Dua puluh satu

277 26 8
                                    

Sebelumnya jangan lupa follow Instagram:

@sptiana_22
@Rvno.anggra
@Septiaputri_w
@Mhsaptr_w
@Ftma_ama
@Aprliastfni
@Ranggantengtitik
@wattpadkuu

Happy Reading!

Hari ini, pertandingan basket antara SMA Bima Sakti dan SMA Permata akan di laksanakan. Seluruh murid sudah memenuhi tribun untuk menonton pertandingan yang mereka tunggu-tunggu.

Sebenarnya, ini adalah pertandingan persahabatan antara SMA Bima Sakti dan SMA Permata. Yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya.

Memang sejak kedua sekolah ini di dirikan, tidak pernah terjadi percekcokan satu sama lain. Maka dari itu, tali silaturahmi antar sekolah mereka begitu erat.

Terlihat dari kubu sebelah kanan, anggota tim basket SMA Bima Sakti memasuki lapangan. Dengan Revan yang berjalan paling depan sebagai kapten.

Sorakan demi sorakan terdengar begitu riuh memenuhi lapangan. Terutama dari siswi yang terus berteriak bak orang kesetanan.

"Ya Allah Bagas ganteng banget. Bismillah Revan!"

"Ya ampun Revan gantengnya kelewatan,"

"Gak dapet Revan, Rangga juga boleh!"

Kira-kira begitulah teriakan para siswi haus cogan. Membuat Septi yang mendengarnya menjadi kesal sendiri. Berisik banget si tu cabe jalanan! -batin Septi. Lalu fokus kembali ke lapangan.

Suasana semakin riuh ketika dari kubu sebelah kiri, terlihat tim basket SMA Permata memasuki area lapangan. Dengan dipimpin seorang siswa berwajah cukup tampan, yang dikenal bernama Arsen, sebagai kapten basket SMA Permata.

Sorakan kembali terdengar dari tribun yang di dominasi oleh murid-murid SMA Permata.

"Ampun Arsen... Ganteng banget si lo. Nikah aja lah kita!"

"Senyum nya ya Allah manis banget!"

"Arsen nikahin gue cafatt!"

Begitulah teriakan dari siswi SMA Permata. Hingga teriakan dari satu siswi menghentikan mereka. "Woy berisik banget sih. Gatel banget sama cowok orang!" teriak siswi yang sepertinya pacar Arsen, mampu membuat mereka bungkam.

Septi juga ingin berteriak seperti itu kepada orang yang meneriaki Revan. Tapi sadar jika ia bukan siapa-siapa lelaki itu.

Suara peluit terdengar begitu nyaring menandakan pertandingan akan segera dimulai. Terlihat kedua kapten basket itu berjalan ke tengah-tengah lapangan hingga mereka berhadapan. Juga wasit di tengah-tengah mereka.

Beberapa menit kemudian, bola sudah di dilambungkan dan di kuasai oleh tim SMA Permata.

Revan dan teman-temannya terus berusaha untuk mengambil alih bola. Hingga, saat Arsen ingin memasukkan bola ke ring, Bagas berhasil merebut bola dan mengopernya kearah Revan. Tentunya ditangkap dengan baik oleh lelaki itu. Ia memantulkan bola itu di depan kakinya sebatas lutut. Lalu, mengambil ancang-ancang untuk memasukkan bola tersebut ke ring. Hingga, beberapa detik kemudian, Revan berhasil memasukkan bola dari jarak jauh.

Semua penonton bersorak ketika Revan berhasil mencetak poin di menit pertama. Memang kemampuan lelaki itu tidak bisa di ragukan lagi.

Revan tersenyum ketika melihat Septi bertepuk tangan sambil terus meneriaki namanya. Ia jadi lebih semangat jika seperti ini.

Permainan kembali di mulai, terlihat, tim dari SMA Permata tidak mau kalah. Mereka berusaha sekuat tenaga agar bisa mengejar ketertinggalannya. Hingga Arsen berhasil merebut bola, tanpa menunggu lama ia segera memasukan bola dan berhasil masuk ke dalam ring.

Sorakan kembali terdengar dari tribun yang di dominasi oleh siswa-siswi SMA Permata.

Pertandingan masih berlangsung, tentunya dengan skor SMA Bima Sakti yang paling unggul. Hingga di menit terakhir, Rangga berhasil mencetak poin membuat Revan dan Bagas mengacungkan jempolnya yang di balas senyuman kemenangan dari lelaki itu.

Pertandingan berakhir di menangkan oleh SMA Bima Sakti. Semua penonton bersorak ria. Sambil menyanyikan yel-yel yang sengaja mereka buat.

***

Septi dan kedua temannya menghampiri Revan yang sedang duduk bersama Bagas dan Rangga di pinggir lapangan.

"Hai" Septi menyapa saat mereka sudah berada di hadapan ketiga lelaki itu.

"Eh neng Septi, minumannya seger tuh, bagi dong" sahut Rangga.

"Sorry Ga, gue cuma beli satu buat Revan" ujar Septi tidak enak. Membuat Bagas terkekeh.

Lalu Revan menerima minuman yang Septi berikan. "Makasih Sep" ucapnya lalu meminum minuman itu hingga tandas.

"Ini ko rasanya beda ya?"

"Beda gimana?" tanya Septi bingung.

"Lebih enak yang kemarin, padahal minumannya sama" jawab Revan sambil memutar-mutar botol yang ia pegang.

"Ya iya lah kan yang kemarin ada bekas bib aww sakit goblok!" belum sempat Rangga melanjutkan ucapannya, kakinya sudah lebih dulu diinjak oleh Revan. Membuat ia memekik kesakitan.

"Jangan bahas itu lagi, entar Septi marah lagi, susah bujuknya!" peringat Revan kepada Rangga setengah berbisik.

"Iye maap gue lupa" ujar Rangga nyengir.

"Kenapa Ga? Lo tadi mau ngomong apa?" tanya Septi.

"Eh eng-gak tau, gue lupa Sep" jawab Rangga cengengesan.

"Selamat bro lo keren banget mainnya tadi" puji Arsen menepuk bahu Revan. Di sebelahnya, ada seorang gadis cantik yang Revan tahu itu pacar Arsen.

"Thanks bro, lo juga keren" ucapnya balas memuji Arsen. Arsen itu sebenarnya juga sangat jago bermain basket. Tapi, jika di hadapkan dengan Revan, sudah pasti Revan lebih unggul darinya.

Setelah Arsen dan pacarnya pergi, Revan duduk di pinggir lapangan diikuti Septi di sebelahnya.

"Selamat ya, lo tadi keren banget" puji Septi membuat senyum manis terbit di bibir Revan. Entahlah, di puji seperti ini oleh Septi membuat ia jadi senang.

"Iya dong gue kan selalu keren di mana pun, dan kapanpun" ujar Revan dengan pedenya.

"Pede banget lo, nyesel gue muji" ucap Septi kesal.

Revan pun terkekeh. "Lo tau gak, kenapa gue mainnya keren?" tanya Revan membuat Septi mengernyit.

"Kenapa?" tanyanya.

"Karena senyum lo, dan teriakan lo tadi yang manggil-manggil nama gue. Gue jadi semangat deh mainnya" jelas Revan membuat Septi malu. Pasalnya, tadi ia berteriak nama Revan sangat kencang pantas saja Revan dengar.

"Apaan, gue gak teriakin nama lo tuh" sahut Septi mengelak.

"Gak usah ngeles, lo pikir gue gak tau apa, lo kesel kan sama cewek-cewek yang neriakin nama gue makanya lo gak mau kalah sama mereka" ucap Revan tepat sasaran.

Lah, ko Revan tau? Jangan-jangan dia cenayang lagi
-batin Septi.

***

To be continue

Gimana part ini menurut kalian?

Maaf banget kalo gak nyambung. Soalnya aku gak bisa nulis adegan pas main basket, jadi gitu deh wkwk.

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya, vote dan komen kalian itu moodbooster aku banget loh.

See you next chapter!

Revano (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang