Happy Reading!
Disini lah mereka berada. Di salah satu pusat perbelanjaan di kota Jakarta. Atau biasa di sebut Mall. Setelah pulang sekolah tadi, mereka berenam langsung pergi ke sana, untuk belanja persiapan perkemahan besok.
Mereka sudah mengganti seragam dengan pakaian biasa. Karena Revan menyuruh mereka untuk membawa baju lain dari rumah. Agar tidak mencemarkan nama baik sekolah. Jika banyak orang yang melihat murid SMA Bima Sakti keluyuran dan masih mengenakan seragam, maka pasti yang jelek adalah nama sekolahnya.
"Ih tas nya bagus banget,"
"Ini terlalu kecil kalo buat kemping,"
"Sepatunya juga lucu anjir,"
Sedari tadi ketiga gadis itu asik sendiri mengomentari apapun yang ada di sana. Ingat, hanya mengomentari saja tanpa membeli.
Ketiga lelaki itu hanya mengikuti kemana pun mereka pergi. Ingin protes, tapi takut kena semprot.
"Ini kita ngapain si anjir, gak ada kerjaan banget" ujar Bagas setengah berbisik tapi masih di dengar oleh Revan dan Rangga.
"Udah ikutin aja dulu, nanti juga mereka capek sendiri" jawab Revan juga berbisik.
Rangga mendengus. "Tapi ini mah gue yang capek!" sahut Rangga yang sedari tadi sibuk tebar pesona kepada siapapun yang lewat.
Revan hanya berdecak. "Ck, udahlah jalanin aja, kan ini juga mau lo, jalan sama ciwi-ciwi" ujar Revan. Sebenarnya ia juga lelah, tapi melihat Septi senang, ia juga menjadi senang.
***
"Duh capek banget anjir" pekik Fatma diangguki mereka semua.
"Iya gue juga capek dari tadi dengerin kalian ngoceh mulu" sahut Rangga.
"Cewek mah gitu ya kalo belanja. Ngoceh mulu tapi di beli mah kagak" ujar Bagas.
"Ya maap, abisnya mulut kita tuh gak bisa diem tau. Pengen memuji semua barang yang kita liat" sahut April diangguki Septi dan Fatma.
"Permisi mau pesan apa?" seorang barista menghampiri dan bertanya ramah.
Sekarang mereka sedang berada di sebuah kafe yang ada di Mall itu.
"Coffeelatte tiga, kalian apa?" tanya Revan kepada ketiga gadis itu.
"Kita Orange juice aja" jawab Septi diangguki Revan.
"Coffeelatte tiga Orange juice tiga" ujar Revan kepada barista tersebut.
"Baik, ditunggu ya pesanannya" sahut barista itu lalu pergi.
"Eh besok pas kemping ada jurit malam gak ya?" tanya Rangga tiba-tiba.
"Emang kenapa Ga?" Septi balik bertanya.
"Gak pa-pa sih, nanya aja" ucap Rangga.
"Halah bilang aja lo takut kan?" sahut Bagas.
Rangga pun menggeleng cepat. "Yakali gue takut" ucapnya dengan nada sombong.
"Halah waktu SMP juga lo takut, sampe ngompol" ujar Revan membuat tawa mereka pecah. Ia jadi ingat kejadian kemping beberapa tahun lalu di SMP nya. Saat melakukan jurit malam, Rangga sangat ketakutan ketika melihat kain putih bergelantungan di atas pohon, sampai ia pipis di celana. Padahal itu hanya kain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revano (On Going)
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Revano Anggara, atau biasa di sapa Revan, seorang Kapten Basket di SMA Bima Sakti. Sangat dingin dan cuek kepada perempuan. Kecuali kepada Ibunya dan Adik perempuannya. Memiliki wajah tampan, nyaris sempurna membuat para per...