Malam ini, di dalam kamar yang lumayan luas terdapat tiga orang gadis tengah duduk melingkar di atas karpet berbulu. Siapa lagi kalau bukan Septi dan kedua temannya.
Mereka memang akan menginap di rumah Septi karena besok adalah Weekend. Septi pun tidak keberatan, malah ia senang karena bisa menghabiskan waktu bersama kedua sahabatnya ini.
Sekarang mereka sedang bermain Truth or Dare atas saran dari Fatma. Dengan botol bekas minuman yang diletakkan di tengah-tengah, menjadi saksi atas ketegangan mereka.
Botol pun di putar oleh April. Saat botol itu berputar, perlahan botol itu berhenti tepat ke arah Septi. Sontak mereka pun bersorak, pasalnya ini adalah kesempatan yang mereka tunggu.
"Akhirnya lo kena juga Sep" ujar Fatma dengan senyum jahilnya. "Truth or Dare?"
Berdecak, Septi pun menjawab "Dare" jawab Septi seadanya.
"Ini yang kita tunggu-tunggu" sahut April.
Kini April dan Fatma saling bertatapan membuat Septi sedikit was-was. "Wah perasaan gue gak enak!" batin Septi.
"Sekarang lo harus telpon Revan dan bilang ganteng sama dia" ucap April dan Fatma kompak.
"Nah kan apa gue bilang" batin Septi lagi. "Kalian gila yah?, Gak ada yang lain apa?!" Protes Septi.
"Gak ada!, Masih untung kita kasih dare itu, emang lo mau kita ganti dare nya jadi lo harus nembak Revan?. Kalo lo mau sih kita mah gak masalah ya gak Fat?" ujar April sambil tersenyum jahil.
"Yoi Pril. Lagian Revan kan emang ganteng Sep" jawab Fatma.
"Tapi kan__"
"Gak ada tapi tapian. Lo harus Profesional dong Sep jangan jadi Pengecut"
Septi pun mendengus "Yaudah karna gue bukan pengecut, jadi gue lakuin tantangan kalian" jawab Septi pada akhirnya.
Ia pun mengambil ponselnya yang di simpan di atas nakas, lalu mulai mencari kontak yang bernama "cowo nyebelin!" Dengan sedikit ragu, perlahan ia memencet tombol panggilan. Saat panggilan sudah tersambung, kini suara serak menyapa.
"Halo?"
Septi tertegun mendengar suara seseorang di sebrang sana. Suaranya mampu membuat detak jantung Septi kembali berdebar tak karuan.
Septi pun tersadar dari lamunannya, akibat guncangan pelan di lengannya. "Cepetan ngomong elah!" ucap April berbisik.
"Emm.. Van lo g-ganteng deh"
Tut
Setelah mengatakan itu, Septi pun langsung mematikan sambungan telponnya secara sepihak. " Gimana puas kan kalian" ujar Septi kesal.
"Puas dong!" sahut April dan Fatma yang sudah menertawai nya.
"Sumpah gue malu banget"
"Sabar ya ini ujian" balas April dengan nada menyebalkan di telinga Septi.
***
Setelah mendapatkan telpon dari Septi, kini Revan sedang melamun sambil menatap langit-langit kamarnya. Mungkin itu memang menjadi kebiasaannya saat membayangkan wajah cantik Septi dan segala tingkahnya.
Sampai suara notifikasi menyadarkan ia dari lamunannya. Setelah mengecek siapa yang mengirimkan pesan, Revan pun berdecak karena ternyata pesan itu dari grup chat Revan dengan kedua temannya Bagas dan Rangga. "Ck. Ganggu aja nih dua curut" gumamnya kesal.
Kumpulan buaya Tampan🐊😎
Dibuat oleh Serangga bukan Semut
KAMU SEDANG MEMBACA
Revano (On Going)
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Revano Anggara, atau biasa di sapa Revan, seorang Kapten Basket di SMA Bima Sakti. Sangat dingin dan cuek kepada perempuan. Kecuali kepada Ibunya dan Adik perempuannya. Memiliki wajah tampan, nyaris sempurna membuat para per...