Enam

489 62 11
                                    

Vote Sebelum Membaca!

Happy Reading❤️

Siang ini suasana di kantin SMA Bima Sakti begitu ramai. Karena bel istirahat baru berbunyi beberapa menit yang lalu.

"Nih pesanan kalian" ujar Septi sambil meletakkan nampan berisi makanan. Hari ini memang giliran Septi yang memesan makanan mereka.

"Wah Makasih yaa Septi, uhh makin sayang deh" ujar Fatma dengan suara yang di manjakan.

"Dih gue masih normal ya!" Septi bergidik dan mulai memakan makanan nya.

"Kalo lo normal kenapa lo masih jomblo?" sahut April.

Septi pun berdecak. "Heh!, Kalo nanya tuh ngaca dulu. Lo juga jomblo ogeb!"

"Oh iya gue lupa" ujar April cengengesan.

Kantin yang semula riuh pun, kini bertambah riuh saat tiga orang siswa dengan gaya cool nya memasuki kantin. Mereka adalah Revan, Bagas, dan Rangga. Banyak para siswi yang memekik heboh, bahkan tak sedikit juga yang dengan terang-terangan meneriaki nama mereka. Pasalnya mereka memang famous di sekolah ini, selain karena mereka anggota tim basket, mereka juga sering di cap sebagai Most Wanted nya SMA Bima Sakti. Maka tak heran jika banyak para siswi yang ingin sekali dekat dengan mereka.

Namun, sampai saat ini tidak ada yang bisa mendekati mereka. Karena kepribadian mereka yang terlalu dingin kepada perempuan. Terkecuali Rangga. Lihatlah sekarang dia sedang sibuk tebar pesona kepada para siswi, bahkan tak jarang ia juga menggoda adik kelas yang lewat membuat mereka jadi salting.

"Hai Revan" ujar seseorang dengan suara yang di manja manjakan, dia adalah Angel. "Makan bareng gue yuk" lanjutnya.

"Gak" jawab Revan. Dengan tatapan datar. Lalu berlalu begitu saja meninggalkan Angel yang sedang menahan kesal.

Revan berjalan ke arah meja, yang di tempati oleh Septi dan kedua Sahabatnya.

"Eh Sep itu kayaknya Revan sama temen-temennya mau ke meja kita deh" ujar Fatma.

Sementara Septi hanya acuh, sambil memakan makanan nya. Saat merasa ada yang duduk di kursi sebelahnya, Septi pun mendongak hingga...

Uhuk.. uhuk..

Septi tersedak makanan nya sendiri, karena terkejut oleh kehadiran Revan di sampingnya. Sontak Revan pun menyodorkan minumannya ke hadapan Septi. Dan tanpa basa-basi ia pun langsung meminum minuman milik Revan.

"Mangkanya kalo makan jangan buru-buru. Kayak udah gak makan setahun aja lo!" ujar Revan mengomeli.

"Ck. Kok lo nyalahin gue sih, kan elo yang ngagetin gue!" jawab Septi dengan nada kesal.

Lalu sedetik kemudian, ia kembali dibuat terkejut saat merasakan sentuhan di ujung bibirnya.

"Lo kalo makan kayak anak kecil ya" ujar Revan sambil mengusap ujung bibir Septi yang belepotan, dengan tangannya sendiri tanpa rasa jijik.

Sontak banyak sekali seruan dari seisi kantin, saat melihat adegan barusan. Membuat Angel yang melihat pun mengepalkan kedua tangannya. "Ternyata lo mau main-main sama gue ya Septi!" gumamnya lalu pergi meninggalkan kantin.

Sementara Septi, ia masih diam tak berkutik. Mencoba menyembunyikan debaran jantungnya. Tanpa ia sadari, sebenarnya Revan pun tengah berusaha mati-matian mengontrol detak jantungnya.

Beberapa detik mereka bertatapan dengan tangan Revan yang masih setia mengelus sudut bibir Septi. Akhirnya Septi pun tersadar. "Ih apaan si lo, modus!" ujar Septi sambil menghempaskan tangan Revan.

Revano (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang