Kota Raja Baru 2

51 4 0
                                    


Jatuh....

Bangkit lagi..

Jatuh lagi....

Bangkit kembali...

Saat badai menerjang dengan begitu hebatnya, saat kapal sudah terombang ambing dalam samudera, cuma ada satu yang dilakukan, melewati hempasan badai yang begitu dahsyat, atau kapal hancur dan tenggelam di hempaskan gelombang.

Sepenggal asa coba kembali ditanamkan, segumpal dendam mencoba untuk diselipkan diantara reruntuhan hati yang mencoba untuk bangkit kembali.

Dia merasa bahagia, meskipun tahta telah direbut musuhnya, karena dia bisa membuat singgasana yang baru untuk kembali didudukinya.

Tidak ada aral dan rintangan yang membuat dirinya putus asa, tidak ada rasa khawatir mereka akan meninggalkan dirinya.

Orang orang yang sangat setia, walau tanpa sumpah yang terucap dari mulut mereka.

Orang orang yang selalu siap mengorbankan jiwa dan raganya, dan tetap selalu di belakangnya untuk menjadikan dirinya menjadi raja.

Setiap ukiran kayu yang mereka buat demi kejayaan rajanya, setiap tetes keringat, demi kemegahan istananya, dan setiap tetesan darah, demi kejayaan rajanya.

Tiang demi tiang kayu telah didirikan, atap telah ditutupkan, sepenggal keyakinan akan datangnya kembali kejayaan mulai didirikan.

Senyum sumringah menghiasi wajah, rasa bahagia pada orang orang yang selalu setia bersamanya, akhirnya mengantarkan dia kembali untuk duduk di singgasana sang raja.

Angin berhembus dengan kencangnya, merontokkan dedaunan yang telah mengering, berhembus melewati celah celah pohon dan bebatuan, membawa kabar pada yang sedang menanti di kejahuan.

" ayahanda telah mendirikan kota raja baru "

Ucapan penuh rasa bahagia yang terlontar dari Sanggramawijaya tunggadewi, membuat adik adiknya sangat gembira.

Lama berpisah, tidak tahu kabar keberadaannya, tiba tiba datang kabar yang sangat bahagia.

" kita akan kesana "

Bagai sudah memenangkan sebuah peperangan, langkah kaki mereka terasa sangat ringan untuk diayunkan.

Bagai musim kemarau yang berkepanjangan, tiba tiba mendung datang, dan hujan deras menyiram bumi yang kering.

Gambaran itu yang dirasakan oleh raja Airlangga, saat putra putrinya telah sampai ke kota raja.

" syukurlah...kalian selamat semua "

Kota raja baru, bagai gula yang mengundang semut untuk mendatanginya, mereka yang telah tercerai berai pada perang di Watan mas, kini berangsur angsur mulai berdatangan ke kota raja baru.

Ada kekhawatiran yang bayu aji rasakan, karena saat semua yang terpisah telah kembali bersama, sang istri tercinta belum ada kabar beritanya.

" kinanti, ada dimana istriku saat ini?"

Dengan penuh rasa haru dan suka cita, kinanti menceritakan kisah perjalanannya selama keluar dari kita raja.

Ada ungkapan bahagia sekaligus sedih bagi bayu aji, bahagia karena anaknya lahir dengan selamat, sedih karena dia untuk sementara waktu harus berpisah dengan istrinya.

Desa Puritan, adalah tempat Nawangsih tinggal untuk sementara waktu saat ini.

Dia dan Mahesa aji putranya, ditampung oleh seorang mpu pembuat keris yang ternama, ki Aryo supo.

Kahuripan 1009 - 1042  2 Dyah TulodongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang