10. Samuel

1K 81 7
                                    

Lelaki itu bernama Samuel, usianya mungkin sekitar 40-an awal atau pertengahan. Wajahnya tampan, matanya sipit dan berkacamata. Pertama kali Dahlia melihatnya ketika lelaki itu bertanya kepadanya apakah bosnya ada. Setelah itu ia tidak pernah berkomunikasi lagi secara intens dengan Samuel, sampai hari ini.

"Hai Dahlia, apa kabar?" Pria itu tersenyum kepadanya.

"Ada apa, Pak Samuel? Mau ketemu bos saya?" Dahlia langsung terduduk tegak. Tadinya ia sedang bermalas-malasan di kursinya sambil bermain ponsel.

"Nggak, saya tau bos kamu lagi nggak ada. Saya mau ketemu kamu kok," katanya lagi.

"Ada yang bisa saya bantu, Pak?"

"Kapan-kapan kalau kamu ada waktu, ikutan jalan yuk." Lelaki berkacamata itu bersandar di pinggiran kubikelnya.

Bila dilihat dari penampilannya, Samuel adalah orang yang sangat memperhatikan penampilan. Pilihan bajunya selalu modis dan kekinian. Di usianya yang sekarang, lelaki berkacamata itu selalu tampak bugar. Sepertinya ia adalah orang yang rajin mengunjungi pusat kebugaran untuk membentuk tubuh.

Dahlia hanya tersenyum saja, tidak mengiyakan tetapi juga tidak menolak.

"Ini jalannya rame-rame kok, Sandra juga sering ikut. Sama temen-temen sekretaris yang lain." Samuel menambahkan.

"Liat nanti ya, Pak. Kalau bisa ikut, saya ikut." Dahlia tersenyum sopan.

Samuel menatap gadis di hadapannya dengan penuh minat. Lelaki itu kemudian mengangsurkan amplop putih kepada Dahlia dan meletakkannya di atas meja.

"Apa ini, Pak?" Dahlia mengernyitkan dahi dan bertanya.

"Buat kamu," kata Samuel sambil tersenyum. "Saya pergi dulu ya."

Sepeninggal lelaki itu, Dahlia melirik amplop putih di atas meja. Tangannya bergerak mengambil benda tersebut dan membukanya. Matanya membulat ketika mengetahui di dalamnya terdapat sejumlah uang dengan jumlah yang cukup besar. Perlahan, ia menghitung lembaran berwarna merah tersebut.

"Satu juta," bisiknya pelan.

Uang ini bisa ia pergunakan untuk keperluan lain, seperti berbelanja sepatu yang sudah lama Dahlia inginkan. Tadinya ia bermaksud mengubur keinginannya karena budget nya sudah habis untuk mengirim kepada ibu dan adik tirinya.

"Ini nggak apa kalo diterima," batinnya dalam hati. "Nggak apa kali ya," gumamnya kemudian memasukkan amplop tersebut ke dalam tas.

*

"Lia, kenapa kirim uang sedikit sekali?" Ibunya menelepon dan lagi-lagi membahas soal uang.

"Kenapa uang lagi mami bahas? Kan sudah dikirimkan toh." Dahlia jengah harus membahas masalah yang ini-ini lagi.

"Deh, mami kan mau beli baju. Banyak sekali acara pengantinku bulan ini."

Ratih mengeluh karena uang yang dikirimkan Dahlia, hanya cukup untuk membeli sebuah baju baru. Ada beberapa acara adat pernikahan yang harus ia hadiri bulan ini, karena banyak sekali saudara yang menikah. Ia merasa malu, kalau harus hadir di acara lamaran, kemudian Mapacci, dan masih mengenakan baju baru yang sama.

"Ya, jangan pakai baju itu dong, Mi. Baju Mami kan banyak, dipakai bergantian kan nggak apa." Dahlia memijit pelipisnya. Sungguh yang ia inginkan setelah pulang kerja sebenarnya hanya bersantai, tetapi keluhan dari ibunya membuatnya sakit kepala.

"Ya masa mami mau pake baju yang sama dua kali, malu dong!" Ratih menjawab dengan kesal.

Dulu Dahlia mungkin akan menjawab hal yang sama, berkomentar tentang memakai baju yang sama dua kali. Namun, sekarang keadaan ekonomi mereka berbeda jauh. Penghasilan Dahlia hanya cukup untuk hidup pas-pasan, bukan berlebihan. Ia sungguh berharap Ratih mau lebih mengerti kondisi mereka berdua.

"Mam, kondisi kita tuh beda kayak dulu, Mam. Sekarang penghasilan kita cuma dari gaji sama toko, mami mesti pinter kelola uang, Mam." Dahlia menghela napas sebelum melanjutkan. "Lia di sini juga butuh uang, Mam, buat biaya hidup. Ini aja kos masih numpang Sandra."

"Makanya kamu cepetan cari pacar kaya, biar hidup kita nggak susah kayak gini."

'Kayak gampang aja, nyari pacar kaya,' batinnya.

*
Dear all my lovely readers,

Hadeeh lama g update pdhl hrsnya nih cerita kelar di bulan mei. Jadi aja molor wkkakaka.

Qadarullah, minggu2 kemarin hectic banget. Paksu sakit dan operasi di RS. Eh, ndilalah yang bayi sakit juga. Jadilah mamak2 ini harus membelah diri dan menentukan skala prioritas.

Semoga tetep pada nunggu Dahlia ya. Jan lupa vote n komen.

Thanks,
Kanaya Aprilia.

1-5-21



PLAY WITH FIRE (Tayang Di CABACA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang