Dua belas

389 38 3
                                    

Happy Reading!

______________________

"Jangan sampai cinta membuatmu menjadi orang jahat. Karena jelas itu bukan cinta, itu hanya obsesi semata"

~Revano Anggara
____________________

Brak!!

Suara gebrakan meja begitu memekakkan telinga.

"Maksud lo apa ngunciin adik gue di dalam gudang?!" Suara bariton itu begitu menggelegar membuat seorang gadis yang sedang duduk di sebuah kursi lusuh itu terperanjat.

Saat ini Mahesa, Revan dan Angel sedang berada di dalam sebuah gedung tua tak terpakai. Terlihat dari dinding yang kotor, lantai yang di penuhi debu, serta rumput liar yang tumbuh merambat ke dinding.

Mahesa dan Revan memang sengaja menculik Angel, dan membawanya ke gedung tua ini. Hanya untuk memberinya pelajaran sedikit agar tidak berlaku seenaknya kepada Septi.

"JAWAB SIALAN!!" teriak Mahesa tepat di depan wajah Angel. Lelaki itu sangat marah, terlihat dari tatapan tajam yang sangat menusuk, juga rahang yang mengeras.

Sementara Revan, ia hanya diam dengan wajah datar dan kedua tangan masuk ke dalam saku celananya. Terlihat sangat cool.

Kini Mahesa mencengkeram pipi Angel. Sontak gadis itu mendongak menatap Mahesa dengan wajah kesakitan. "Kenapa lo diem aja hah?!" bentak Mahesa lagi.

"Gue benci sama Adik lo!" akhirnya Angel membuka suara. Membuat Mahesa menaikkan sebelah alisnya.

"Apa yang bikin lo benci sama Adik gue?" tanya Mahesa yang sudah melepaskan cengkeramannya.

"Karena dia deketin Revan. Dan gue gak suka itu" jawab Angel membuat Mahesa tertawa mendengarnya. Lalu ia menoleh ke arah Revan dan tersenyum miring.

"Van giliran lo" ucapnya.

"Aku cinta sama kamu Revan" ucap Angel menatap Revan dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Lo gak cinta sama gue, jangan sampai cinta bikin lo jadi orang jahat Ngel. Jelas itu bukan cinta, itu cuma obsesi semata" lanjutnya membuat Angel bungkam.

"Kenapa lo gak pernah anggap gue Van?, Gue kurang apa hiks" tanya Angel yang mulai terisak. Rasanya sakit sekali, ketika perasaan kita di abaikan begitu saja.

Revan menatap Angel datar. "Angelica Arnovea, gue akui lo itu cantik, nyaris sempurna. Gue hargai perasaan lo, tapi sorry gue gak bisa suka sama lo. Gue harap lo ngerti" jawabnya penuh penekanan.

Angel semakin menangis mendengar jawaban Revan. Tangisan penuh luka. Bagaikan di tusuk ribuan belati, Sakit dan hancur itulah yang di rasakan Angel sekarang.

"Gue harap jangan pernah lo gangguin Septi lagi."

***

"Good morning everybody" sapa Septi lalu duduk di meja makan.Pagi ini ia sudah rapi dengan seragam sekolahnya.

"Sayang, kamu mau sekolah?" tanya Maya yang sedang mengisi piringnya dengan nasi.

"Iya lah Bun, emang mau kemana lagi kalo pake seragam?"

"Memangnya kaki kamu udah sembuh?" kini giliran Wijaya yang bertanya.

Septi pun mengangguk. " Udah kok Yah. Tapi masih agak sakit sih dikit. Tapi gapapa kok Yah beneran"

Revano (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang