21. Sudah Bebas

158 18 0
                                    

Kehidupan kami berubah, Yara menjadi semakin semangat setiap harinya, apalagi ketika dokter bilang masa ovulasi. Untuk berhubungan badan memang kita harus mengikuti masa ovulasi supaya tingkat keberhasilannya tinggi.

Kegiatan olahraga Yara tidak berat berat, jalan kaki, atau mengikuti olahraga di YouTube saja cukup, sedangkan aku melatih pergerakan tangan dan badan bagian atasku untuk mengatifkan detak jantung.

Seperti pagi ini, Yara mendorong kursi rodaku untuk jalan santai selama 30 sampai 60 menit. Diselingi lari kecil selama beberapa menit lalu jalan kembali seperti itu. Karena dianjurkan untuk tidak stress makanya kami lebih memilih jalan pagi agar bisa menikmati suasana pagi juga, apalagi keadaan jalan sepi.

"Hari ini kita makan ayam sama sayur bening aja ya? Hmm bayam kayaknya cocok sama ayam bakar," ucapnya sambil bertanya saranku juga. "Iya, bayam aja jangan lupa buah kita udah habis, minta tolong pak Musti belikan aja ke supermarket depan, sayang."

"Oh iya! Untung kami ingetin, bentar aku sambil chat pak Musti dulu."

Disetiap jalan banyak yang bersiap siap untuk menjual makanan yang bisanya untuk sarapan. Aku jadi teringat dulu, sarapan saja aku harus makan makanan semalam, karena kalau beli beli sayang uangnya, mending untuk tambahin modal. Sampai waktu itu aku merasa ingin sekali baru dibeli.

Bukan pelit terhadap diriku tapi itulah kesusahan yang aku hadapi sehingga harus sadar diri atas pengeluaran. Kalian coba untuk mengerem keborosan kalian selama ini, coba untuk membeli sesuatu yang kamu butuhkan bukan yang kamu inginkan.

"Sayang, mau buah apa?" Aku tersadar. "Jambu biji merah itu aja, sama pisang."

"Kok kita bisa sehati sih? Aku juga mau jambu haha."

"Kan jodoh."

"Bisa aja kamu!" Yara mendorong bahuku pelan karena salah tingkah.

Tak terasa waktu olahraga selesai, sarapan pun lagi disiapkan Yara, aku disuruh mandi duluan agar terlihat fresh.

"Tadi udah minum air 2 gelas belum?"

"Belum sampe dua gelas kayaknya, coba lihat botolnya."

"Belum tuh ayo minum lagi."

Kami pun sarapan dan berangkat kerja, tak lupa bekal makan sehat dibawa agar tidak makanan yang lain.

Sampai dikantor aku tidak melihat Oji dan juga Isabella, dimeja kasir.

"Dimana Oji?" Tanyaku pada karyawanku yang lain.

"Tadi katanya beli sarapan pak," jawabnya.

"Bagaimana bisa belum sarapan sedangkan jam kerja sudah mulai. Isabella juga ikut bersamanya atau tidak masuk?"

"Ikut bersama pak Oji."

Aku mengangguk dan menitipkan pesan kalau mereka datang langsung kembali bekerja.

Beberapa pelanggan aku sapa dan mereka pun menunjukkan senyum mereka. Dulu pembeli yang datang tidak sebanyak ini, kadang ada kalanya aku tidak mendapat uang sepeserpun. Roda kehidupan memang berputar dengan hebatnya, yang kita lakukan hanyalah berjuang melakukan yang terbaik versi kita.

Aku masuk ke ruanganku dan tak sengaja menatap foto yang ku pajang. Dikantorku juga aku pajang foto mama dan mamaes, entah kenapa aku merasa selalu bersemangat kalau menatap wajah mereka.

Kuambil foto tersebut dan mengusapnya karena lumayan berdebu dipinggir bingkai. "Dua mama terhebat."

Ku usap wajah mamaes yang masih terlihat cantik dengan rambut pendek ikalnya, teringat di hari akhirnya mamaes sudah tidak punya rambut sedikit pun. Dulu aku ingin sekali membelikan mamaes rambut palsu tapi tidak pernah terwujud karena kendala biaya. Pasti sekarang mamaes sudah kembali dengan rambut cantiknya.

"Sudah lama ya aku tidak berkunjung ke rumah dua mamaku yang hebat ini, maaf ya, Andi dan Yara sedang memperjuangkan mimpi berharga kita sampai lupa. Doakan semoga aku dan Yara bisa memberikan cucu untuk kedua nenek hebatnya." Aku mencium dan menaruh bingkai itu di meja kerjaku, disamping fotoku dan Yara, kalau nanti ada foto anakku aku juga akan meletakkannya disini. Penanda bahwa semuanya alasan aku kuat dan membuatku selalu kuat.

"Apa kabar dengan tante Friska? Bahkan anaknya juga? Sudah lama tidak mendengar kabarnya."

Besok aku akan mengunjungi mereka? Aku baru ingat mereka sudah bebas.

______________________________________

Enjoy,
H.

SonaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang