19B. And I love you so.

786 46 2
                                    

Segara pasti menjadi lelaki yang paling bahagia, seandainya Dahlia menerima cintanya. Ia sudah melakukan reservasi  di rooftop cafe di salah satu hotel berbintang. Semoga ia tidak terlalu berlebihan dalam melakukannya, sehingga membuat gadis itu malah kabur darinya.

Di usia yang sudah sematang ini, harusnya ia sudah lebih berpengalaman dalam menyikapi masalah perempuan. Namun, pada kenyataannya sama saja. Dahlia membuat Segara berdebar-debar seperti remaja lelaki yang baru pertama menyatakan cinta.

Akhir-akhir ini komunikasinya dengan Dahlia lancar sekali. Hampir setiap hari, ia berkirim pesan, menjemput gadis itu, kecuali di hari kamis. Karena kamis kemarin, gadis itu berkata ia ada janji dengan teman-teman kantornya.

Tadinya Segara bermaksud langsung menyatakan perasaannya, begitu pulang dari Jakarta. Namun, ia menyadari untuk seorang gadis spesial, tentu saja ia harus merencanakan sesuatu yang luar biasa.

Maka dari itu akhir pekan ini, ia sengaja melakukan reservasi di Rooftop Cafe tersebut. Segara sudah meminta tolong salah satu supir keluarganya untuk mengantarkan sebuah gaun yang dalam hati ia berdoa, semoga pas dengan Dahlia, beserta sebuah undangan makan malam.

Ponselnya bunyi beberapa saat kemudian. Benar dugaannya Dahlia meneleponnya. Mungkin gadis itu sudah menerima gaun yang ia kirimkan. Sebuah gaun berwarna lilac, dengan bagian bawahnya terdiri dari kain tulle yang mengembang indah. Dengan bustier dari satin berwarna senada di bagian dalam, kemudian luarnya dipadukan dengan kain tulle yang sama. Payet mutiara dijahit tersebar di bagian atas gaun tersebut, menambah keanggunannya. Segara langsung mengiyakan begitu sekretarisnya menunjukkan gaun tersebut.

Seandainya Dahlia menjadi kekasihnya, ia harus memberikan bonus kepada sekretarisnya tersebut. Ibu dua orang putri itu dengan semangat melaksanakan perintah untuk mencari gaun tersebut. Setelah tiga kali keluar masuk butik disainer, akhirnya mereka berdua mencapai kata sepakat ketika melihat gaun itu.

"Mas Segara, ini bajunya cantik banget." Gadis itu terdengar gembira di telepon. "Makasih, ya."

"Sama-sama. Nanti malam aku jemput ya." Segara tak mampu menahan senyum gembiranya. Ia yakin nanti malam, pernyataan cintanya akan diterima.

*
Dahlia nampak cantik dalam balutan dress berwarna lilac yang dikirimkannya. Gaun tersebut berhenti tepat di lututnya, terlihat manis dan sopan pada saat yang bersamaan. Segara tidak berkedip saat menatap gadis itu, terbius oleh kecantikannya yang sempurna.

Rambutnya yang dulu berwarna hitam, kini sudah di-highlight dengan cokelat kemerahan. Bibirnya dipulas dengam warna merah muda yang lembut dan diberi sentuhan glossy diatasnya. Membuat bibir gadis itu terlihat penuh dan kissable.

Gadis itu tersipu ketika Segara meraih tangannya dan menggenggamnya.

"Jadi selama di Manado aku kepikiran kamu terus. Aku nggak bisa kalau nggak denger suara kamu." Segara berdehem. Sejujurnya ia juga malu harus mengatakannya dan bingung harus memulai dari mana.

Dahlia menunggu. Ia menatap Segara dari balik bulu mata lentiknya.

"Waktu kamu susah dihubungi, aku makin yakin sama perasaanku sendiri. Aku sayang sama kamu. Di umur kayak aku, nggak cocok pacar-pacaran. Maka dari itu jadilah kekasihku?"

Walaupun sudah bersiap akan pernyataan cinta Segara, Dahlia tetap saja merona bahagia. Perasaannya berbunga mengalahkan rasa ketika rekeningnya di transfer oleh Samuel pertama kali.

"Nggak sekalian calon istri, Mas?" Dahlia menggodanya. Ia kemudian membekap mulutnya ketika menyadari sepertinya dirinya salah bicara.

Segara tertawa. "Jadi aku diterima jadi calon suami, nih?"

Dahlia mengangguk dan membiarkan jemarinya dikecup oleh Segara. Lelaki itu kemudian memasangkan cincin emas polos di jari manisnya.

*
Jangan lupa vote and komen.

Yeeaaay semangat-semangat, tar lagi tamat.

Pray for Palestine,
Kanaya Aprilia.
15/5/21

PLAY WITH FIRE (Tayang Di CABACA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang