Cahaya matahari menembus tirai dikamar seorang pemuda yang tak lain ialah Satria. Rencananta libur kali ini ia gunakan untuk mengistirahatkan tubuhnya tapi sore nanti ia akan berangkat ketempat kerjanya namun-
Dering telfon yang seolah memaksanya untuk segera diangkat panggilannya.
"hemm.." ucap satria dengan suara seraknya."bangut sat, elahh" ucap brian padanya.
"woyy Satria bangun gak lu, gue otewe kekos-an lo. Woy bangsadd bangun!!" Teriak Alex.
"Ngapain?" Tanya satria sambil memejamkan matanya.
"gue baru dapet rezeki. Cepet mandi bangsad" ucap Alex
"Hemmm" ucap satria lalu duduk mengumpulkan niatnya untuk mandi dan bersiap.
Kaos dan celana pendek hitam. Tas kecil berisi ponsel, dompet, rokok, dan tisu basah tak lupa topi putih yang bertengger dikepalanya,Sesimple itu tapi begitu terasa damagenya.
sebuah mobil ferrari berhenti disebuah kosan, terlihat 2 orang pemuda yang tak lain Brian dan Alex sedang menunggu satria.
"Mau pada kemana sih elahh" ucap satria setelah duduk kursi penumpang.
"Ke mall yok lah, lama ga main kesana" ucap Brian
"yok lah gue jajanin kalian kali ini" ucap Alex.
"dalam rangka apa nih. Curiga gue" ucap satria curiga.
"patut dipertanyakan. Iya gak sat" curiga brian.
"giliran gue mau berbuat baek malah diginiin. Apa yang kalian lakukan itu.. jahat!" Ucap alex.
"kagak usah dramaa deh lu" ucap brian
"Kakak gue mau balik anjimm. fix gue pusing kalo lo pada tau" ucap alex frustasi.
" turut prihatin gue" ucap satria sambil menertawakanya.
"Gue sumpahin lo ngalamin lebih dari gue bangsadd." Ucap Alex sambil memakirkan mobilnya.
"Udahlah ayok turun. Ribut mulu elahh" ucap brian pada mereka.
Kemudian mereka menuju game zone dan mencoba memainkan segala permainan.
"Jadi mau makan apa nih" tanya brian."ramen njomm" usul satria.
"mana ada,perut lo minta di amputasi hahh" ucap brian memarahi satria.
"amputasi apaan, elemenasi kali ah" ucap alex menimpal.
"Deskriminasi" ucap brian.
"eksekusi" ucap alex menimpalnya.
"dosa apa gue punya temen otaknya ketuker sama ginjal" ucap satria pasrah.
"buru wehhh.." timpalnya lagi. Dan berakhir di restoran ternama mereka sekarang.
"Abis ini mau ngapain lagi nih, mumpung gue masih punya waktu nih" tanya satria.
"yok cari sepatu lahh, liat liat barang gitu" usul alex dan disetujui lainya
kini ke-tiga remaja itu sedang menuju cafe tempat satria bekerja.
"thanks sepatunya yee. Gue traktir balik klo udah jadi milyarder." Ucap satria sebelum turun.
" oke ntar gue kabari klo ada balapan lagi" ucap alex.
Lalu satria masuk dan berganti pakaian kerjanya. Satria menjadi barista diiusianya yang msih dibilang muda, berkat kepiawayanya meracik kopi dan diberkati dengan muka yang tampan dan cute menjdikan cafe ini dipadati dengan mayoritas kaum perempun.
"Tumben awal satria datengnya" ucap dendi rekan pegawai cafe
"hehehe iya bang sekalian tadi abis main" ucapnya.
"yaudah dilanjut deh. Abang mau lanjut juga" ucap dendi.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
SATRIA PANDHEGA SASKARA
Fiksi PenggemarSatria Pandhega Saskara yang berarti Kesatria dengan Kebenaran dan Kemurnianya. mari ikuti kisahnya dan orang orang yang disekelilingnya.