bagian 18

3.1K 318 9
                                    

Happy reading yeorobun 💚

Saat diperjalanan ia melihat kakaknya,jae sedang bersama anak lelaki seusianya. Terlihat ia mengelus Surai anak lelaki itu dengan lembut. Lalu ia melanjutkan laju mobilnya menuju kediamannya.

Satria merebahkan dirinya ditempat tidurnya, dengan suasana rumah yang sepi ia benar-benar merindukan keluarganya di Indonesia.

Mommy Daddynya sibuk bekerja, semua kakaknya sibuk bekerja. Satria menghembuskan nafas pelan.

Ponselnya berbunyi dan menyita perhatian satria saat melihat notifikasinya,ia mengecek ponselnya dan mengerutkan dahinya saat melihat pesan yang aneh.

Ia mengotak Atik pesan tersebut, memutar otak agar dapat inti dari pesan tersebut.

"Anonymous..."

•••

Dua Minggu lagi pemilihan presiden dan besok adalah acara kampanye. Satria benar-benar geram dengan ulah pimpinan Tae Shin group.

Panas terik sore hari tidak menjadi halangan untuknya untuk tetap diam menikmati hilir angin yang menyapu wajahnya.

Pikirannya bercabang memikirkan anak lelaki dan kakaknya yang sudah 1 bulan sibuk katanya,mommy Daddynya sibuk dengan pekerjaan mereka begitupun kakak yang lainya. Satria benar-benar merasa sendiri.

Seorang lelaki berjas duduk disampingnya, namun satria tak peduli sekalipun tentang itu.
Lelaki itu tersenyum tipis menatap satria.

"Kenapa kau disini sendiri nak?" Tanyanya pada satria.

Satria menoleh "lalu bagaimana dengan anda?" Tanya balik satria.

-menarik -batin lelaki tersebut.

"Aku sedang ada urusan disini" ucapnya Lalu keduanya sama-sama terdiam.

"Definisi dewasa menurut anda bagaimana?" Tanya satria tanpa menoleh.

Lelaki itu menoleh kearah satria
"Rumit. Ada suatu masa dimana kau membasuh mukamu setelah menangis,lalu bersikap kembali seolah-olah semuanya tak terjadi apa-apa pada semua orang.

Kamu gak akan pernah tau seberapa kuatnya dirimu yang pasti jangan terlalu serius dan nikmati prosesnya," ucapnya.

"Ini ambilah, hubungi saya jika membutuhkan bantuan" ucapnya sambil menyerahkan kartu namanya.

Satria menerimanya "terimakasih" ucapnya.

"Saya pergi dulu" ucapnya lalu menepuk kepala satria pelan.

Ia memandang kartu nama itu
"Abraham Alhusain- dubai" gumamnya

•••

Weekend ini satria tengah menikmati serial televisi bersama woojin. Jika ditanya yang lainya kemana tentu saja sibuk dengan dunia mereka sendiri.

"Adek kangen tau bang" ucap satria sambil menyandarkan dirinya di dada woojin

"Kangen siapa?" Tanya woojin

"Kangen Ibuk bapak di Indonesia" ucap satria.

"Nanti kalo libur kita main kesana ya" ajaknya pada satria.

"Menurut Abang gimana rasanya dibohongi" tanyanya pada woojin.

"Kecewa, tapi setiap tindakan pasti ada alasannya.
Ada beberapa orang yang lebih memilih pergi tanpa mendengar alasan, gak salah sih mungkin orang tersebut gak siap menerima alasan atas apa yang telah terjadi padanya" ucap woojin.

"Adek dibohongi siapa?" Tanya woojin

"Gak ada. Cuma nanya aja sih" ucap satria.

"Daddy mommy sibuk ya, bang jae juga sikembar apalagi padahal adek pengen kumpul bareng" ucap satria sendu.

"Kan masih ada Abang dek" ucap woojin sambil mengelus kepala satria.

"Tuhan emang adil ya bang. Yang finansialnya lebih dari cukup tapi orangnya sibuk,yang pas Pasan tapi kasih sayangnya lebih" ucap satria pada woojin.

"Gak ada yang benar-benar sempurna. Mungkin dari sudut pandang orang lain kita sempurna tapi jika dilihat lebih dalam masih banyak kekurangan.
Apapun itu tetap Sujudi sambil menikmati prosesnya" ucap woojin.

"Abang bijaq banged" ucap satria

"Beuh main main. Jelas dong" ucapnya bangga.

"Adek sayang Abang banyak-banyak gak pake kembalian" ucap satria.

"Abang juga sayang adek lebih banyak-banyak pokoknya" ucapnya lalu mengecup kepala satria.





***

Tbc.

SATRIA PANDHEGA SASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang