Sudah 15 menit berlalu sejak ia memperkenalkan diri di depan kelasnya, namun lihatlah sekarang anak itu sedang berlabuh di mimpinya.
Brraakkk
Gebrakan penggaris pada meja membangunkan Satria dari tidurnya sedangkan semua murid menatap satria prihatin.
"Kamu. Kamu murid baru langsung bertingkah, kerjakan soal didepan" perintahnya. Tentunya hanya perintah bukan mana berani menghukum anak pemilik yayasan seperti murid lainya.
Satriapun maju untuk mengerjakan soalnya. Namun, satria berbalik badan dan menatap guru tersebut
"Mari buat kesepakatan, kalau saya berhasil mengerjakan soal itu jangan pernah ganggu apa yang saya kerjakan. Kalau salah anda bisa menghukum saya dengan bebas. So?" Ucap satria.
"Deal." Ucapnya penuh percaya diri.
7 soal untuk tes universitas berhasil ia kerjakan selama 8 menit. Satria berbalik badan menghadap gurunya dengan wajah angkuhnya
"Jadi?" Tanyanya.
"Silahkan duduk kembali" ucapnya kalah.
"Ingat, jangan sering meremehkan orang lain." Ucap satria sambil menepuk pundak gurunya itu.
Satria kembali ketempat duduknya namun kali ini tidak melanjutkan tidurnya, ia lebih memilih bermain game diponselnya.
Bel istirahat berbunyi, seluruh siswa berhamburan keluar menuju kantin termasuk satria.
Sesampainya di kantin ia menerobos barisan untuk mengambil makanannya,tentunya membuat kesal murid lainya namun hanya ia abaikan.
"Atas nama satria" ucapnya pada bibi kantin.
"Ah iya, selamat menikmati" ucapnya ramah
"Terimakasih bibi" balas satria sambil tersenyum dan langsung mencari kursi kosong.
Satria telah duduk dikursinya sendiri. Kesepian,tentu saja biasanya dengan rekan sebobroknya sekarang sendiri.
Tangan kanan digunakan untuk makan dan tangan kirinya memegang ponselnya. Sesaat pandanganya melihat sekeliling dan terlihat beberapa pengawal yang mengawasinya. Jangan lupa satria masih mengenakan Hoodie sendiri, jasnya ia tinggal di kelas.
Tengah asik dengan kegiatannya, gebrakan meja didepanya menghentikan kegiatannya. Ia melihat beberapa pemuda didepanya memandangnya remeh namun ia abaikan.
Hoodienya basah saat lelaki tersebut menyiramnya dengan jus yang sama sekali belum disentuhnya.
Tanganya memberi isyarat pada bodyguard saat mereka bersiap menuju satria."Sialan.." umpat satria
"Heh anak baru ga usah belagu deh Lo" ucapnya sambil meremehkan satria.
Satria memukulnya tepat dihidung,pertarungan keduanya berlangsung 15 menit dengan kemenangan pada satria.
"Inget ya, ga usah belagu mentang mentang kakak kelas. Gak peduli siapapun Lo dan anak siapa Lo, Lo gak lebih dari seorang pecundang yang minta dihargai" ucapnya sambil menginjak dadanya.
""Ahh iya satu lagi, jangan pernah Lo bully murid lain. Kalo gue liat Lo yang bakal gue bully balik. Dan ini berlaku buat semua" ucapnya lalu melepas hoodienya dan melempar ke muka lawanya.
Seorang pengawal menyerahkan paperbag berisi Hoodie pada satria.
"Lo urus mereka. Dan pergi dari hadapan gue" ucapnya pada pengawal sambil merebut paperbag nya."Sial banget gue,hari pertama udah ada yang ngajak selek." Dumel satria.
Satria memasuki kelas dengan muka kesalnya dan langsung suasana kelas menjadi diam seketika.
"Kenapa pada diem si" tanya satria pada seorang murid didepanya
"Ehh gapapa kok." Ucapnya sambil mengkode semuanya agar seperti biasa.
"Ehmm kamu baik baik aja?" Tanyanya pada satria yang sedang bermain ponsel.
"Emang gue kenapa?" Tanya satria bingung.
"Tadi kamu dikantin berantem sama woo-chan." Ucapnya
"Gpp. Emg dia siapa?" Tanya satria.
"Putra walikota, tahun ini lagi nyalon Presdir kabarnya" ucapnya pada satria.
"Ouhh gitu. Gue gpp santaii" ucap satria menenangkannya.
lalu satria mencari posisi ternyamanya untuk memulai rutinitas di singgasana alam bawah sadarnya.
***
Stay health💙.
.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
SATRIA PANDHEGA SASKARA
FanfictionSatria Pandhega Saskara yang berarti Kesatria dengan Kebenaran dan Kemurnianya. mari ikuti kisahnya dan orang orang yang disekelilingnya.