27. The Truth

742 38 5
                                    

Samuel mengajak gadis itu untuk menghadiri Grand Opening, salah satu usaha restorannya bersama beberapa orang temannya yang tinggal di Bali. Restoran bertema Romawi Kuno dengan sentuhan Pop Art, ini dirancang sedemikian rupa agar setiap sudutnya terlihat indah, unik dan menarik. Sehingga pengunjung tidak kesulitan menemukan spot untuk berfoto, karena setiap sudutnya terlihat sangat estetik.

“Mas Samuel, bukannya aku nggak mau diajak ke Bali. Tapi Mas Samuel nggak takut ketahuan istrinya?” Dahlia dengan takut-takut bertanya pada Samuel.

Lelaki berkecamata itu hanya tersenyum, memegang dagunya dan mencium bibir gadis itu lembur. “Jangan dipikirkan, sudahlah biarkan itu menjadi urusanku.”

Dahlia pun akhirnya tidak berani bertanya apa-apa lagi. Ia bahkan terpaksa memblokir nomor Segara, karena khawatir lelaki itu menghubunginya ketika sedang bersama Samuel. Ia sungguh benar-benar mencintai Segara, tetapi Dahlia butuh waktu untuk mengakhiri hubungannya dengan Samuel. Dalam hati, gadis itu berdoa agar Samuel segera bosan padanya.

Gadis itu ingin dicintai, diperlakukan sebagai manusia. Bukan diperlakukan sebagai boneka yang dipegang, dimainkan dan digunakan sesuka hatinya. Ia merindukan sentuhan Segara, merindukan bibirnya yang memujanya, baik dengan kata maupun dengan kecupannya. Dahlia hanya berharap Segara mau menerima alasannya dan mempercayainya begitu saja.

Dengan Samuel, ia merasa diperlakukan bagai budak, diatur, disuruh-suruh, dan dikendalikan. Di depan teman-temannya, Samuel bisa meremas dan menepuk pantatnya begitu saja. Dahlia jengah diperlakukan begitu, ia merasa dilecehkan tetapi tak memiliki daya untuk melawan.

“Mas, jangan dong, Lia malu,” bisik Dahlia pada Samuel ketika itu.

“Kamu malu? Jangan malu dong, lagipula kan nggak setiap hari aku bisa menikmati kamu secara terang-terangan.” Lelaki itu berkata sambil memeluknya semakin erat.

Segala hal yang ada pada dirinya diatur oleh Samuel, bahkan busana yang ia kenakan. Hari ini Samuel meminta Dahlia untuk mengenakan bawahan pas badan dengan belahan samping yang cukup tinggi, serta atasan crop top yang mempertontonkan perutnya yang rata. Untungnya Dahlia masih diperbolehkan mengenakan jaket jeans. Gadis itu beralasan ia takut kedinginan di pesawat.

Diam-diam ketika Samuel masuk ke toilet, ia membuka kembali nomor Segara yang sebelumnya sudah terblokir. Dengan was-was, ia melihat rentetan pesan masuk yang ditinggalkan kekasihnya itu mempertanyakan dimana Dahlia berada. Mengapa ia menghilang tiba-tiba dan pesan itu berhenti datang dua hari yang lalu. Samuel sudah kembali, lelaki berkacamata itu kemudian mengamit lengannya dan menggandengnya menuju mobil jemputan mereka yang sudah menunggu.

"Iya, Oliv. Papi pulang besok siang. Iya, Papi bawa oleh-oleh buat kalian semua." Samuel sibuk menelepon putri-putrinya.

Dalam hati Dahlia berdoa agar istrinya tidak curiga, ia tidak ingin dirinya berakhir seperti Syifa yang dipermalukan dan diberhentikan dari pekerjaan.

Lelaki itu kemudian sibuk dengan dirinya sendiri, membiarkan Dahlia melamun memandangi jalanan kota Surabaya yang panas. Benaknya melanglang buana memikirkan bagaimana ia harus membalas pesan Segara. Apakah lelaki itu akan memercayainya mentah-mentah seperti biasa dan tidak banyak bertanya, atau justru malah mencecarnya habis-habisan.

Mobil sudah memasuki salah satu hotel berbintang empat di Surabaya. Samuel sengaja tidak memilih hotel bintang lima, karena takut berjumpa dengan saudara dab teman-teman istrinya. Namun, ternyata kejutanpun sudah menanti di sana.

*

Lanjutannya ada di cabaca ya gaes.

Tayang setiap senin.

Dont forget to vote and comment.
Pray for Palestine.
Kanaya Aprilia.

PLAY WITH FIRE (Tayang Di CABACA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang