jeongyeon.

"Sayang..tolong ambilkan aku ponsel di nakas"Pinta Jimin merengek

Dengan sabar Jeongyeon menurut mengambilkan ponsel Jimin di nakas dan memberikannya padanya.

"Sayang suapi aku"

"Sayang kau mau kemana?"

"Sayang tolong kancingkan baju atasku,ini susah perutku terasa sakit"

Dan blabla membuat Jeongyeon mendengus akan sikap manja Jimin semakin menjadi-jadi membuatnya harus berulang kali menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Sayang---"

"Mwo?kau ingin apa?!"sentak Jeongyeon bersungut kesal

Jimin cengengesan tak berdosa dengan wajah imutnya namun membuat Jeongyeon gemas memilih memalingkan wajahnya ke sembarang arah

"Kau ingin apa lagi?"tanya Jeongyeon datar

Jimin mengulas senyuman manis memperlihatkan giginya rapi"Sini,berbaringlah aku ingin memelukmu"tukas Jimin lembut

Jeongyeon memincing melotot"Sirreo!"tolak Jeongyeon membuat Jimin mengerucutkan bibirnya kecewa

"Aigoo..aku ingin bermanja-manja disini bersamamu--aniya maksudku memelukmu."kata Jimin cepat mengoreksi saat mendapat tatapan tajam dari Jeongyeon

"Ayolah..hanya memelukmu,aku merindukan aroma vanilamu itu.Dari kemarin aku menahan diri karena kau sedang datang bulan."rengut Jimin merengek

Jeongyeon memejamkan matanya sebentar lalu membuka mata dan menatap Jimin yang juga menatapnya penuh harap tak lupa dengan wajah baby facenya itu membuat siapa saja melihatnya menggemaskan.

"Baiklahh"putus Jeongyeon pasrah akhirnya beringsut mendekat menaiki brangkar kasur Jimin yang nyatanya lumayan muat untuk 2orang.

Jimin tersenyum senang segera menggeserkan tubuhnya perlahan setelah gadisnya itu mendekat kemudian menidurkan disampingnya dan lengannya ia gunakan untuk menjadi bantalnya.

Namun dengan cepat Jeongyeon protes karena tidak ingin tangan Jimin keram juga pegal.Jimin hanya menjawab baik-baik saja kukuh untuk membujuk sang kekasih untuk menidurkan kepalanya dilengannya.

Akhirnya dengan pasrah Jeongyeon menurut keduanya tidur saling berhadapan bahkan tanpa sadar saling menatap satu sama lain.Jeongyeon merasa nyaman saat lelaki itu memeluknya erat membenamkan kepalanya di dada bidang Jimin.

Jimin juga merasakan hal sama,nyaman dan juga tenang.Selama ini dirinya menahan diri untuk tidak memeluk sang kekasih,karena kondisi ini membuatnya sempat frustasi.Jimin merindukan aroma vanila dalam diri Jeongyeon.

"Sayang,terimakasih sudah bersabar merawatku..Dan aku sangat mencintaimu"tutur Jimin berbisik rendah disela sela pelukannya.

Jeongyeon tersenyum hangat dibalik dekapan Jimin dirinya membalas memeluk Jimin dan tidak terlalu dekat karena gadis itu tak ingin luka Jimin terbuka.

"Hmm,sudah jadi wajibku.Karena aku adalah kekasihmu Jimin-ah,jadi kumohon jangan sakit dan tetap sehat aku juga mencintaimu"balas Jeongyeon tulus

Jimin tersenyum haru hendak mengeratkan pelukan dengan merapatkan tubuh mereka,namun sebelum itu terjari Jeongyeon gadis itu peka akhirnya menghentikan niat Jimin.

"Yhaa.Jangan lupa kau disini masih terluka bodoh!"rutuk Jeongyeon kesal
"Yha kenapa kau mengatai kekasihmu ini bodoh?!"sungut Jimin tak terima
"Kau memang bodoh,kau menyebalkan dan keras kepala"

PROMISE [On Going] •PARK JIMIN •YOO JEONGYEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang