SO LONG AND GOODBYE (B)

2.8K 156 4
                                    

Gadis itu memandangi rumah-rumah, pepohonan, jalan, yang makin lama terlihat makin kecil dari angkasa. Mereka semua menjelma menjadi titik-titik berwarna yang kemudian mengabur seiring dengan makin tinggi pesawat yang dinaikinya.

Dahlia tidak terlalu sering naik pesawat. Jadi kapanpun ia mendapat kesempatan untuk menaiki burung besi itu, gadis itu sangat menantikannya. Hanya saja kali ini pemandangan kota kelahirannya dari balik jendela pesawat terbang membuat ia sedih. Matanya mengerjap mencegah air mata lolos membasahi pipinya. Ya, ia akan melupakan mantan kekasihnya itu.

Ia selalu percaya bahwa Mario akan memperjuangkan cinta mereka yang ditentang keluarga besarnya. Berkali-kali lelaki itu meyakinkannya, ia akan membujuk ibunya untuk menerima hubungan mereka. Namun, jawaban dari semua doanya adalah sebuah undangan bersampul emas bertuliskan nama Mario dan nama gadis lain.

Seantero Sulawesi Selatan dan sekitarnya sudah pasti mengenal nama keluarga Mario. Selain memiliki kekerabatan dengan mantan wakil presiden, serta beberapa politikus terkenal. Keluarganya juga terkenal sebagai pengusaha di berbagai macam lini, mulai dari dealer mobil, hotel, hingga mendirikan pusat perbelanjaan. Sedangkan Dahlia, hanya anak seorang Janda yang ditinggalkan suaminya sejak ia masih balita.

Sungguh berat meninggalkan ibu, adik dan tanah kelahirannya. Namun, Dahlia bertekad akan mengubah nasib. Lagipula ia harus menjauh dari kota ini, menjauh dari kenangan, serta tatapan kasihan orang-orang yang memandangnya. Dahlia sudah muak dan tidak tahan lagi.

Pucuk dicinta, ulam tiba. Ketika ia sedang membutuhkan pertolongan untuk mencari pekerjaan baru, Sandra sepupunya menawari ia pekerjaan. Pekerjaan halal dengan gaji yang lumayan untuk anak lulusan SMK sepertinya, dan bonusnya lagi sekarang ia bisa merasakan kerja kantoran.

Gadis itu kembali bersandar di kursinya, sementara pesawat masih terus menerus bergerak naik untuk menambah ketinggian. Ia melirik tangan lelaki di sebelahnya yang mencengkeram erat sandaran kursi. Bibir lelaki itu tertarik membentu garis tipis, dan garis rahangnya menegang. Dahlia tak dapat melihat matanya, karena masih tertutup kacamata aviator.

"Jangan-jangan, Masnya, takut terbang." Dahlia membatin dalam hati sambil mengulum senyum.

*
Tak lama kemudian lampu tanda larangan untuk melepaskan seatbelt sudah dimatikan, serta lampu penerangan sudah menyala terang. Pesawat pun sudah bergerak stabil. Lelaki di sampingnya pun perlahan melepaskan cekalannya pada pegangan kursi. Ia kemudian melepaskan kacamata aviatornya dan meletakkannya di saku kemeja.

"Mas Segara, takut terbang?" Dahlia bertanya pada lelaki di sampingnya.

Yang ditanya langsung otomatis nyengir karena malu. "Kelihatan banget ya, Mbak?" Segara menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Iya, Mas. Pegangan kenceng banget," kata Gadis itu lagi sambil tersenyum.

Pembicaraan mereka kemudian terputus oleh pramugari yang membagikan makanan kecil, serta air mineral. Sambil meletakkan makanan masing-masing di atas meja, Segara membuka pembicaraan.

"Dalam rangka apa ke Surabaya? Liburan?" Ia menduga Dahlia adalah seorang mahasiswi, karena memang gadis itu masih sangat muda sekali di matanya.

"Enggak, Mas. Kerja, ada tawaran kerja di Surabaya." Gadis itu menjawab dengan singkat.

Segara memperhatikan cara gadis itu mengangkat roti di tangannya dan membawanya ke bibir. Giginya kecil dan rapi, serta bibir kecil dan penuh yang terlihat sempurna di wajah cantiknya. Lelaki itu menelan ludah dan memalingkan wajah sesaat.

"Oh, aku kira kamu masih kuliah." Segara kembali menatap wajah ayu di hadapannya.

"Enggak, Mas. Enggak ada duitnya, nanti aja mau kuliah sambil kerja." Gadis itu tersenyum sedih. "Mas Segara, ngapain ke Surabaya? Emang orang sini?"

Lelaki itu mengangguk mengiyakan. Ia bercerita bahwa dirinya memang lahir dan besar di kota pahlawan tersebut. Kedatangannya ke kota daeng adalah untuk bekerja, sekaligus mengunjungi seorang saudara di sana.

"Kamu ngapain jauh-jauh amat kerja di Jawa. Cari pengalaman baru atau kabur dari rumah nih?" Goda Segara lagi. "Eh, sori, kalau menurutmu terlalu pribadi, jangan dijawab."

"Nggak apa, Mas." Gadis itu menggeleng sambil tersenyum. "Percaya, nggak? Saya sampai pilih merantau ke Surabaya, karena patah hati."

"Kenapa?" Segara penasaran. Siapa gerangan yang berani mematahkan hati gadis berwajah malaikat seperti ini. "Ditinggal nikah?" tebaknya.

Dahlia mengangguk. Sesaat mata gadis itu meredup, sebelum kemudian memaksa diri tersenyum. "Biar cepet move on, Mas. Nggak enak banget rasanya diliatin temen-temen dengan pandangan kasian."

Segara memandang gadis di hadapannya dengan tatapan penuh simpati.

"Tuh kan, saya paling nggak suka diliatin kayak gitu." Gadis itu memberengut menatap Segara.

"Maaf-maaf," kata Segara cepat. "Terus nanti di Surabaya tinggal sama siapa? Udah ada tempat?"

"Ada, sama sepupu, Mas. Dia udah lama di Surabaya."

"Hati-hati di kota besar, banyak godaan." Segara berkata sambil tersenyum. "Eh, tukeran nomor dong. Siapa tahu nanti kalo ada waktu bisa ketemuan."

Dahlia memandang lelaki tersebut ragu-ragu.

"Tenang, kamu boleh cek namaku di aplikasi. Nomorku belum ganti-ganti dari jaman aku kuliah." Segara kemudian mengangsurkan kartu nama miliknya.

Kartu nama sederhana berwarna putih gading, dengan tulisan berwarna coklat tua. Segara Biru K. Demikian nama yang tertera di sana, beserta tulisan konsultan di bawahnya, nomor ponsel, e-mail dan alamat kantornya.

Dahlia kemudian memberikan nomor ponselnya kepada lelaki itu.

"Semoga di Surabaya kamu kerasan ya, dan bisa cepet move on." Segara tersenyum ramah pada gadis di hadapannya.

Gadis itu balas tersenyum padanya. Segara menemuka dirinya terpesona pada kecantikan Dahlia. Ia sungguh berharap bisa bertemu gadis itu kembali di Surabaya.

*

Dear all my lovely readers,

Hadeeh selesai juga ini part 1B. Semoga suka ya, dont forget to vote. Sexy blackmail belum dilanjut karena kemarin belum nemu konflik yang bagus, jadi takut ceritanya makin flat. Makanya mau dirombak lagi.

Kalo yg Ini udah kelar dirombak, tinggal eksekusi doang.

Mohon doanya biar lancar. Aamiin

Love,
Kanaya Aprilia.
4-3-21

PLAY WITH FIRE (Tayang Di CABACA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang