4. appointment

1.9K 117 9
                                    

Seharian Segara seperti cacing kepanasan. Sebentar-sebentar melihat jam, sesekali melirik ponselnya membuat Jendra, rekan kerjanya heran. Tak biasanya lelaki berwajah oriental ini sibuk sendiri dan kurang berkonsentrasi.

"Heh! Janjian sama siapa, sih? Daritadi ngeliatin handphone ama jam mulu." Jendra menyenggol lengan Segara untuk mengembalikan fokusnya.

"Ada deh, mau tau aja." Segara tertawa.

"Kalo dari wajah-wajahnya nih, pasti mau janjian sama yang cantik." Rekan kerjanya itu belum berhenti menggodanya.

Mereka berdiri di depan proyek pembangunan gedung serbaguna salah satu universitas swasta yang sedang mereka kerjakan. Keduanya mengenakan helm proyek untuk melindungi kepala mereka dari benda yang mungkin bisa jatuh dari atas. Tak lupa rompi dengan garis menyala dan sepatu safety membungkus kaki mereka. Masing-masing dari mereka memiliki pengalaman buruk menyangkut kecelakaan kerja. Segara nyaris kehilangan jempol kaki karena plat besi yang tiba-tiba jatuh. Sementara Jendra malah hampir kehilangan mata karena katrol besi yang terpental dan mengenai pelipisnya. Maka dari itu hingga detik ini mereka tidak main-main dalam menggunakan alat pelindung diri. Segara dan Jendra sudah membuktikan bahwa hal tersebut bisa menyelamatkan mereka dari kehilangan anggota tubuh.

"Setelah ini selesai, ada bocoran nggak Pak Bos? Aku dapat proyek apa?" Jendra mengerjap-ngerjapkan matanya dengan ekspresi yang dibuat-buat.

"Jangan ngeliatin gitu, jijik tau." Segara tertawa. "Doain aja, habis gini kita banyak menang tender. Jadi kita bisa bagi-bagi bonus yang banyak ke teman-teman yang lain. Habis gini udah tinggal wiring doang, kan?"

Jendra menganggukan membenarkan. Harapannya semua berjalan sesuai rencan sehingga sesuai dengan time schedule dan tidak ada keterlambatan. Keterlambatan sangat merugikan untuk kontrak dengan metode lumsum seperti ini, karena itu berarti ada biaya penambahan tenaga kerja dan lainnya, sehingga akan mengurangi keuntungan.

"Ingat-ingat, kalua sampai kontrak ini mundur maka bonusmu yang jadi korban." Segara berkata dengan serius.

"Siap, Bos. Kalau urusan duit gini, cepet aku. Eh terus-terus kapan mau ketemuan sama yang cantik-cantik? Aku nggak diajak."

"Sok tahu kamu. Nggak, aku nggak janjian sama sapa-sapa." Segara berusaha membelokkan pembicaraan dengan membicarakan mengenai Kurva S proyek mereka.

"Ngeles aja terus, Ra. Didoain yang baik-baik deh, semoga yang ini cocok. Masa cowok sholeh kek kamu, jomlo kelamaan juga nggak bagus. Keburu jadi solehah." Jendra tertawa terbahak-bahak. "Semoga bisa cepet dapat gantinya Reni."

Mendengar nama Reni diucapkan membuat hati Segara tercubit. Mantan pacarnya semasa kuliah itu, berselingkuh dan meninggalkan dirinya demi berpacaran dengan seorang gamer youtuber.

Segara memang tidak pernah menggembar-gemborkan nama keluarga dan bisnis mereka. Ia memiliki standar yang cukup tinggi dalam kesuksesan, yaitu hal tersebut harus ia capai sendiri tanpa bantuan keluarganya. Setelah berkarir selama lebih dari lima tahun di perusahaan konstruksi milik BUMN, ia memutuskan untuk membuka miliknya sendiri. Ia bermaksud melamar Reni setelah itu dan membuka identitas keluargnya kepada kekasihnya. Namun, yang didapatnya malah kejutan yang luar biasa.

*

Siang itu ia sedang berdiskusi dengan sahabat om nya, yang akan menjadi partner usahanya nanti, ketika ponselnya berbunyi.

"Kenapa, Wa? Tumben nelepon," kata Segara. Biasanya sahabatnya satu ini jarang menelepon, kalau tidak ada yang penting.

"Coba kamu cek DM Instagram sama pesan yang aku kirim." Suara Dewa terdengar serius.

"Ada apa, Wa? Kenapa serius banget?" Segara berusaha tertawa, walaupun ia mendeteksi sesuatu yang tidak beres.

"Cek aja dulu, key? Kalau bisa ke tempat yang sepi." Dewa berpesan sebelum menutup telepon.

Segara pun izin sebentar untuk membuka pesan yang dimaksud Dewa. Segera setelah memasuki pintu tertutup, ia membuka DM yang dimaksud Dewa dan tangannya bergetar menyaksikan instastory tersebut.

Video tersebut menunjukkan Reni yang sepertinya sedikit mabuk, berada di pelukan seorang laki-laki dengan rambut jabrik bertato. Insta story selanjutnya lelaki tersebut mencium pacar Segara dan nampak dengan sengaja meremas dada gadis itu. Segara langsung mual seketika. Ia tidak pernah memperlakukan dan melecehkan Reni seperti itu, apalagi di depan umum. Reni malah tertawa-tawa dan berkata pada lelaki yang ternyata bernama Diko itu untuk melakukannya lagi.

"Brengsek!" Segara mengumpat dan menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Sejak saat itu, Segara berhati-hati dalam menjaga hatinya. Ia benci kebohongan dan membenci pembohong. Buatnya, ketika janji sudah dilanggar, tidak ada gunanya hubungan dipertahankan.

*

Dear all my lovely readers,

Ini aku nulisnya live, gaes. nggak pake dipikir-pikir, langsung ditulis terus di up. kurang lebihnya mon maap yak. Masukan dan saran, diterima dengan senang hati.

Ciao,

Kanaya Aprilia.

PLAY WITH FIRE (Tayang Di CABACA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang