Sembilan belas

318 36 7
                                    

Sebelumnya jangan lupa follow Instagram:

@sptiana_22
@Rvno.anggra
@Septiaputri_w
@Mhsaptr_w
@Ftma_ama
@Aprliastfni
@Ranggantengtitik

Happy Reading!

Suasana didalam kelas XII IPS 2 sedang sangat tidak kondusif. Kebanyakan murid perempuan sedang mengobrol, atau bahkan bergosip ria. Sedangkan para lelaki asik bermain kartu, atau bermain game di ponselnya. Memanfaatkan jam kosong di jam pelajaran pertama.

"Eh, lo tau gak, katanya si Angel anak kelas sebelah pindah sekolah loh" ujar seorang siswi kepada teman sebangkunya.

Septi yang mendengarnya seketika ingin mendengar lebih lanjut. Beruntung, kedua gadis itu duduk dibelakangnya. Membuat Septi mendengar semua percakapan mereka.

"Angel yang suka ngebully itu ya?" tanya Siswi yang satunya, bernama Intan.

"Iya, katanya sih dia pindah ke luar kota. Gak tau deh kemana."

Diam-diam Septi bernapas lega mendengarnya. Memang, setelah kejadian di gudang itu, ia tidak pernah melihat Angel lagi. Syukurlah, setidaknya tidak akan ada yang mengganggunya lagi, maybe.

Lalu, setelah dirasa tidak ada lagi percakapan penting dari dua gadis itu. Septi melanjutkan kembali membaca wattpad di ponselnya.

"Bosen banget sih" ujar Fatma yang sedari tadi hanya menggeser geser layar ponselnya.

April pun mengangguk. "Nonton yang lagi latihan basket kuy" ajaknya.

"Emang ada yang latihan jam segini?"

"Ada tau, kan Minggu depan sekolah kita bakal ngadain pertandingan basket sama sekolah sebelah" ujar April menjelaskan.

"Yaudah ayo sekalian cuci mata" ucap Fatma, cengengesan.

"Sep, ayo" ajak April, ketika melihat Septi masih sibuk dengan ponselnya.

"Duluan aja, gue lagi baca wattpad nih, nanggung"

"Ayolah Sep, lo gak mau liat Revan main basket?" pertanyaan Fatma membuat Septi berhenti membaca. Entah kenapa, mendengar nama Revan otaknya langsung merespon begitu saja.

"Yaudah ayo" ucap Septi pada akhirnya.

"Yeu, giliran denger nama Revan aja cepet!" kata April.

"Ck, yaudah gak jadi"

"Eh, gue bercanda ko Sep, ayo cepetan kita liat cogan" akhirnya mereka pun pergi ke lapangan basket.

***

Saat sampai di lapangan basket, ketiga gadis itu memilih duduk di atas tribun. Dari sana, Septi bisa melihat Revan bermain sangat lincah, meskipun hanya latihan, Revan selalu bermain dengan serius. Pantas saja ia di pilih sebagai kapten basket. Ternyata kemampuannya di bidang ini memang sangat kentara.

Terlihat jelas dari cara ia memegang bola, mendribble, hingga memasukkan bola ke dalam ring.

Setiap pergerakan Revan tidak luput dari pandangan Septi. Dalam hati, Septi berdecak kagum. Ternyata, saat sedang serius seperti ini, ketampanannya bertambah berkali-kali lipat.

Hingga, tiga puluh menit berlalu. Latihan basket sudah selesai. Kini semua siswi berbondong-bondong menghampiri Revan. Membawakan berbagai macam minuman untuk lelaki itu.

"Revan ambil minuman punya gue aja"

"Punya gue aja Van, masih baru ko"

"Mending punya gue nih"

Kira-kira begitu lah suara siswi-siswi yang berebut ingin memberikan Revan minum.

"Gak usah, gue udah punya minum sendiri" jawab Revan cuek.

"Mana, kita gak liat lo bawa minum" ujar seorang siswi, diangguki yang lainnya.

Dengan langkah santai, Revan berjalan menghampiri keberadaan Septi dan kedua temannya. Lalu, tanpa aba-aba ia mengambil botol minum yang tinggal setengah dari tangan Septi dan meminumnya hingga habis.

Sontak, perlakuan Revan membuat Septi membulatkan matanya, kaget.

"Mulai sekarang, Septi yang bawain gue minum. Jadi kalian gak perlu repot-repot bawain minum buat gue" ujar Revan, baru kali ini ia berbicara panjang lebar kepada fansnya. Membuat mereka menghela napas, lalu bubar.

"Lo kenapa minum minuman gue sih?" tanya Septi, yang sudah sadar dari keterkejutannya.

"Emang kenapa?" tanya Revan dengan polosnya.

Septi pun berdecak. "Ck, itu kan bekas gue Revan!"

"Gak pa-pa lah, btw minumannya enak, besok lo bawain lagi ya" pinta Revan, sambil memperlihatkan deretan giginya yang rapi.

"Wah, wah, wah, Sep bibir lo udah gak perawan tuh" ucap Rangga yang baru datang bersama Bagas.

"Emangnya kenapa Ga?" tanya April.

"Ck, ck, ck. Kalian sadar gak sih, tadi itu mereka udah ciuman secara gak langsung. Lewat botol minum" ucap Rangga menjelaskan.

"Istilah dari mana tuh? Minum mah minum aja kali" sahut Fatma.

"Gue baca dari wattpad gitu ko, katanya kalo cewek sama cowok minum di botol yang sama, atau gelas yang sama, itu tandanya mereka udah ciuman secara gak langsung" ujar Rangga panjang lebar.

Seketika mereka terbahak membuat Rangga bingung. "Ngapa ketawa?"

"Astaga serangga! Lo baca wattpad?, Gaya-gayaan lo jadi fakboy, eh ternyata demen baca wattpad" ujar Bagas yang masih tertawa.

"Gak lah, gila kali lo!, Gue tuh gak sengaja liat waktu sepupu gue lagi baca wattpad" ujar Rangga.

"Tapi, kalo kata Rangga emang bener gimana?. Bibir gue udah gak perawan dong, kenapa sih lo pake minum minuman gue segala. First kiss gue lo ambil dong! Ihhh Revan!" pekik Septi lalu memukuli tangan Revan membuat si empunya meringis.

"Ampun Sep, gue kan gak tau. Lagian lo percaya aja sama omongan Rangga" ujar Revan berusaha menahan tangan Septi yang ingin memukulnya lagi.

Sementara teman-temannya hanya tertawa menyaksikan, tanpa mau menolong Revan.

Rangga sialan!. ~batin Revan.

***

To be continue

Thanks for 1k Readers, gak nyangka Banget sih bisa nyampe segitu. Walaupun masih banyak silent reader, tapi ya mau gimana lagi. Ada yang baca aja aku udah seneng banget.

Intinya makasih banyak buat yang selalu support aku, sayang kalian banyak-banyak❤️

Mohon maaf kalo masih ada typo. Karena manusia tidak pernah luput dari kesalahan.

See you next chapter!

Revano (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang