Masa Pelarian 2

39 5 0
                                    


Kinanti coba menghitung betapa orang yang mengepungnya saat ini, ternyata ada delapan prajurit Lodoyong yang telah mengepungnya, dan satu orang tetap diam diatas kudanya.

" mampus kau .."

Salah satu prajurit maju dengan ayunan pedangnya, dengan menghindar kinanti balas menyerang, sekali serang, keris kinanti sudah bersarang pada perut prajurit tersebut.

Melihat kawannya roboh tidak bernyawa, sontak membuat yang lain langsung secara serempak menyerang kinanti.

Pedang pedang para prajurit itu bergantian menyabet kearah kinanti, namun gerakan kinanti tidak kalah cepat dari gerakan pedang mereka.

Saat pertarungan berlangsung, tiba tiba terdengar tangisan bayi yang membuat semuanya sontak berhenti sejenak.

" laki laki atau perempuan Nawangsih? "

" laki laki kinanti "

Jawab Nawangsih dengan nada lirih, dan hampir tidak bisa didengar.

" sekarang saatnya, aku menghabisi kalian semua "

Dengan cepat kinanti melayang ke udara, dan langsung menyabetkan kerisnya.

Serangan ini gagal, karena lawannya mampu menghindarinya, namun pada saat itu juga, ada prajurit lain yang langsung menyerang dirinya.

Kinanti mampu menghindari, dan langsung menusukkan kerisnya, seketika itu juga, orang tersebut langsung jatuh tersungkur.

Datang serangan selanjutnya, namun kembali kinanti mampu membuatnya kembali tidak bernyawa.

Cuma dalam gerakan menghindar dan balas menyerang, satu demi satu orang yang mengeroyoknya berjatuhan tak bernyawa.

Tinggal satu orang, yang sejak tadi duduk diatas kudanya memperhatikan jalannya pertarungan.

" rupanya aku telah salah menilaimu"

" turun dari kudamu, dan hadapi aku, tapi kalau kamu takut, balik saja "

" tidak ada kata takut bagi Jalak suto "

Tiba tiba Jalak suto melompat dari kudanya, dan langsung melepaskan sebuah tendangan kearah kinanti.

" oh....sial, dia cepat sekali "

Hampir saja tendangan Jalak suto itu menghantam wajahnya, tapi dia cepat menghindar.

Ternyata tidak cukup sampai disitu, Jalak suto terus menghujani tendangan kearah kinanti secara terus menerus.

" ini tidak mungkin "

Kinanti terus berjibaku menghindari setiap gerakan kaki Jalak suto.

" aku harus melompat jauh kebelakang, dan ganti menyerang "

Pikir kinanti.

Saat kinanti melompat menjahui Jalak suto, ternyata saat itu juga dia dengan cepat ganti menyerang.

" mampus kau..."

Keduanya saling melompat ke udara, ternyata kinanti lebih cepat dalam melepaskan sebuah tendangan, namun sialnya, Jalak suto berhasil menangkap kaki kinanti.

" oh...sial "

Saat keduanya menginjakkan kaki di tanah, kinanti kembali melepaskan tendangan kaki yang satunya, dan kali ini telak menghantam wajah Jalak suto.

Dalam posisi tubuh yang terhuyung huyung, Jalak suto kembali menerima tendangan kali kedua dari kinanti.

Tubuhnya terdorong kebelakang, dan dan jatuh ke tanah, namun kinanti tidak menyia nyiakan kesempatan ini.

Saat Jalak suto mencoba bangkit kembali, keris kinanti langsung menyambutnya.

Keris itu menancap di perut Jalak suto, dan dia langsung kembali roboh ke tanah.

" mampus kau bangsat..."

Puas rasanya kinanti telah berhasil menghabisi para pengejarnya, kini dia bisa kembali melanjutkan perjalanan.

" ibu...."

Putrinya yang semenjak tadi sangat takut, kini merasa lega dan bahagia, karena ibunya telah berhasil menghabisi musuh musuhnya.

" kinanti, aku mohon beri nama anakku "

" tidak Nawangsih, suamimu yang berhak memberinya nama "

" karena kau telah menolongku, kumohon beri nama anakku "

" baiklah "

Nawangsih sangat bahagia, akhirnya kinanti bersedia memberi nama untuk anaknya.

" karena kau anak bayu aji, dan terlahir saat pertempuran, maka suatu saat nanti kau akan menjadi ksatria yang tidak terkalahkan, maka kuberi nama kau MAHESA AJI "

Kahuripan 1009 - 1042  2 Dyah TulodongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang