bagian 25

3.2K 327 23
                                    

Happy reading 💚


"mommy Daddy" gumam satria saat melihat kedua orangtuanya tepat didepanya.

Tubuh satria membeku saat mommynya memeluknya. Hatinya sakit saat perempuan itu bergumam kata maaf padanya. Pandangan satria masih terpaku pada Daddynya.

Satria membalas pelukan sang mommy, menenangkan tanpa berucap.
"I'm fine mommy. Maaf satria pergi tiba-tiba" ucap lirih satria

"Mommy salah sayang. Maaf" ucap mommynya untuk kesekian kali. Satria menghapus air mata di pipi mommynya sambil tersenyum meyakinkan itu bukan salah keluarganya.

Satria menatap Daddynya, tak lama kemudian tubuhnya didekap erat oleh lelaki itu. Meskipun tak berucap satria tau lelaki itu mengharapkan pengampunan pada dirinya dan kesalahannya.

Tubuh Daddy satria luruh ketanah yang dipijaknya, lututnya sebagai alas ia bertengger, kepalanya tertunduk dan tanganya menggenggam tangan satria.

"Maafkan kami sayang, kembalilah kerumah, kami semua membutuhkanmu" ucapnya pada satria tak lupa lelaki itu menangis dalam diam.

Satria terdiam memikirkan berbagai kemungkinan, bagaimana jika?, Itulah kata yang ada dipikiran satria sekarang.

Dirasa tak ada jawaban, Daddy Nick mengangkat kepalanya memandang satria dengan tatapan mohon.
"Daddy mohon sayang jangan pergi lagi, mari kita buat keluarga bahagia, mari ajari Daddy menjadi orang tua yang sebenarnya, mari kita tulis ulang kebahagiaan kita.
Daddy mohon kembalilah, Daddy membutuhkanmu, mommy membutuhkan mu, kami membutuhkanmu, kami-" ucap Nick terpotong saat satria memeluknya.

"Baiklah mari kita buat ulang keluarga yang seperti Daddy harapkan" ucap satria dalam pelukan Daddynya.

Mau bagaimanapun, ikatan anak dan orang tuanya akan tetap mengalir meskipun banyak yang tak sesuai harapan, tapi percayalah dibalik kekecewaan dan rasa sakit itu ada banyak makna dan pelajaran untuk kedepannya.

•••

Satria tiba dikediamannya dulu. Hening, itulah yang menggambarkan suasana rumah saat ini.
Didepan pintu utama satria telah disambut oleh beberapa pengawal, sikembar dan kakak pertamanya- Joo Hwan.

Sikembar langsung memeluk satria erat, sambil berucap kata rindu dan sayang. Sungguh satria dibuat eneg dengan kata itu, mau melarang tapi bagaimana, jadi bagaimana?.

Setelah cukup lama dalam dekapan sikembar, sekarang ia ditarik Joo Hwan dalam dekapannya, maaf- itulah kata yang diucapkannya.

Meskipun singkat satria tau begitu menyesalnya Si sulung ini. Satria membalas pelukan kakak pertamanya ini, canggung- itulah yang satria rasakan sekarang di dalam dekapan Joo Hwan.

Satria sudah ditarik keruang tengah, dan sudah terbakar makanan dan minuman didepanya.
"Abang jae sama bang woojin kemana mom?" Tanyanya setelah sekian lama beranda basi.

"Astaga lupa ngasih tau tuh anak" ucap mommy.

"Woojin lagi seminar, besok pagi pulang kayanya Daddy baru kasih tau barusan. Abang kamu ada dikamar sejak tadi pulang kantor, sana kamu temui" ucap Daddy dan diangguki satria

"Adek" panggil Joo Hyuk saat satria akan melangkah menuju kamar jae.

"Kotak obat ada di laci samping tempat tidur" lanjut Joo Hyuk yang membuat satria mengerutkan dahinya.

Satria tiba dikamar jae, suasana dark ditambah penerangan Ramang-remang menjadikan benar-benar masuk wilayah kegelapan.

Satria melangkah menuju jae yang terduduk menghadap jendela sambil melamun, tanganya terdapat darah yang mengalir dan pecahan kaca ditanganya.

Pantes aja dikasih tau kotak obat sama bang Joo Hyuk-batin satria

Satria duduk disamping jae sambil membawa kotak obat yang telah diambilnya tadi.
"Abang tuh gimana sih, bukanya diobati malah dibiarin gini, ini juga ngapain main kaca begini" dumel satria pada jae.

Sedangkan jae menatap satria sambil tersenyum tipis
"Woojin keknya gue bener bener gila, bahkan Lo aja mirip adek gue. Satria udah makan belum ya, dia lagi apa sekarang?" Ucapnya pada Satri seolah didepanya itu woojin.

Satria miris melihat kondisi kakaknya sekarang.
"Dia udah makan, dia lagi duduk sambil liat abangnya kenapa jadi gila." Ucapnya sarkas lalu menampar pipi abangnya tidak terlalu keras namun masih terasa sakitnya.

Ia menatap jae "ini gue, satria adik Lo. Buka mata Lo dan liat gue" ucap satria pada jae.

Jae menangis dalam pelukan satria, sungguh ia tak menyangka kepergiannya selama 5 tahun ini membawa dampak pada keluarganya begitu besar.

Satu hal yang ada dalam fikiran satria Sekarang-memaafkan dan mencoba mengulang kembali.
Bagi sebagian orang mengulang adalah hal yang percuma karna hasilnya akan sama. Namun, ada beberapa orang yang ingin mengulang kembali, mencoba memperbaiki dan mencari jalan lain dari sebelumnya agar tak tercipta keadaan yang sama.

Tak ada salahnya mencoba, memperbaiki nantinya akan ada banyak hal yang tak pernah kita lalui dan menjadi pengalaman tersendiri.


***
Tbc.

SATRIA PANDHEGA SASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang