Serangan Balasan 2

47 4 0
                                    


Sanggramawijaya tunggadewi menuruti apa yang Mapanji tumanggala sarankan, dia membagi dua kekuatan prajurit untuk menyerang Watan mas.

Mapanji garasakan memimpin serangan dari bawah, sementara Samarawijaya memimpin penyerangan dari atas.

Terik mentari mulai terasa panas, derap langkah kaki mereka secara perlahan mulai mendekati Watan mas.

Busur busur panah telah mereka siapkan, tombak, pedang dan juga keris, telah ada dalam genggaman.

" mana prajurit Samarawijaya ?, kenapa belum ada tanda tandanya ? "

" tenang pangeran Mapanji garasakan, jalanan mereka mendaki, dan itu butuh waktu "

" tapi kelamaan paman tumanggala "

Kondisi prajurit yang ada dibawah memang telah siap untuk melakukan penyerangan, tapi sesuai perintah Sanggramawijaya tunggadewi, serangan akan dilakukan prajurit dari atas terlebih dahulu.

" kita mulai duluan menyerang paman tumanggala ? "

" sabar pangeran, kita harus menunggu mereka "

Ingin rasanya Mapanji garasakan perintahkan para prajurit yang bersamanya untuk menyerang, namun hal ini tidak disetujui oleh Mapanji tumanggala.

Sementara jalanan menanjak, dan harus penuh kehati hatian, dilalui oleh para prajurit yang bersama Samarawijaya.

" Watan mas belum kelihatan paman bayu aji, kita harus terus bergerak "

" benar pangeran "

Sementara di dalam kota raja Watan mas, ratu dyah Tulodong bersama para prajuritnya telah siap menanti datangnya serangan dari para prajurit Kahuripan.

" Kuda paksi, apa benar mereka akan menyerang siang ini ? "

" sendiko gusti ratu, itu yang telik sandi kita katakan "

Dalam menanti datangnya sebuah serangan, datang seorang prajurit yang mengatakan sesuatu kepada mereka berdua.

" bagaiman ini Kuda paksi, mereka ada dibawah ? "

" kita serang gusti ratu "

" baiklah, perintahkan para prajurit untuk menyerang "

Merasa sudah cukup lama, Mapanji garasakan sudah tidak ingin lagi menunggu para prajurit yang bersama Samarawijaya.

" kita serang mereka sekarang paman tumanggala "

" tapi pangeran Samarawijaya belum menyerang "

" aku tidak akan menanti mereka "

" tapi pangeran.."

" sudahlah paman tumanggala, akan aku perintahkan para prajurit untuk menyerang "

Namun belum sempat rencana itu dilakukan oleh Mapanji garasakan, tiba tiba para prajurit Kahuripan yang ada dibarisan depan terlihat berlarian.

" Ada apa ? "

" kita diserang pangeran "

" prajurit......, ayo kita balas "

Tanpa berpikir lagi, Mapanji garasakan langsung membalas serangan para prajurit Lodoyong.

Peperangan langsung terjadi diantara rimbunnya pepohonan lereng gunung Penanggungan.

Sanggramawijaya tunggadewi merasa sangat terkejut dengan serangan mendadak yang dilakukan oleh prajurit Lodoyong.

Meskipun serangan tersebut cukup jauh dari tempatnya saat ini, namun situasi peperangan itu terlihat jelas olehnya.

" dimana Samarawijaya....? "

Peperangan telah terjadi, sementara para prajurit Kahuripan yang bersama Samarawijaya belum juga terlihat.

" ayo hancurkan mereka semua..."

Teriakan teriakan lantang terus diucapkan oleh Mapanji garasakan secara berulang ulang, dia tidak ingin mental para prajuritnya jatuh karena belum datangnya bantuan dari prajurit yang bersama Samarawijaya.

" bangsat....., kita menghadapi peperangan, tapi dia masih bersembunyi "

Gerutu Mapanji garasakan.

Secara perlahan, para prajurit Kahuripan mulai terdesak, mereka  secara perlahan mulai dipukul mundur prajurit Lodoyong.

Sanggramawijaya tunggadewi mulai panik melihat ini, bayangan kekalahan kembali Kahuripan sepertinya akan terulang kembali.

" kenapa Samarawijaya belum datang juga ? "

Situasi mulai dirasa sulit oleh para prajurit Kahuripan, mereka benar benar sudah merasa terdesak oleh prajurit Lodoyong.

Dalam hati mereka mulai timbul umpatan umpatan kepada Samarawijaya yang belum juga datang untuk membantu mereka.

Kahuripan 1009 - 1042  2 Dyah TulodongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang