Para Pendekar Tangguh

53 3 0
                                    


Kuda paksi tidak mengerti dengan pemikiran ratu dyah Tulodong, kenapa harus menyerah pada raja Airlangga ?.

Dia merasa, bahwa kekuatan prajurit kerajaan Lodoyong sangat mumpuni, dan mampu menandingi para prajurit Kahuripan.

" mohon ampun gusti ratu, kenapa kita tidak menyerang mereka ? "

" aku tidak menyerah Kuda paksi, ataupun tunduk pada Airlangga, aku cuma menginginkan kemenangan besar "

" mohon ampun gusti ratu, jika saat ini berperang, ini adalah saat yang tepat menurut hamba "

" aku ingin menghancurkan mereka seakar akarnya "

Kuda paksi terdiam, dia mulai berpikir menurut analisanya sendiri, tanpa minta penjelasan dari sang ratu dyah Tulodong.

" Kuda paksi, carikan aku para pendekar pendekar tangguh di blang selatan ini "

" sendiko gusti ratu "

Dia bergerak menurut apa.kata orang, dimana ada pendekar tangguh, maka Kuda paksi akan menuju untuk mencarinya.

Sejauh kaki kudanya melangkah, dia tanpa kenal lelah terus untuk bisa menemukannya.

Aliran sungai itu tidak begitu deras, dan sungainya juga tidak lebar, Kuda paksi sejenak melepas lelah didekat sungai tersebut, dan pada akhirnya.

Sorot matanya tertuju pada seseorang yang sedang duduk bersilah diatas sebuah bongkahan batu.

Dia cukup tenang, seolah olah tidak mengetahui keberadaan Kuda paksi di dekatnya.

" mohon ampun kisanak, sudikah kiranya kisanak mau berbicara dengan saya ? "

Secara perlahan, kelopak mata orang tadinya terpejam, kini mulai terbuka.

Sejenak dia amati Kuda paksi yang berdiri di depannya, hal ini berlangsung agak lama, dan tanpa suara.

" siapa kau ? "

" maafkan aku kisanak, aku Kuda paksi, dari kerajaan Lodoyong "

secara perlahan, kedua kakinya menjulur ke bawah, dan dia kini telah berdiri di depan Kuda paksi.

" apa tujuanmu kesini ? "

" kalau boleh tahu, siapa nama kisanak ? "

" Kebo suro "

Kuda paksi menceritakan maksud perjalanannya hingga ke seluruh pelosok blang selatan.

Kebo suro cuma manggut manggut mendengar cerita Kuda paksi, wajahnya begitu serius mendengarkan setiap kata yang disampaikan oleh Kuda paksi.

Melihat wajah Kebo suro yang menunjukkan rasa ketertarikannya, Kuda paksi kian bersemangat dalam menyampaikan kata katanya.

" bagaimana Kebo suro ? "

" berapa banyak orang yang kau butuhkan ? "

" lebih banyak, lebih baik "

" baiklah Kuda paksi, ayo ikuti aku "

Kuda paksi merasa sangat senang, dengan adanya Kebo suro, dia tidak perlu lagi mencari dari satu tempat ke tempat lainnya, karena orang ini sangat paham, dimana ada pendekar pendekar tangguh di seluruh blang selatan ini.

Apa yang dijanjikan oleh Kuda paksi, benar benar sangat menarik bagi para pendekar disekitar blang selatan, mereka sangat antusias menerima ajakan tersebut.

Kedatangan kembali Kuda paksi, benar benar membuat hati dyah Tulodong senang.

Karena dia datang tidak seorang diri, namun bersama sama puluhan orang yang konon katanya pendekar tangguh.

Walau sangat senang, namun dyah Tulodong tidak percaya begitu saja akan kemampuan mereka.

" kau siapa ? "

" hamba Kebo suro gusti ratu "

" tunjukkan kemampuanmu "

" baik gusti ratu "

Ada sebuah arca didepan pendopo istana Lodoyong, dengan tenangnya, Kebo suro meminta ijin pada dyah Tulodong untuk menghancurkan arca tersebut.

" silakan "

Mulut Kebo suro komat kamit sejenak, lalu dia mengeluarkan kerisnya, tanpa bergerak, dan masih berdiri di tempatnya, dia langsung mengarahkan kerisnya pada arca tersebut, dan seketika itu juga, hancurlah berkeping keping.

Kahuripan 1009 - 1042  2 Dyah TulodongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang