Kota Raja Baru

45 3 0
                                    


" kita harus kembali menyusun kekuatan gusti prabhu "

Ucapan Mapanji tumanggala itu masih terngiang ngiang di telinga raja Airlangga.

Malam mulai terasa dingin, bulan terlihat separuh diangkasa, sementara nyanyian alam dari binatang malam mulai terdengar.

Ada sedikit keraguan di hati Airlangga atas usul Mapanji tumanggala, namun dia juga tidak bisa mengharapkan datangnya sebuah keajaiban.

Bangkit dan bergerak maju, atau berdiam diri menunggu keajaiban, dengan resiko jika keajaiban itu tidak datang, maka dia akan tinggal sebuah catatan.

" dulu aku mampu, sekarang juga aku pasti mampu "

Ucap Airlangga menyemangati dirinya sendiri.

" aku harus membalas kekalahanku, akan aku balas dyah Tulodong "

Airlangga terus memompa semangat dirinya, agar dia kembali untuk bangkit, dan membalas dendam kepada dyah Tulodong.

" tumanggala, aku akan bersemedi dulu mencari petunjuk, dimana kota raja baru ini nantinya akan aku bangun "

Ucap Airlangga, usai merenungkan usulan Mapanji tumanggala.

Apa yang Airlangga sampaikan ini tentu sangat membahagiakan bagi orang orang setianya, karena mereka sangat menginginkan hal ini.

Bukannya Airlangga tidak ingin membangun kembali kekuatannya, dia sangat percaya pada orang orang yang telah menaruh kesetiaannya kepada dirinya.

Namun belum adanya kabar dari keberadaan putra putrinya yang membuat dirinya belum bisa menuruti permintaan orang orang setiannya.

Namun desakan yang begitu deras dari mereka, akhirnya Airlangga bersedia untuk kembali membangun kekuatan lagi, dan kota raja baru.

" tumanggala.., aku akan bangun kota raja baru diantara dua sungai besar "

Bagi Mapanji tumanggala dan yang lainnya, mereka tidak mempermasalahkan dimana kota raja baru itu akan dibangun, yang terpenting bagi mereka adalah Airlangga bangkit kembali.

Dengan membangun kota raja baru, Airlangga berharap pada keluarga kerajaan yang selamat akan datang kembali.

Dari petunjuk semedinya, kota raja baru akan dibangun diantara dua sungai besar, maka Airlangga harus kembali ke timur, dan menyeberangi sungai.

Sebelum dia dan para orang orang setianya pergi meninggalkan desa Pata'an, Airlangga menetapkan desa tersebut, sebagai desa perdikan.

Hal ini sebagai bentuk terima kasih Airlangga atas pertolongan warga desa Pata'an yang menolong dirinya.

Airlangga terdiam sesaat, ada sedikit keraguan pada dirinya perihal akan di bangunnya kota raja baru.

Selain merupakan jalan yang dia lewati saat masa pelarian, tempat yang akan dia bangun ini juga mendekati kota raja lama, yang saat ini telah dikuasai oleh dyah Tulodong.

Letak tanahnya datar, dan jauh dari pegunungan, namun dari petunjuk yang dia peroleh kota raja harus di bangun diantara dua sungai, maka Airlangga putuskan untuk membangun kota raja disini.

Kahuripan 1009 - 1042  2 Dyah TulodongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang