Jatuhnya Kota Raja 2

42 3 0
                                    


" Tumanggala......."

Teriakan yang begitu kencang dari patih Narotama kepada Mapanji tumanggala yang sedang bertarung dengan para musuh musuhnya, sejenak membuyarkan konsentrasi dirinya.

" ada apa patih Narotama ? "

" cepat kau bawa gusti prabhu keluar dari kota raja "

Tanpa banyak tanya, Mapanji tumanggala menuruti apa yang patih Narotama perintahkan.

" gusti prabhu, ayo kita keluar dari kota raja "

" ada apa Mapanji tumanggala ? "

" patih Narotama perintahkan seperti itu "

Mendengar nama Narotama disebut, raja Airlangga langsung menuruti apa yang Mapanji tumanggala ucapkan.

Patih Narotama terus memacu kudanya, sesekali kerisnya menghujam tubuh musuhnya yang mencoba menghalangi jalannya.

" bayu aji...."

"ada apa gusti patih ? "

" cepat.., pergilah ke istana, selamatkan keluarga raja "

Tanpa banyak kata, bayu aji langsung bergegas memacu kudanya, meninggalkan arena pertempuran.

Dengan cepat batu aji memacu kudanya menuju istana, sementara itu banyak bangunan yang mulai terbakar.

" kinanti, tolong selamatkan istriku, dia saat ini sedang hamil tua "

Pinta bayu aji kepada kinanti, saat mereka bertemu di tengah perjalanan.

" kamu sendiri mau kemana ? "

" aku harus ke istana untuk membawa keluarga raja "

" baiklah bayu aji "

Kinanti dengan cepat menuju rumah bayu aji, dalam hati dia berharap agar tidak terjadi apa apa pada istri temannya itu.

" oh...ini sangat berbahaya "

Di sekeliling rumah bayu aji telah terjadi pertempuran, dan tidak ada jalan lain bagi kinanti, selain harus bisa menerobos pertempuran tersebut.

" aku harus bisa menyelamatkan Nawangsih "

Dia pacu kudanya meliak liuk menghindari hujaman senjata dari lawan maupun kawan yang tidak melihat kehadiran dirinya.

Pintu rumah itu tidak dia ketik, tapi langsung dia tendang, dan langsung jebol berantakan.

" Nawangsih..., ayo kita pergi "

Dengan perut yang besar karena hamil, Nawangsih terlihat begitu sangat ketakutan.

Hentakan kaki kuda yang berlari dengan kencang, membuat Nawangsih meringis kesakitan pada perutnya.

" kita harus cepat Nawangsih.."

Nawangsih mengikuti kemana arah kinanti menjalankan kudanya, sejauh mata memandang, yang terlihat kayu kayu sisa rumah yang terbakar, dan para prajurit yang tergeletak tidak bernyawa.

Tidak henti hentinya Nawangsih memohon dalam hati pada sang pencipta untuk keselamatan suaminya.

Hati kinanti merasa bahagia, saat kuda yang dia tunggangi memasuki halaman rumahnya, saat dia dapati anaknya dalam keadaan baik baik saja.

" ayo.., kita tinggalkan kota raja anakku "

Disisi lain, bayu aji memasuki keraton untuk menyelamatkan keluarga raja, ada api yang mulai membakar sebagain bangunan keraton.

" pangeran Samarawijaya.., pangeran Mapanji garasakan..."

Teriakan itu dia lakukan untuk memanggil kedua putra raja Airlangga, namun dia belum mendapatkan jawaban.

" oh...dimana mereka "

Kepanikan mulai dirasakan oleh bayu aji, karena keadaan diluar sungguh sangat berbahaya bagi putra putra raja Airlangga.

" paman bayu aji..."

Alangkah bahagianya hati bayu aji saat ada suara yang memanggil dirinya, yang kian membuat dia senang, ternyata semua keluarga raja ada disitu.

" ayo kita bergerak lewat belakang keraton "

Serangan mendadak dari dyah Tulodong ini benar benar membuat kerajaan Kahuripan luluh lantak.

Mereka kini menjadi bulan bulanan para prajurit Lodoyong, terpontang panting kesana kemari.



Kahuripan 1009 - 1042  2 Dyah TulodongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang