Malam belumlah terlalu larut, bulan purnama belumlah tinggi.
derap puluhan langkah kaki kuda, dan suara ringkikannya membelah kesunyian malam yang belum terlalu larut." hia...hia...."
Suara suara mereka membuat setiap binatang malam berhamburan menjahui setiap jalan yang akan mereka lalui.
Orang orang memilih bersembunyi kala melihat mereka, ada rasa takut saat berpapasan dengan puluhan orang berkuda tersebut.
" siapa mereka, dan hendak mau kemana ? "
Pertanyaan pertanyaan itu selalu terlontar dari orang orang yang melihat mereka dengan perasaan takut.
Beberapa obor mereka bawa untuk menerangi jalan, walaupun cahaya purnama sudah cukup menjadi penerang bagi mereka.
Tidak ada kata yang terucap dari mereka, selain terus dan terus memacu kudanya.
" Kebo suro, Kuda kuda kita perlu istirahat sejenak "
" Jalak tanu, gusti ratu perintahkan sebelum matahari terbit kita harus sudah sampai di Watu galuh "
Kuda kuda mereka mulai terlihat kelelahan, namun tetap saja, mereka terus berusaha untuk memacunya.
Bulan purnama mulai agak condong ke barat, langkah kaki kuda mereka akhirnya mengantarkan sampai ke Watu galuh.
Suasana begitu sunyi, beberapa penduduk dengan wajah sedikit takut mencoba untuk mendatangi mereka.
" mohon ampun kisanak, hendak perlu apakah ke kampung ini ? "
Kebo suro tidak langsung menjawab pertanyaan orang itu, namun dari ujung kepala hingga ujung kaki dia amati orang tersebut.
" kami akan ke Kahuripan "
Orang itu terdiam, dia tidak memiliki keberanian untuk bertanya lebih jauh, dia lebih memilih keselamatan dirinya, daripada berurusan dengan orang orang ini.
" kau kepala desa sini ? "
" bukan, cuma aku yang dituakan disini "
" pergilah.."
Tanpa bertanya lagi, orang tua tersebut langsung berlalu dihadapan Kebo suro dengan cepat.
" kita disini sampai gusti ratu dyah Tulodong tiba "
Pagi telah tiba, suasana desa tidak seperti biasanya, para penduduk lebih suka berdiam diri di rumah, mereka tidak melakukan rutinitas seperti biasanya.
Adanya puluhan orang tidak dikenal, membuat mereka takut terjadi apa apa, cuma anak buah Kebo suro yang lalu lalang di desa tersebut.
Menjelang siang, rasa takut kian menyelimuti seluruh penduduk desa, bukan ancaman ataupun gangguan yang mereka lakukan, namun datangnya ratusan prajurit.
" gusti ratu akan tiba "
Menjelang sore, iring iringan ratu dyah Tulodong telah sampai di Watu galuh.
" Kuda paksi, besok pergilah ke Watan mas, dan katakan pada raja Airlangga, bahwa aku akan datang dua hari lagi dengan membawa persembahan yang sangat banyak, serta sangat mengejutkan "
" sendiko gusti ratu "
KAMU SEDANG MEMBACA
Kahuripan 1009 - 1042 2 Dyah Tulodong
Historical Fictionkeinginan Airlangga untuk menguasai pulau jawa seperti para pendahulunya dahulu tidak berlangsung mudah. usai menaklukkan empat kerajaan di blang selatan jawa, Hasin, Wuratan , Lewa dan Wengker. namun masih ada satu kerajaan yang belum bisa dia takl...