30. Gender Reveal

135 20 1
                                    

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu membuat ku kadang tidak menyadarinya kalau kandungan Yara sekarang berusia 21 minggu. Kondisi Yara semakin membaik setiap harinya walaupun mual muntah masih ada tapi tidak separah dulu.

Diusia kandungan Yara yang sudah memasuki trimester kedua kehamilan Yara ingin sekali membuat gender reveal dirumah. Selama kami USG anak kami susah sekali memberitahu jenis kelaminnya. Entah itu posisinya yang kurang tepat atau kakinya yang menghalanginya.

Sampai kemarin kami mulai USG lagi dan kata dokter terlihat jelas, kami minta untuk tidak memberitahu kami saat itu. Dokter menaruhnya di amplop beserta bukti USG didalamnya. Jadilah hari ini kami membuat gender reveal kecil kecilan dirumah.

Yang diundang hanya orang orang yang kami kenal seperti Oji, Isabella, serta mama, Anya dan bibi serta pak Musti. Ada asisten Yara yang ikut hadir karena cukup dekat.

Acara ini dibantu oleh Isabella dan Oji karena hasil amplopnya kami kasih ke mereka.

Dilantai dua sudah dipenuhi balon pink dan biru begitupun hiasan dinding lainnya. Ditengah yang jadi pusat ada kue serta balon besar sekali berwarna sebelah pink dan sebelah lagi biru.

"Woi bro! Selamat udah mau gender reveal aja nih," sapa Oji yang melihatku baru sampai atas.

"Kamu kapan menikah dengan Isabella?" tanyaku usil, sontak Isabella yang sedang memompa balon melihat ke arah kami dan Oji salah tingkah.

"Doain aja, umur dia juga masih muda banget. Katanya tunggu dia 23, tapi kalau nunggu gue udah keburu kepala tiga."

Aku tertawa. "Isabella yang gamau atau kamu yang belum lamar?"

Oji kaget mendengar pertanyaanku, tawa ku lebih kencang lagi setelah mendengar ucapan Isabella, "Bener tuh pak, alasannya doang saya kemudaan."

"Husshhh, sudah sudah. Kamu mau banget ya dilamar?"

Isabella tersipu malu. "Siapa tau diterima kan, usaha dulu lah."

"Tuh, Ji! Gas dong," ucapku memberi semangat.

Oji mendekati ku dan berbisik, "Jangan bocorin, gue udah siapin bulan depan."

Aku mengangguk dan tersenyum.

"Eh! Andi gue bawa hadiah buat lo nih, nanti lo harus liat ya. Gue yakin lo bakal kaget."

***

Acara dimulai. Pemandu acaranya adalah Isabella karena dia yang membuat jalan cerita acara ini.

Aku tidak mematok apakah perempuan atau laki-laki karena tidak terpikir yang penting Yara dan anakku sehat serta selamat. Berbeda dengan Yara yang ingin sekali anak perempuan, selain bisa jadi teman centil Yara, anak perempuan biasanya dekat dengan papanya dan Yara ingin sekali.

Semua orang memakai baju sesuai dengan prediksi mereka. Contohnya mama prediksinya adalah laki laki jadilah mama pakai baju biru. Anya, bibi, pak Musti memakai baju pink. Kecuali Oji dan Isabella memakai baju putih karena netral dan karena mereka yang tahu.Tamu lainnya dominan adalah perempuan.
Aku dengan kemeja biru dan Yara gaun hamil pink.

"Ok, kita sudah sedikit menikmati hidangan juga nih ya kan. Sekarang kita buka sesi tanya jawab dulu. Buat mama nih, kira kira kenapa mama prediksinya laki laki nih?"

"Hati mama bilangnya gitu, nak, terus Yara juga jadi rada malas untuk ke dapur."

Semuanya tertawa mendengar ucapan mama, memang benar sih Yara jarang masak lagi dan lebih senai kalau urusan dapur. 

SonaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang