Hari esok tiba.
"Hey, beneran aku yang jadi umpan?"
"Bacot, diam saja disitu!" perintah Ryoma pada Kai yang terlihat tak bersemangat.
Bagaimana tidak semangat? Dijadikan mangsa yandere oleh teman sendiri. Teman macam apa itu?
Kai berdiri di gerbang masuk taman sedangkan Daichi, Shou, dan Ryoma hanya menunggu di balik tempat bermain anak kecil seperti Ryoma yang berada di belakang perosotan.
Berjam-jam mereka menunggu tapi tak kunjung datang hingga akhirnya Kai mengambil smartphonenya dan menelfon perempuan yandere itu, "Hey, kau ada dimana? Aku sedang ada ditaman sendirian-"
"AKU KESANA!"
Panggilan putus seketika dan semua tampak langsung merinding mendengarnya.
"Hey, Ryoma, orang yang panggil kemarin benar-benar akan datang, bukan?"
"Kayaknya..."
Mendengar kata "Kayaknya" itu membuat semua makin tambah merinding. Tapi Daichi tidak merinding, justru ia bertanya-tanya, "Kita ini bukannya memancing yandere itu, kan? Tapi mengapa Kai menelfonnya? Kesannya seperti kita mengundang dia... hmm..."
Setengah jam kemudian, Kai langsung merasakan hawa kematian yang sangat mencekam.
Ia kemudian menatap ke arah Daichi dan yang lainnya seolah-olah ia berkata dalam hati, "TASUKETE!!!!!"
Dan yang lainnya berbisik-bisik menyuruh Kai untuk jangan melihat ke arah mereka karena jika ketahuan, mereka akan mati juga.
Kemudian, dari ujung jalan yang berada di depan taman, terlihat ada bayangan seseorang yang seperti mengambil ancang-ancang lalu ia langsung melesat cepat berlari menuju Kai.
Kai langsung ketakuan setengah mati melihat perempuan itu berlari melesat cepat menuju ke arahnya, "AAAAAAAH, AKU LUPA KALAU DIA JUARA LARI JARAK JAAAAAUUUUUHH!!!!!!"
Mendengar hal itu, Daichi dan yang lainnya langsung berteriak ketakutan dengan keras yang bisa membuat posisi mereka ketahuan, kecuali Shou yang hanya keringat dingin dengan deras meski wajahnya datar saja.
Dan saat mendekati Kai, perempuan itu melompat dan sebelum ia mencapai Kai, sebuah pedang kayu melayang di udara dan melesat ke arah perempuan yandere itu.
Pedang kayu yang meleset itu langsung mendarat dan menancap di tanah secara vertikal. Ryoma dan Daichi yang melihat pedang itu langsung berinisiatif untuk mengambilnya.
Mereka berdua pun keluar dari tempat persembunyian mereka lalu berlari dengan cepat menuju pedang kayu yang tertancap itu, tetapi keduanya mengambil secara bersamaan.
"Huh?"
"Hah?"
"Hey, biar aku saja!" ucap Ryoma yakin.
"Tidak, tidak, serahkan ini padaku!" Balas Daichi dengan yakin juga.
"Tidak, aku saja, aku yang akan berkorban!"
"Tak perlu, aku sendiri yang akan berkorban!"
"Biar aku saja!" Ryoma mulai menarik pedang kayu itu.
"Tidak apa, aku saja!" Balas Daichi menarik pedang itu juga.
"Tidak, aku saja!"
"Tidak, aku!
"Aku!"
"Aku!"
"Aku!"
"Aku!"
"Aku!"
"Aku!"
Daichi dan Ryoma yang saling berebut pedang itu tak menyadari bahwa perempuan yandere itu ternyata sudah berada di samping mereka berdua.
"Bagaimana jika kalian berdua saja? Kalian tadi kan yang melempar pedang itu ke arahku?" ucap perempuan yandere itu dengan senyumannya yang menggoda sekaligus menyeramkam.
"Daichi... kau saja deh kalau begitu, hehe."
"Kau saja Ryoma, aku tidak perlu."
"Kau aja!"
"Kau aja!"
"Kau aja!"
"Kau aja!"
"Kau!"
"Kau!"
Mereka pun melanjutkan pertengkaran mereka lagi... astaga, ya sudah biarkan saja mereka dulu. Ok?
Tidak lama kemudian, datang seorang perempuan lainnya yang mulai menyerang memakai sebuah pedang kayu.
Perempuan Yandere itu oun menghindar dengan cepat, tetapi serangan lainnya datang dengan cepat. Meski begitu ia bisa menghindar lagi dengan refleks yang cepat.
Kemudian dari arah belakang, sebuah pukulan melayang ke arah perempuan yandere itu dan mengenai tubuhnya sedikit meski tak terlalu berdampak.
Seketika itu, Daichi dan Ryoma berhenti merebutkan pedang itu dan melihat kedatangan dua orang perempuan lainnya.
Mereka berdua adalah Ouka dengan katana kayu miliknya dan Hanazaki seorang perempuan yankee yang ia bayar dengan 500 yen.
Daichi terdiam memandangi kedua perempuan yang ia kenal, sementara Ryoma yang di dalam hatinya sangat bahagia bisa bertemu dengan perempuan mantan yankee itu.
Ada alasan mengapa ia bahagia. Mungkin sang author ini akan menceritakannya nanti, entah kapan. Ok, lanjut.
"Kalian baik-baik saja, Daichi? Ryoma?"
Daichi dan Ryoma yang terdiam hanya bisa mengangguk menanggapi pertanyaan itu.
"Hey kau, perempuan yang disana, katanya kau itu yandere, bukan? Kalau begitu aku akan menghentikanmu sebelum ada pertumpahan darah," ucap Ouka mengambil kuda-kuda menyerang.
Hanazaki hanya menyiapkan perban yang kemudian ia gulung di tangannya dan setelah itu mengeluarkan ancang-ancang menyerang.
Setelah itu....
Bersambung!
Tambahan: kalau tidak salah saya selaku author pernah memberitahu di cerita sebelumnya tentang Ryoma yang entah kenapa seperti mempunyai perasaan terhadap Hanazaki meskipun saya selaku oembuat cerita ini tidak mengingat di chapter yang mana. Jadi kalian mau kubuatkan chapter tentang alasan Ryoma selalu mengagumi(?) Hanazaki?
Lagi, jika kalian melihat nama Ryoma yang awalnya saya ketik Ryouma, sepertinya akan saya ubah menjadi Ryoma saja. Mengapa? Karena saya selalu lupa untuk menambahkan huruf "u" itu jadi ya.....
Ehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inilah Kehidupan Romcom Random Kami
Teen FictionKupikir hari libur sekolah yang panjang ini akan kualami seperti biasanya dengan rutinitas rumahan seperti menonton Anime... Tetapi justru berubah karena Wi-Fi. Ceritanya original saya, nggak copas sama sekali.