25. Do you think you can get away that fast?

591 38 0
                                    

Dahlia kecewa hari ini Segara tidak bisa menemuinya. Lelaki itu sibuk sekali seharian, membalas pesannya pun jarang-jarang. Bibir gadis itu melengkung ke bawah, cemberut. Seingatnya dulu Mario tidak pernah sebegitu sibuknya sampai tidak sempat membalas pesannya. Ia menghela nafas, andaikan Segara itu pengusaha, tentu dia tidak akan sesibuk ini.

Gadis itu membuka kamar kos dan melemparkan tas, serta sepatunya begitu saja. Ia kemudian membuka ikat rambutnya, dan membiarkan rambut indahnya tergerai bebas setelah seharian terikat. Jemarinya bergerak melepas jasnya, memasukkan pakaian tersebut ke dalam keranjang kotor, kemejanya menyusul setelahnya. Ia sama sekali tidak menyadari bahwa mobil Samuel sudah terparkir di tempat parkir, dan lelaki itu sudah di dalam kamar menunggunya.

Sebuah tangan tiba-tiba menjenggut rambutnya dan memaksanya mendongak, Dahlia berteriak kesakitan. 

“Jadi selama aku nggak ada, kamu sudah tidur sama siapa aja?” Suara Samuel berbisik mengancam di telinganya. “Dasar kamu wanita jalang!” Lelaki itu kemudian menarik rambut gadis itu dan menyeretnya. Tak ia pedulikan Dahlia yang menangis, dan meminta tolong.

*

Segara masih merasa kecewa dan marah dengan apa yang dikatakan Andien padanya. Ia bahkan langsung memblokir semua akses gadis itu untuk menghubunginya. Entah atas dasar apa Andien bisa menyimpulkan kalau Dahlia itu simpanan omnya. Gadis itu mungkin terlalu banyak menonton sinetron yang merusak pikiran dengan jalan ceritanya yang berbelit-belit, sehingga berhalusinasi bahwa Dahlia menjadi simpanan Samuel.

Ia sungguh tidak menyangka Andien akan melakukan perbuatan serendah itu, dengan memfitnah Dahlia yang bukan-bukan. Hanya karena gadis itu seorang pegawai rendahan dan berpacaran dengannya.

“Mbak Marina itu sudah lama suka sama Mas Segara, mungkin karena Mas baik sama dia.” Dahlia berkata saat itu. “Jadi Mas jangan kaget ya, kalau misalnya dia ngomong aneh-aneh soal aku.”

Dahlia juga menceritakan rumor yang sering digunjingkan para pegawai tentang mereka, bahwa sekretaris-sekretaris VP seperti dia adalah simpanan para lelaki tua. Ia tidak menampik bahwa ada juga teman-temannya yang berbuat begitu, tetapi Dahlia bukan gadis seperti itu.

Lelaki itu hanya tertawa saja, dan mengabaikannya sambil lalu. Segara tidak menyangka bahwa hal yang disampaikan Dahlia benar-benar terjadi. Kedatangan Andien ke kantornya sudah membuktikan segalanya, bahwa yang diperkirakan Dahlia menjadi kenyataan.

Jendra baru saja datang dan menepuk bahunya. “Eh, Bos Segara udah datang. Sori tadi lagi ngobrol sama mandor proyeknya di bawah. 

“Coba dong kamu perhatikan, ini masa masangnya miring gini?” Segara menunjuk pemasangan Cable Tray yang tidak rapi.

“Santai, Bos. Kamu sensi banget hari ini.” Jendra menatap bosnya keheranan, sepertinya mood Segara hari ini jelek sekali.

“Sepupu lo, tuh, ngeselin.” Segara berkata dengan penuh kemarahan. “Murahan banget jadi cewek.”

“Bentar-bentar, maksud lo apaan nih?” Jendra waspada. Sebenarnya ia sudah mendengar pertengkaran Segara dan Andien. Namun, Jendra memilih untuk tidak ikut campur, tetapi mendengar kata-kata yang dilontarkan Segara, telinganya panas juga. “Mungkin cuman salah paham aja kali.”

“Salah paham, gimana? Dia nuduh calon istriku jadi simpanan om-om.” Segara makin emosi. “Aku nggak nyangka Andien melakukan strategi murahan kayak gitu buat misahin aku sama Lia. Jangan-jangan malah dia yang jual diri ke om-om.”

“Eh, jangan kurang ajar!” Jendra langsung mendorong bahu Segara. “Bucin banget kamu jadi cowok! Kamu nggak curiga, barangnya bagus-bagus padahal gajinya kecil? Emang bener kali, cewekmu murahan!”

“Brengsek,” umpat Segara sebelum melayangkan pukulan ke wajah rekan kerjanya.

*

Dont forget to vote and comment.

Thank you,
Kanaya Aprilia.

PLAY WITH FIRE (Tayang Di CABACA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang