Sebelumnya follow dulu Instagram:
@sptiana_22
@Rvno.anggra
@Septiaputri_w
@Mhsaptr_w
@Ftma_ama
@Aprliastfni
@RanggantengtitikAku buat akun Roleplayer, jangan lupa follow yaa<3
Happy Reading!
Hari ini adalah hari keberangkatan Mahesa ke Amerika. Setelah hari kelulusan sekitar seminggu yang lalu, ia meminta Wijaya agar segera mengurus kepindahannya. Walau dengan berat hati, akhirnya Wijaya menuruti permintaan putranya.
Kini Septi dan kedua orangtuanya sedang berada di Bandara. April dan Fatma pun ada di sana, begitu pula Revan dan kedua sahabatnya.
Mohon perhatian! Diharapkan untuk penerbangan menuju Amerika segera bersiap. Karena sepuluh menit lagi pesawat akan lepas landas. Terimakasih.
Suara yang berasal dari bagian informasi pun terdengar. Menandakan sebentar lagi Pesawat yang akan di tumpangi Mahesa segera Take-off.
"Ayah, Bunda, Mahesa pamit ya" ujar Mahesa lalu mencium punggung tangan Wijaya dan Maya.
"Jaga diri kamu baik-baik Bang, semoga sukses!" ucap Wijaya tersenyum sendu, sambil menepuk bahu putra nya, lalu memeluknya erat.
"Jaga diri sayang, Bunda selalu doain kamu" ucap Maya lalu memeluk Mahesa, air matanya tak sanggup lagi ia tahan. Rasanya sangat berat jika harus melepas putra satu-satunya itu.
"Nanti kalo udah sampe kabarin ya Bang!" ujar Septi diangguki Mahesa.
"Jaga diri baik-baik ya disini, jangan nakal, nanti kita ketemu lagi" ujar Mahesa sambil mengacak rambut Septi, lalu menarik gadis itu kedalam pelukannya.
Setelah melepaskan pelukannya dengan Septi. Mahesa berjalan menuju Revan. "Titip Septi, jaga dia baik-baik" ujar Mahesa kepada Revan.
Revan pun mengangguk. "Pasti" jawabnya.
Setelah selesai berpamitan, kini Mahesa berjalan menuju Pesawat dengan menyeret kopernya. Sementara Septi, ia terus memperhatikan Mahesa sampai punggung Mahesa tidak terlihat lagi.
Selamat tinggal Bang, gue selalu doain lo. Semoga sukses. ~Batin Septi.
***
Setelah mengantarkan Mahesa, kini Revan, Bagas, dan Rangga berada di rumah Septi. Tujuannya untuk menghibur Septi agar tidak sedih. Di sana juga ada April dan Fatma tentunya.
"Sep udahlah jangan nangis terus" ujar Fatma ketika melihat sahabatnya terus menangis. Ia mengerti, Septi pasti sangat sedih berpisah dengan Mahesa.
"Iya Sep, lagian kan Abang lo pergi buat belajar" April ikut membujuk, sambil mengusap bahu Septi.
Sementara Revan, Bagas, dan Rangga hanya diam memperhatikan. Tidak tahu harus berbuat apa.
Tiba-tiba sebuah ide muncul di kepala Revan. Membuatnya tersenyum.
"Sep, ikut gue yuk" ajak Revan membuat Septi menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revano (On Going)
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Revano Anggara, atau biasa di sapa Revan, seorang Kapten Basket di SMA Bima Sakti. Sangat dingin dan cuek kepada perempuan. Kecuali kepada Ibunya dan Adik perempuannya. Memiliki wajah tampan, nyaris sempurna membuat para per...